35 - Song

777 66 0
                                    

Drrrttt drrrtttt

"Halo? Eoh, Yuri-ah. Aku baru sampai di bandara, iya kau datang saja ke agensi. Aku dan yang lain hanya membereskan barang-barang yang masih tersisa. Iya, akan aku tunggu."

Seorang gadis cantik bermata hazel tadi menyimpan cepat ponsel genggam yang sempat ia gunakan sembari memusatkan seluruh pandangannya ke penjuru bandara untuk mencari-cari keberadaan sahabatnya, Hyejin, yang sempat pergi sebentar.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi gadis bernama Evelyn itu untuk menemukan di mana keberadaan sosok Hyejin, karena saat ini suara keras yang menggema dari balik kerumunan orang-orang menjadi pertanda akan kedatangannya yang tentu saja hanya akan di balas dengusan malas oleh Evelyn.

"Kita tidak ketinggalan, kan?" Tanya Hyejin pertama kali untuk memecah suara. Sebenarnya kepergian Hyejin tadi hanya untuk mencari toilet, karena ada urusan mendadak yang harus ia selesaikan.

"Padahal di pesawat ada toilet, kenapa kau lebih suka menunggu hingga sampai ke bandara?" Kata Evelyn tidak habis pikir akan tingkah sahabatnya yang lebih suka mengenakan toilet di bandara daripada di pesawat. Padahal waktu jam landing masih tersisa satu jam, tapi Hyejin malah lebih memilih untuk menahan urusannya.

"Aku hanya merasa tidak nyaman, benar-benar menyeramkan untuk memasuki toilet pesawat."

"Apanya yang menyeramkan?"

"Yah aku hanya takut saja ketika buang air kecil, malah bisa jatuh sampai ke bawah." Kata Hyejin sambil sibuk merapikan diri yang hanya di balas tatapan aneh Evelyn, dan sepersekian detik kemudian ia beralih mulai mengajak Evelyn pergi karena merasakan waktu yang ia buang semakin banyak hanya untuk berdiam di dalam bandara. "Yasudah, ayo kita ke depan." Ajak balik Hyejin yang langsung di angguki oleh Evelyn tanpa lama.

Setelahnya, kedua sejoli itu mulai berlari kecil, melewati pintu keluar bandara yang langsung di suguhi pemandangan para rekan kerja mereka berdua yang tengah bersiap-siap untuk memasuki Van putih.

***

Membutuhkan waktu yang tidak sebentar bagi Van putih yang tengah di tumpangi oleh para coordi untuk sampai di agensi kembali. Karena memang, jarak dari bandara ke agensi lumayan jauh. Di sepanjang perjalanan, para coordi pun kebanyakan memilih tidur, walau waktu yang mereka rasakan di alam mimpi terasa sangat singkat karena setelahnya, suara Gyull yang tengah membuka suara membuat mereka semua seketika terbangun.

"Ayo, sudah sampai. Kita bereskan peralatan dulu, baru kalian lanjut tidur di rumah." Kata Gyull yang tengah duduk paling depan. Ia mencondongkan kepalanya ke belakang, untuk berusaha memerintahkan anggota timnya agar segera melaksanakan tugas sebelum pulang.

Tanpa banyak kata, satu-persatu coordi mulai turun dari Van, yang setelahnya mereka reflek meregangkan badan sebagai obat kecil untuk rasa lelah mereka saat ini.

Hal itu juga berlaku pada Hyejin dan Evelyn yang juga melakukan hal sama, mencoba meregangkan badan untuk menetralisir rasa letih yang mereka rasakan.

Koper demi koper mulai di turunkan, bermacam-macam ukuran tas juga mulai di ambil alih oleh para coordi untuk kemudian mereka bawa menuju ke dalam agensi. Ruangan penyimpanan pun menjadi tujuan untuk para coordi kembali menata kostum dan peralatan lain, hingga semuanya tertata dan nampak baik seperti sebelumnya.

Selesai melaksanakan tugas, para coordi juga mulai bersiap untuk pulang.

"Kau pulang sendirian?" Tanya Evelyn pada Hyejin. Hyejin yang awalnya tengah sibuk mengotak-atik ponsel menjadi menoleh kemudian mendongak ke arahnya. "Tidak, aku di jemput eonni-ku. Kau sendiri?"

"Ah, aku juga di jemput sahabatku."

"Benarkah?" Ulang Hyejin.

"Eoh, memangnya kenapa?" Tanya balik Evelyn dengan ekspresi bingung.

My First and Last (Revisi)Where stories live. Discover now