PROLOG

281 25 12
                                    

Andro meringis dengan ekspresi cemas kala menyaksikan kerumunan yang mulai tidak kondusif.

Saking mengkhawatirkannya Andro sampai tidak bisa lagi membedakan mana botol air mineral atau batu bata yang tengah melayang saking tidak terhitung jumlahnya.

Di tengah kerumunan yang mulai ricuh dengan berbagai seruan untuk menyerang satu sama lain, tatapan Andro hanya terfokus mencari satu sosok itu.

Sosok yang membuat tubuhnya merasakan sensasi disetrum oleh alat kejut jantung dengan keadaan sadar seutuhnya.

Sosok itu berwujud seorang cewek dengan perawakan mungil layaknya anak SMA pada umumnya. Memiliki wajah kecil hingga dagunya muat dalam satu kepalan tangannya.

Sosok itu berambut pendek sedagu. Terakhir Andro lihat mengenakan hoodie putih kebesaran miliknya. Kaki kanannya sepertinya keseleo karena tadi tidak sengaja Andro cekal.

Seharusnya mudah kan mencari sosok itu di tengah tawuran kedua geng?

Tapi sialnya sosok itu seperti tuyul yang selain lincah juga mudah menghilang dalam sekali kerjapan mata!

Entah sudah berapa kali Andro menghindari tonjokan serta tendangan nyasar para anggota kedua geng yang tengah bersiteru.

Andro tidak mau repot-repot membuang energinya untuk pertempuran yang bukan menjadi urusannya.

Hingga tiba-tiba tatapan cowok itu tertambat pada satu sosok yang tengah melipir di dekat trotoar.

Sosok itu sedang menunjuk-nunjuk seperti sedang memberi komando pada segerombolan cowok dengan seragam SMA Xavier, yang merupakan anggota salah satu geng.

Andro sampai mengucek kelopak matanya berkali-kali. Menampar pipinya juga. Terakhir, merelakan saja hidungnya menjadi samsak gratis pada salah satu cowok berseragam SMA Jayabakti.

Tak urung, setetes darah segar mengalir langsung. Diikuti rasa sakit yang mengiringi.

Kalau terasa sakit, Andro jelas nggak lagi mimpi. Apa lagi mimpi basah karena menyaksikan Laluna Haksa Narapati yang nampak mempesona sekaligus keren di saat bersamaan.

Bagaimana bisa cewek yang kelihatan rapuh dan sering mengantuk di kelas malah kelihatan seperti Dewi Artemis sekarang?

Nah kalau Dewi Artemis kan membawa busur dan anak panah, sementara Laluna membawa parang dan rantai di bahunya.

Kemungkinannya sih ada tiga nih. Yang pertama, Laluna punya kembaran. Yang kedua, Laluna memiliki dua kepribadian yang bertolak belakang. Atau yang ketiga, Laluna yang Andro lihat detik ini adalah sisi asli cewek itu sebenarnya yang selama ini sengaja dirahasiakannya.

Sumpah, Andro makin tertarik mencari tahu lebih banyak mengenai cewek ini, seperti esai biologi yang tengah dikerjakannya bersama Laluna.

Berkat esai biologi tersebut Andro dan Laluna sering menghabiskan waktu bersama di sekolah untuk menyelesaikannya.

Yang kini malah menuntun Andro dan Laluna pada sebuah jembatan penghubung yang lain.


***

Jejak Penulis :

Hai semua, salam kenal^^

Setelah sekian lama (kayaknya sih nyaris enam tahun) aku bergelut dengan sisi insekyurku, pada akhirnya aku memberanikan diri untuk mengupload spin off dari Zero Class universe ini ke dunia oranye.

Kenapa bisa lama banget sampai enam tahun kemudian? Karena aku terlalu sayang sama Andromeda Gerardus. Sampai ceritanya aku rombak lima kali saking aku cintanya sama Kang Martabak ini. Namun... berkat dukungan para sahabat penulisku, aku bisa berdamai sama diri sendiri dan upload cerita di lapak ini.

Rencananya sih, aku bakal upload setiap Jumat dan Sabtu (waktu pastinya nggak bisa aku tulis, yang jelas sih di atas pukul 18.00 ya). 

Mohon dukungannya ya teman-teman pembaca buat mampir di lapak ini dan kasih cinta sebanyak-banyaknya lewat; komen, like, dan langganan cerita ini. Siapa tahu berkat cinta kalian yang besar, cerita ini bisa kalian peluk suatu hari dalam bentuk buku.

Oh ya, kalau kalian mau menyapaku di jalur lain bisa mampir ke IG-ku @priciltasia ya^^

with lots of love,

Priciltasia

Luka Cita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang