1. Goodbye, Hello!

1K 120 8
                                    

[CHAPTER 1 - GOODBYE, HELLO!]

"Love is so painful
Goodbyes are even more painful"
Love Is Not Over - [BTS]

====================
==========

Pria itu, yang duduk di sebuah kursi dengan meja panjang penuh alkohol; kehilangan sebagian kewarasannya. Memasukkan begitu banyak cairan memabukkan ke dalam tubuhnya diiringi dengan entakkan musik keras, gemerlap lampu disko yang mungkin membuatnya ikut menari. Namun, dirinya tidak. Ia hanya membiarkan pikiran serta hatinya kembali remuk setelah apa yang terjadi pada dirinya sore tadi; ketika ia mendapat pengumuman mutasi untuk pekerjaannya karena suatu hal.

Ia pikir hari itu adalah kebahagiaannya, mengira kalau sosok kesayangannya akan menelepon untuk memberinya ucapan selamat sekaligus kencan berdua sebagai bentuk perayaan, nyatanya tidak.

Kekasihnya (yang kini tidak lagi begitu) malah memberitahunya sesuatu yang lantas membuat hatinya berubah menjadi serpihan rapuh, jatuh berkeping.

Hubungannya berakhir, kebersamaan mereka tidak lagi menjadi sesuatu yang spesial. Hanya ada permintaan maaf di ujung telepon diikuti dengan sambungan yang terputus. Senyum yang dirinya ukir beberapa saat lalu pudar, sirna bersama hatinya yang redup.

Katanya, cinta datang karena terbiasa, hanya omong kosong. Bahkan setelah dua tahun, sosok itu masih tidak bisa menerima cintanya. Sepatutnya, ia sadar diri, seharusnya ia tahu kalau wajah yang selalu ditampilkan pujaan hatinya dulu bukanlah gambaran kebahagiaan; merupakan keterpaksaan karena rasa iba pada perasaan yang telah ia berikan padanya. Kini, pujaan hatinya menyerah. Iya, Jeon Jungkook adalah Alpha yang menyedihkan.

Mungkin saat ini mantan kekasihnya tengah bermadu kasih dengan sosok impiannya, sedangkan ia terpuruk untuk menambal lubang di hatinya.

Ayahnya pernah bilang bahwa Alpha tidak boleh cengeng, terlepas dari apa pun gender pertamanya. Ia sebisa mungkin menuruti perkataan itu. Tetapi, untuk detik ini Jungkook ingin lupa bahwa ia seorang Alpha; sosok yang seharusnya bersifat dominan dengan jiwa otoriter khas seorang pemimpin. Untuk sesaat Jungkook hanya ingin mengeluarkan keluh kesahnya, membiarkan sedikit bulir air mata membasahi wajahnya yang memerah. Karena, Jungkook bukan pria gila yang akan mengamuk dan menghancurkan apa yang ada di sekitarnya hanya karena masalah semacam ini.

Mungkin belum.

Disela-sela kewarasannya, Jungkook dapat merasakan kehadiran seseorang; dari aroma manis yang dikeluarkan, sosok itu adalah Omega. Pahanya yang terbalut celana Jeans ketat tiba-tiba terasa berat, ada beban lain yang menimpanya dengan tangan yang merayap menyusuri setiap guratan otot yang terbentuk di perutnya, semakin naik menuju dada kemudian berhenti di leher. Jungkook menatap orang yang melakukan itu pada tubuhnya, pandangannya sedikit kabur; tetapi ia masih bisa melihatnya.

"Kenapa kau menangis, Alpha?" suara berat mengalun di telinganya bersamaan dengan belaian halus di pipinya, mengaktifkan sesuatu dalam dirinya (seharusnya pria dalam pengaruh alkohol tidak akan mudah terangsang), "Aku bisa menghiburmu dengan imbalan beberapa lembar Won saja," sosok itu menyeringai.

Jungkook mengerang kesal, tanpa pikir panjang menarik lengan kurus Omega yang menggodanya ke tempat lain di luar bar dengan kasar. Sementara Omega itu hanya terkikik geli, tahu bahwa malam ini ia akan mendapat uang tambahan.

==========

Tetesan air dari sebuah ruang kecil tertutup, terus jatuh menciptakan riak kecil menggenang. Bukan hujan, senada walau berbeda. Kucuran yang begitu tenang, menelusuri mulai dari pangkal rambut hingga seluruh kulit lembut kecokelatan yang selalu menjadi bintang. Beberapa dari mereka mungkin akan mengenalnya sebagai kata benda yang begitu kotor yang sialnya dibalut sejuta keindahan. Setidaknya, begitulah yang mereka tahu saat melihat sosoknya di bawah naungan lampu klub malam dalam enam bulan terakhir. Hanya itu.

Forever Night || KOOKVWhere stories live. Discover now