34

3.5K 277 16
                                    

Maaf, utuk beberapa hari kebelakangan kemarin aku gak bisa update,di karenakan hp aku rusak dan tidak bisa di gunakan sama sekali. Dan harus di ganti. Dan satu lagi, semua data di hp yang rusak itu hilang dan itu membuat aku harus mengetik ulang...

Jadi sekarang selamat membaca ya....

“ sayang... “

“Dengar ini tidak seperti yang terlihat. Aku... Aku “ Luan meraih tangan Sevre mencegahnya untuk tidak pergi

“  apa lagi LUNA!  Mau alasan apa lagi kamu? Semua sekarang sudah jelas dan aku rasa tidak akan ada yang perlu kita bicarakan lagi...” tanya Sevre dengan nada rendah sembari melepaskan cekalan tangan Luna  dengan kasar.
Luna tertegun dengan sikap kasar Sevre, membuat Luna memandang wajah Sevre dengan tatapan tidak percaya melihat tindakan Sevre.

“ asal kamu tahu saja Luna, sekarang aku merasa seperti orang yang benar-benar bodoh” ucapnya dengan nada marah sambil menujukan ke arah Luna

“ Sayang...  Tunggu...  Aku bisa jelaskan... “

"Aku .. mohon dengarkan penjelasan aku sekali saja” ujarnya sambil mengiba sambil mencoba kembali meraih tangan Sevre. Sayangnya sebelum Luna bahkan bisa meraih tangan Sevre, Sevre dengan cepat mundur dua langkah. Membuat Luna kecewa.

“Cukup Luna! Cukup!! Tidak perlu ada penjelasan lagi, aku rasa cukup bagiku melihat kebohonganmu yang ini....”

“ tolong dengarkan aku sekali.....”

“ aku tidak mau dengar penjelasan apa pun, atau alasan dan Kebohonganmu yang lain yang akan kamu katakan untuk saat ini”
Setelah itu, Sevre benar-benar meninggalkan Luna sendirian di parkiran. Sedangkan Luna hanya bisa terdiam melihat Sevre yang pergi dalam keadaan marah.

“Selandainya kamu tahu alasan dari semua ini adalah karena aku terlalu mencintaimu, rasanya aku tidak akan bisa hidup tanpa kamu. Aku sangat mencintaimu.... “ tutur Luna dalam hati sembari memandangi mobil Sevre yang sudah tak terlihat

...
Selama dalam perjalanan pulang Sevre benar-benar diam dan tidak bicara apa pun sejak masuk mobil dan sampai ke rumah Sevre benar-benar tidak banyak bicara. Bahkan mengabaikan Nandini yang mengadu padanya.
Sesampainya di ruang kerja. Sevre langsung menutup pintu seolah tidak ingin di ganggu oleh siapa pun untuk saat ini.

“kenapa? Semuanya harus seperti ini! Saat aku mulai mau mencoba untuk percaya dan belajar mencintamu ,kamu justru buat rasa percaya itu hancur dengan semua kebohongan ini...”

“ apa ini yang di namakan karma?”

“Lia, kenapa semua ini harus terjadi, dulu aku harus kehilangan kamu, lalu sekarang aku harus melihat keluarga ini hancur di depan mataku...” gumamnya

***
Ke esokkan paginya Sevre masih tidak keluar dari ruang kerjanya , sedangkan Luna yang malam itu di tinggalkan oleh Sevre di parkiran apartemen kembali satu jam setelah Sevre tiba. Saat Luna kembali keadaannya terlihat tidak jauh lebih baik dari saat Sevre kembali.

Di mana saat Luna kembali, wajahnya terlihat sembab bahkan air mata terus mengalir dari kelopak matanya, bahkan dari semalam Luna menunggu Sevre di depan ruang kerjanya selama semalaman. Dan tentu saja hal ini menjadi perhatian para pelayan yang bekerja.


Entah apa yang mereka pikirkan tentang semua ini. Tapi satu hal yang mereka yakini jika kali ini pasti ada hal yang sangat amat fatal yang sudah terjadi sampai membuat tuan muda mereka benar-benar marah dan tidak mau keluar dari ruang kerjanya.

***
“Kalian yakin ini tidak berlebihan?”

“ Ia kakak , cantik. “ puji Julian

“Mommy mau pakai apa pun tatap saja cantik” tutur Raja

“tapi tatap saja....”

“ yakinlah pada kami, kali ini kakak terlihat cantik. Bahkan jauh lebih cantik dari biasanya, yang kakak butuh kan saat ini hannyalah tenang dan jangan gugup”

“ bagaimana aku tidak merasa gugup Julian. Ini adalah pertama kalinya aku akan pergi ke acara pesta keluarga Achazia, di sana juga pasti akan ada kerabat dan juga orang-orang yang datang dari kalangan atas dan yang orang penting di sana akan ada kedua orang tua Achazia” tuturnya “ kamu juga tahukan terakhir kali kita bertemu dengan ibunya, dia benar-benar terlihat sangat tidak suka dengan kita. Lalu apa yang akan terjadi jika dia tahu aku datang bersama putranya??” jelas Vannya ketika mengingat awal pertemuan mereka yang bisa di katakan tidak baik.

“kamu tenang saja, aku bisa menjamin tidak akan ada orang yang akan berani melakukan hal yang akan membuatmu merasa tidak nyaman ketika di sana. Itu janjiku” sosok Achazia yang muncul dari balik pintu dengan setelan jas putih, Yang menandakan jika dia juga sudah siap untuk pergi.


“ Jadi apakah kita bisa pergi sekarang? Takutnya semakin lama kita di sini hari akan jadi semakin siang saat kita tiba nanti” kata Achazia sambil mengulurkan tangannya untuk Vannya raih.
Vannya melihat ke semua orang satu persatu, seolah Vannya enggan untuk pergi. Seakan meminta seseorang menahannya untuk tidak pergi.

Tapi sayangnya itu tidak terasa, karena hampir semua orang terlihat senang ketika mendengar jika ia akan di ajak ke pesta. Bahkan Kaisar yang biasanya yang paling protektif padanya entah kenapa hari ini anak itu benar-benar tidak peduli dengannya dan bahkan langsung mengalihkan pandangannya ke buku yang ia baca ketika Vannya memasang wajah memelas padanya.

Jadi mah tidak mau meskipun dengan rasa ragu dan gamang akhirnya Vannya mengulurkan tangannya meraih tangan Achazia
Melihat Vannya menyambut uluran tangannya , Achazia tersenyum tulus ke arah Vannya yang ia tahu masih sedikit merasa dipaksa untuk datang ke pesta hari ini. Tapi, Achazia senang meskipun dengan sedikit rasa terpaksa Vannya mau datang bersamanya kali ini.


Di luar mansion Feran sudah menunggu bersama seorang sopir .
“pagi pak Achazia, Bu Vannya” sapa Feran

“pagi Feran” Achazia, Vannya

“Feran, hari ini saya ada acara penting. Jadi semua urusan kantor hari ini kamu yang tangani
Dan untuk beberapa hal yang butuh tanda tangan saya, kamu bisa letakan itu nanti di meja kerja saya setelah pulang kantor”

“ Baik pak...”

Achazia dan Vannya kemudian pergi, begitu juga Feran yang harus kembali ke kantor untuk menangani masalah kantor hari ini.
Di dalam mobil

“ kenapa gelisah begitu? Apa kamu takut bertemu dengan ibuku”

“ Tentu saja aku gugup, kamu tahu kan terakhir jali kita bertemu beliau terlihat sangat membenciku, lalu apa tanggapannya sekarang ketika beliau tahu kalau kamu datang ke pestanya bersama denganku apa itu bukan masalah? “

“ ayolah, Vannya sudah aku katakan berapa kali kalu mama itu sudah tidak lagi membencimu,, jadi lebih baik tenangkan dirimu ,buang jauh-jauh semua pikiran negatif dari  dalam otakmu itu...” nasehatnya

“bagaimana caranya? Kalau aku bisa sudah dari tadi tenang, tapi tetap saja merasa gugup dan panik. Sampai rasnya perutku jadi mual karena itu semua” beber Vannya

“ coba berpikir yang positif, tutup matamu sejenak dan atur pernafasan perlahan masukan dari hidung keluarkan dari mulut secara perlahan dan berulang, sampai kamu merasa lebih tenang dan nyaman” sarannya

Vannya melakukan apa yang Achazia minta secara berulang ulang

“bagaimana apa sekarang merasa lebih baik?” tanya Achazia setelah beberapa saat

“ Mendingan , tidak segugup tadi “jawab Vannya jujur

“ tuan Achazia, aku rasa ada punya bakat untuk menjadi dokter psikiater, selain seorang pengusaha sukses”

Jakarta-20 maret2021

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SESUATU YANG BERHARGAWhere stories live. Discover now