TIGA - Laluna, si "Nona Pembunuh" yang Bosan Hidup

45 7 5
                                    

Tidak ada lagi tatapan bersahabat setelah Laluna diberi julukan "Nona Pembunuh" oleh seluruh murid SMA Batavia.

Pasalnya, Laluna tak hanya membunuh impian Sonya, namun melenyapkan sahabat yang amat disayanginya, Milly Maraya selamanya dari hadapan semua orang.

Milly tidak akan pernah mengikuti ujian nasional, tidak akan pernah datang ke pesta prom dengan gaun rancangannya bersama cowok impian, tidak akan pernah menjadi mahasiswi paling stylish di kampus incarannya. Karena kini.... Milly telah tiada.

Baru sekitar tiga bulan berlalu sejak kepergian Milly. Kejadian itu terjadi begitu tiba-tiba hingga semua orang tidak menduga-duga. Kejadian itu juga melibatkan Laluna. Seakan kematian Milly dan cidera Sonya tak cukup melukai hatinya, Laluna malah dianggap pembunuh oleh seluruh orang yang dikenalnya.

Setelah Laluna selamat dari kecelakaan nahas itu, orang-orang malah menganggap sebagai tipu daya.

Kenapa hanya Laluna yang masih selamat? Apa karena mobil yang dikendarainya kehilangan kendali hingga menabrak tepi jurang dan menyebabkan Milly tersangkut di bangku sebelah kemudi sebelum sempat menyelamatkan diri?

Tradegi itu berbuah kesedihan dan duka mendalam lantaran Milly adalah sosok yang sangat dicintai baik di sekolah, maupun di rumah. Sonya dan Milly adalah sahabat merangkap kakak terbaik yang dimilikinya seumur hidup. Milly bergabung bersama mereka saat kelas 7 dan sejak saat itu, mereka bertiga tak pernah terpisahkan. Tentu saja trio itu tak lepas dari kecaman orang-orang. Sebagian berspekulasi bahwa Laluna tak pantas bergabung di sana karena statusnya hanya sebagai anak adopsi keluarga Sonya. Akan masuk akal jika Laluna berperan menjadi pesuruh dalam lingkaran persahabatan itu.

Berbagai spekulasi terus berkembang dalam pikiran orang-orang. Hingga akhirnya ketika Milly meninggal, mereka melemparkan tatapan menuduh pada Laluna.

Semenjak saat itu, Laluna memutuskan koneksi dengan siapapun. Bahkan dengan rumus-rumus favoritnya yang dulu membuat Laluna menggebu-gebu masuk sekolah.

Bagi Laluna, hidupnya sekarang tak lebih dari seonggok keegoisan. Hingga ia sering menghukum dirinya sendiri untuk tak lagi menyeret siapapun dalam kesialan dan mimpi buruk seperti kedua orang favoritnya, Sonya dan Milly

Tapi sepertinya, kesendirian juga kesepian hanyalah sahabat terbaik yang pernah dimilikinya. Tidak pernah menghakimi maupun mengkhianatinya.

***

"Kenapa sih nggak ngasih tahu orang-orang mengenai fakta sebenarnya?" sungut Angkasa alias Kasa dengan kesal lalu menyemburkan asap Vape-nya secara sengaja di hadapan Laluna.

"Fakta apaan sih?!" balas Laluna kesal karena begitu kakinya menjejak di basecamp, Angkasa sudah menyemburnya dengan sinis.

"Kalau lo pacaran sama gue!" sergah Angkasa kesal.

"Wah, jadi bos kita beneran cinlok nih?" seru Dino, salah satu anggota geng Pembela Keadilan alias PK yang dicetuskan oleh Laluna dan Angkasa sejak tujuh bulan lalu.

"Nggak ada harapan dong gue." Ian, si jangkung menyambar cepat.

Lima anggota PK yang lain langsung menyambar celetukan asal Angkasa barusan. Sehingga tujuan mereka untuk rapat strategi penyerangan, terlupakan begitu saja. Laluna hanya mengesah sebal atas kelakuan sahabatnya, Angkasa yang menjadi pemantik kericuhan sore ini.

Padahal Laluna sudah bergegas sampai di basecamp tepat waktu. Menembus hujan deras beserta angin yang kencang. Begitu sampai, dia malah diserang.

"Kita fokus rapat strategi dulu baru ngomongin perasaan gimana?" Laluna berseru dengan keras menggunakan toa sambil berdiri di meja kayu.

Luka Cita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang