New Life Xiao Jiu

1K 152 38
                                    

The Untold
©Scum Villain Self Saving-System Moxiang Tong Xiu
©Story Here By me

Warning: Kisah ini didasarkan pada bagian kisah Shen Qingqiu yang tidak jadi ditulis oleh Airplane Shooting Toward the Sky karena dorongan pembacanya terutama Cucumber Bro.

----

Waktu berlalu Luo Binghe kembali ke istana Huam Hua, semua selirnya menanti kedatangan Binghe, terutama mereka yang menginginkan malam bersama Binghe. Dengan memberikan bahu dingin Luo Bing memasuki kamarnya tanpa sedikitpun melirik salah satu selirnya.

"Tuan perlukah aku siapkan makan malam untukmu." Salah satu selirnya menawarinya.

"Tidak usah." Bing he acuh.

Malam hari Bing He kembali memikirkan orang yang memakai topi jerami itu, rasanya Binghe kenal tapi siapa. Sekali lagi, Bing he kembali memikirkan Shen Qingqiu dalam versi dunia lain itu. Apakah Shen Qing qiu di dunia ini sama atau mereka berbeda. Pada dasarnya Luo Binghe tidak pernah melihat wajah senyum dari Shen Qingqiu di dunianya hanya saja dia kaget saat melihat betapa lembut dan hangatnya  Shen Qingqiu di dunia itu.

Waktu berlalu, Luo Binghe tidak bisa berhenti memikirkan hal itu, soal orang yang memakai topi jerami itu selalu terlintas di dalam pikirannya.

----

Shen Jiu berjalan menyusuri jalan, berkelana tanpa tujuan. Sampai dia menemukan tempat yang mirip seperti puncak Qing jing hutan bambu yang tak jauh dari air terjun. Disana Shen Jiu duduk berteduh diantara bambu-bambu yang rindang sambil tertidur lelap membiarkan daun-daun bambu yang terjatuhan memandikannya mendadak dia ingin tinggal disana lebih lama. Tiba-tiba dia mendapatkan ide untuk membuat rumah disini, dimana dia akan tinggal sendirian. Dengan usahanya sendiri, dia mengibaskan kipasnya membuat beberapa bambu tumbang dan dia mulai membangun gubuk yang nyaman walaupun dia tidak bisa menyelesaikannya dalam saru hari.

Di saat ini Shen Jiu merasakan sensasi pada manusia di ujung usia pada umumnya, memilih untuk bermeditasi dan menghabiskan waktu di tempat yang sama. Ngomong-ngomong tempat itu sangat sunyi dan tenang sehingga cocok untuk bermeditasi. Sejenak dia terdiam saat membelah bambu-bambu untuk dinding rumahnya sambil mengusap keringat di dahinya dia menatap ke langit yang tertutup oleh daun-daun bambu yang rimbun, ini membuatnya ingat pada puncak Qing jing, disana dia tidak pernah melakukan semuanya sendiri selalu ada muridnya yang melakukan pekerjaan untuknya. Mendadak saja dia mengingat Ming Fan orang yang dia dorong untuk mengganggu Luo Binghe anak itu selalu melayaninya disisi lain itu mengingatkan pada Luo Bing he yang membuatnya pada titik ini, seketika Shen Jiu mendapatkan luapan deburan semua emosi dalam dadanya entah dia harus marah, sedih, langsung saat itu pula dia buru-buru melanjutkan pekerjaannya, tangannya sudah terdapat banyak luka karena dia terburu-buru untuk membelah bambu tapi itu tidak seberapa untuknya karena dia hanya ingin segera punya tempat beristirahat dan meditasi.

Sekitar lima hari dengan usaha keras rumah gubuk yang besarnya cukup untuk menampung empat orang telah selesai dengan usaha siang malamnya. Ketika itu selesai hal pertama dia lakukan adalah menumpuk jerami untuk dia buat untuk menjadi alas dan selimut tidurnya. Dulu dia akan tidur di kasur empuk di puncak Qingjing, disediakan teh dan makanan oleh muridnya, dan memiliki banyak pakaian yang bisa dia pakai, tapi sekarang dia hanya akan tidur dengan kasur jerami, makan dengan mencari ikan berburu, mengambil airnya sendiri, tidak ada teh herbal lagi, dan hanya satu pakaian yang dia punya.

Walaupun begitu Shen Jiu merasa damai, dia tidak ketakutan bila suatu saat Bing He akan datang, sebagai Shen Qingqiu dia sudah mati di siksa oleh Luo Binghe, dia tidak perlu mencemaskan Qige karena dia telah damai di alam lain, tidak terbebani dendam apapun dari orang-orang membencinya, tidak lagi mendengar tuduhan sebagai guru cabul oleh murid yang salah faham atas kasih sayangnya padanya, tidak lagi bertemu mantan tunangannya yang kini menjadi harem Luo Binghe. Hari-harinya hanya akan dia habiskan dengan berburu, membuat tembikar, menanam beberapa tanaman yang dia temukan dia hutan bambu dan sesekali dia akan ke kota untuk menjual tembikarnya

UntoldWhere stories live. Discover now