Murid ini selalu Ingin bersamamu Shizun

118 24 11
                                    

Di penghujung hari pada hari ke tiga belas Shen Qing mengembara bersama kudanya. Dia tergeletak dan memutuskan untuk berhenti disana. Betapa jauhnya dia berjalan akhirnya dia sampai di danau yang luas. Dengan Qi yang tersisa Shen Qingqiu setelah menahan panas dan dingin cuaca akhirnya dia sudah tidak kuat lagi. Sudah beberapa kali dia memuntahkan darah. Dia tahu waktunya sudah tidak lama. Sudah waktunya dia berhenti menjadi keras kepala. Dia harus berhenti. Semuanya tidak berguna lagi alih alih dia menambal lubang pada keranjang dia malah membuat lebih banyak lubang. Reputasinya akan selalu tetap hitam dan itu tidak akan merubah apapun. Luo Bing he juga mulai memberikan tanda bahwa dia sudah menjadi seorang memotong lengan. Shen Qingqiu merasakan jijik padanya. Orang bilang jangan pernah memelihara binatang berbulu hitam itulah yang di lakukan Shen Qingqiu sehingga memberinya bau arang. Penyesalah adalah hal paling akhir bahkan setelah dia hidup untuk kedua kalinya dia masih tidak bahagia. Di saat terakhirnya ini Shen Qingqiu rindu saat-saat dimana dia duduk di pangkuan Qige untuk belajar membaca, dia rindu saat dia pertama kali masuk ke gunung sekte cangqiong dan menjadi penguasa puncak. Karena pada saat itulah langit memihaknya, tapi tidak lama karena anjing yang menggigit tangan yang memberi makan langit langsung menjadi musuhnya, bahkan langitpun tidak membiarkan Yue Qingyuan hidup.

Shen Qingqiu sudah bukan nama yang pantas lagi untuknya. Dia Shen Jiu itulah nama lahirnya. Nama Shen Qingqiu adalah pemberian guru dari sekte puncak, nama Shen Qingqiu juga sudah terlalu hitam untuk disebutkan. Orang hanya mencium bau orang dari nama itu. Apa pilihan Shen Jiu, dia ingin terus berjalan tapi tubuh tak kuat, dia sudah melewati berbagai lembah, padang rumput dan bunga-bunga yang dia lewati, dia bahkan mengantongi beberapa tanaman yang dia temukan di jalan. Sekarang dia di dekat danau dengan bunga teratai. Aroma bunga teratai memenuhi hidungnya. Ketika dia memandang bayangan wajahnya di air dia bisa melihat bayangan wajahnya sendiri. Wajahnya sekarang pasti berbeda dari wajahnya yang dulu. Tapi sekarangpun dia hampir melupakan wajah Shen Qingqiu yang tampak berilmu. Dia hanya ingat kalau dulu dia suka membawa kipas kemanapun dia pergi karena itu bukan sekedar hiasan semata. Seketika itu dia membuka kipas yang dia simpan di bajunyan. Dia baru sadar bahwa kipasnya bergambar sama dengan kipasnya saat dia tinggal di puncak gunung Qingjing. Dia tahu kipas ini hasil keterampilan melukis Liu Mingyan. Sebelumnya kipas yang dibawa adalah kipas biasa tanpa ada gambar apapun. Tapi kipasnya yang sekarang memiliki gambar karakter bambu sepertinya gambar rumah bambu yang di Puncak Qingjing. Sekarang Shen Jiu faham maksud Ming yan ada pesan dalam kipas itu. Satu-satunya tempat dia harus kembali adalah rumahnya puncak Qingjing seburuk apapun itu. Dengan langkah yang lelah dan sakit Shen Jiu menuju tempat itu.

****

Luo Binghe hampir menyerah karena gurunya yang hilang, Mobei Jun benar tapi dia masih terlalu egois membiarkan gurunya tidak dalam pandangannya. Dia ingin melihatnya bahkan jika dia harus merantainya kembali ke langit-langit seperti dulu agar gurunya tidak pergi darinya meskipun gurunya akan semankin membencinya.

Pikirannya kacau dia sudah menghancur apapun yang dia lewati sepanjang pencariannya. Dalam entah semacam bisikan atau hembusan angin menyuruhnya untuk pergi ke puncak Qingjing yang telah hancur itu, seolah dia merasakan dia harus kesana.

****

Shen Jiu dalam keadaan lemahnya menaiki kudanya menuju tempat itu, Puncak Qingjing. Rumahnya meskipun dia tidak lahir disana tapi sebagai Shen Qingjing disanalah dia lahir. Dimana dia mendapatkan restu langit dan dimana dia mendapatkan kutukan dari langit. Langit mungkin masih membencinya tapi langit ingin dia kembali ke puncak Qingjing. Dalam hatinya Shen Jiu bertanya-tanya kenapa dia harus mengikuti perintah langit jika itu hanya akhir baginya. Dalam perjalannya dia melewati beberapa desa dan akhirnya bertemu dengan Meng Jia gadis muda dengan harapan yang besar.

"Tuan Xiao, lama tidak melihatmu apa kau sehat." Gadis muda itu menatap penuh kerinduan padanya.

"A-jia, aku memang sudah lama tidak kembali kesini karena suatu alasan sekarang aku juga sedang dalam perjalanan." Shen Jiu memberikan senyuman ketenangan kepada Mengjia.

UntoldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora