06| Candidate

171 27 0
                                    

"Jaemin!"

Shuhua dan Renjun refleks saling bertukar pandang setelah tanpa sengaja memanggil nama Jaemin secara bersamaan. Shuhua menyadari lebih dulu, meringis dan cekatan membuang muka. Renjun hanya menggeleng kecil, tak senang pada reaksi Shuhua. Ringisan artinya benci atau jijik, lalu apa salah Renjun sampai harus menerima ekspresi semacam itu? Bukan salahnya mereka memiliki tujuan yang sama ingin menuntut penjelasan pada Jaemin sehingga kekompakan mereka memanggil nama Jaemin tidak bisa terhindarkan.

Sementara Jaemin yang dipanggil oleh keduanya hanya cengengesan sembari berjalan santai kembali ke bangkunya yang berada di samping Shuhua. Ia sudah menduga akan mendapat reaksi demikian dari teman-temannya setelah ia membuat keputusan yang tidak diduga oleh siapapun. Bukan hanya Renjun dan Shuhua, beberapa temannya yang lain juga sepertinya tak sabar ingin berbicara dan menuntut penjelasan padanya. Beruntung bagi Shuhua karena Jaemin duduk di sampingnya sehingga ia mendapatkan hak istimewa berkesempatan sebagai orang pertama yang bertanya dan mendapatkan penjelasan dari Jaemin tanpa perlu berlomba-lomba dengan yang lainnya setelah LDKS hari ini dibubarkan.

Shuhua harus segera menagih penjelasan pada Jaemin lantaran ia memperkirakan tak akan lama lagi LDKS hari ini akan berakhir. Waktu telah menunjukan pukul dua lewat empat puluh lima menit dan paling terlambat mereka akan dipulangkan jam setengah empat sore. Sisa agenda hari ini mungkin akan diisi dengan pembahasan mengenai penentuan ketua MPK dan pemilihan ketua OSIS yang akan datang, lalu dilanjutkan dengan penyampaian kesan pesan dan penutupan dari panitia LDKS beserta segenap anggota OSIS dan MPK dari periode sebelumnya sebagai tanda benar-benar berakhirnya kegiatan LDKS mereka yang telah berjalan selama tiga hari tersebut.

Lelah sekaligus melegakan bagi para peserta LDKS lantaran setelah tiga hari melewati kegiatan yang cenderung monoton dan membosankan selama LDKS berlangsung akhirnya mereka tiba di penghujung acara, hari ini adalah hari terakhir diadakannya LDKS. Hari terakhir yang juga diisi dengan salah satu agenda utama yang ditunggu-tunggu oleh para peserta LDKS, yakni penentuan siapa saja kandidat calon ketua OSIS beserta wakilnya yang akan maju ke pemilihan mendatang. Walaupun isu mengenai beberapa nama yang akan maju sudah terdengar simpang siur sejak pendaftaran OSIS dibuka, tetap saja tak ada yang pasti. Seseorang yang awalnya diketahui berambisi dengan posisi ketua OSIS bisa berubah pikiran kapan saja dan orang lain yang sebelumnya tak dipernah diperhitungkan tiba-tiba maju ke pemilihan tanpa terduga.

Menetapkan jajaran pasangan calon ketua OSIS dan wakilnya yang akan maju ke pencalonan ternyata tak semudah kelihatannya, ada banyak pertimbangan dan diskusi yang membuat prosesnya menjadi alot dan membutuhkan waktu yang tak singkat. Setelah jam istirahat dan makan siang, tepat jam satu siang para peserta dikumpulkan kembali ke aula dan panitia memulai agenda utama dengan cukup sederhana yaitu mempersilakan siapa saja yang bersedia suka rela mencalonkan diri untuk maju ke depan ruangan. Seiring berjalannya waktu yang berlalu tanpa terasa, banyak perubahan dan pengaturan ulang yang sukses menaikan tensi ruangan serta menghadirkan keseruan untuk disimak. Sangat membutuhkan kesabaran ekstra bagi panitia untuk mencarikan jalan tengah dan menangani ego masing-masing calon. Belum lagi sorak sorai tak jelas yang berasal dari peserta LDKS lainnya selalu menyela di setiap ada kesempatan untuk semakin memperkeruh suasana, bagi mereka semakin ribut maka akan semakin seru.

Dari enam nama kandidat yang sampai ke tahap akhir menghasilkan satu wanita di antara lima pria dan satu siswa kelas sepuluh di antara lima murid kelas sebelas lainnya. Karina dari kelas 11 IPA 4 adalah satu-satunya wanita yang bertahan di antara ego para pria yang ingin menjadi nomor satu, lalu ada Sungchan yang berasal dari kelas 10-2 nekat menumbalkan diri untuk memenuhi peraturan sekolah mereka yang mewajibkan setidaknya satu dari peserta yang maju ke pencalonan OSIS harus berasal dari murid kelas sepuluh. Sampai sekarang alasan dan asas kepentingan dari peraturan tersebut masih dipertanyakan oleh banyak siswa, walaupun juga tak pernah ada gerakan yang meminta pertimbangan dewan sekolah untuk menghapuskan peraturan aneh tersebut.

NIGGLE ❝RENJUN SHUHUA❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang