Satu Langkah

212 25 2
                                    

The Untold
©Scum Villain Self-Sistem Moxiang Tong Xiu.
©Story here by me

Tidak ada siapapun yang berani mengganggu Luo Binghe, betapa murkanya dia. Dia sudah mencari Shen Qing qiu sampai membalik gunung tapi sepertinya langit pun tidak menginginkan dia menemukan mantan gurunya itu. Luo Bing He merasa tidak pernah cukup dengan apapun dalam hidupnya tidak sebelum dia bertemu sosok yang mirip dirinya di dunia lain. Luo Bing He menghancurkan segala apapun yang membuatnya tidak nyaman. Haremnya di penuhi ketakutan, mereka yang berjumlah ribuan yang biasanya akan bersikap menggoda di hadapannya mundur ketakutan saat dia lewat. Pemandangan yang tidak pernah di lihat siapapun sebelumnya Luo Binghe dalam keagungannya menangis menggila di saat yang sama. Bawahannya Mo Bei Jun tidak pernah mengerti apa yang di pikirkan tuannya. Dia sudah mendengar semua tentang rahasia kelam di balik kekejaman Shen Qing qiu tapi tidak pernah tahu bahwa tuannya akan sehancur ini di tinggal oleh mantan gurunya yang sudah terlanjur hancur oleh reputasi hitamnya. Semuanya tidak bisa di pulihkan, manusia lebih suka menjadikan satu hal buruk sebagai tanda pengingat sementara hal baik hanya angin lalu yang mudah di lupakan. Orang tidak benar-benar menyesali perbuatan mereka atau sekedar mengasihani orang yang telah disiksa sampai mati oleh kesalahan. Seperti itulah kenyataan, Bagi Shen Qingqiu semuanya tidak ada artinya satu satunya hal yang dia inginkan adalah biarkan dia sendiri. 

Perjalanan Shen Qingqiu cukup panjang dan melelahkan, tidak ada tempat tujuan, dia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Dia duduk dibawah pohon membiarkan kudanya makan rumput dan minum dari sungai terdekat, selalu seperti itu selama beberapa hari, berhenti hanya untuk sedikit makanan atau menangkap ikan atau kelinci di jalan. Pada posisinya pada saat ini bukan saat tepat baginya berjalan jauh. Dia sedang sakit saat ini tapi tidak menghiraukan rasa sakit di tubuhnya. Tapi dia tidak bisa membiarkan dirinya di tangkap oleh Luo Binghe lagi. Sudah cukup lima tahun hidupnya di penjara dalam siksaan tanpa akhir hingga kehilangan lima Indranya, rasa lapar, lelah dan haus yang dirasakannya saat tidak ada apa apanya jika dibandingkan 5 tahun siksaan Luo Binghe. Rasa sakit di setiap jengkal tubuhnya jauh menyakitkan dari pada rasa sakitnya saat ini. Ada kalanya dia harus berhenti dan menumpuk rumput yang dia temukan untuk jadi jerami untuk dia gunakan sebagai alas tidur baginya. Xiao Jiu namanya saat ini menyadari bahwa tubuhnya tidak akan kuat lagi ketika dia menyadari berapa kali dia memuntahkan darah, aliran Qinya sudah tidak beraturan dan sudah tidak bisa dia kendalikan. Andai saja Luo Binghe tidak memasuki pekarangannya di puncak bukit bambu di rumah yang di bangunnya, sepertinya dia tidak akan mengalami kesulitan seperti ini. Rumah itu tidak sebagus dan senyaman kediamannya di puncak Qing Jing, tapi rumah itu adalah rumah yang dia buat sendiri dan tempat yang damai sebelum Luo Binghe mencuri rumahnya. Bertahan seperti itu sepanjang hari tidur dimanapun hanya dengan bersandar dan berselimut jerami yang dia jahit agar dia hangat bersama kudanya tidak membuatnya mengeluh. Beberapa yang bertemu dengannya di jalan terkadang terlihat familiar padanya tapi sebisanya dia bahkan tidak melihat mereka. Wajah Xiao Jiu selalu tertutup topi jerami bertirai sehingga wajahnya tidak terungkap.

*****

Luo Binghe He sangat marah pada siapapun yang di anggap mengganggu dirinya, dia bahkan tak segan menghabisi siapa saja yang dia anggap terlibat dalam kaburnya Shen Qingqiu. Liu Mingyan tetap diam tanpa bahasa menunduk seperti para istri lainnya, hanya Haitanglah yang menangis di kamarnya karena merasa di tinggalkan oleh A-Jiu tunangan masa kecilnya. Rupanya dia masih menganggap dirinya calon istri Xiao Jiu meskipun sekarang dia adalah istri Luo Binghe. Semua yang berkilau yang dia dapatkan dari Luo Binghe menjadi tidak ada apa-apanya jika dia mengingat mantan tunagannya. Rasa bersalahnya terlalu dalam, karena dirinyalah Xiao Jiu mendapat penderitaan yang pedih tanpa pembelaan. Mungkin banyak wanita akan tetap memilih Luo Binghe walaupun dia harus mengorbankan suami mereka demi menjadi salah satu dari tiga ribu harem Luo Bing He. Tapi Haitang tidak setelah dia tahu kebenaran yang tidak terungkap. Dia merasa malu atas dirinya di masa lalu, lebih parahnya pernyataan cintanya di tolak oleh Xiao Jiu karena dia istri Luo Bing He.

Sementara itu Luo Bing He masih sibuk mencari Shen Qingqiu ke seluruh tempat tanpa hasil, sepertinya langit juga sedang bercanda dengannya. Luo Bing he tidak pernah menunjukan sisi lemahnya dia menangisi mantan gurunya yang pergi meninggalkannya. Luo Bing He terlalu egois, mungkin seharusnya dia membiarkan dia dengan kedamaiannya bukan memaksanya tinggal. Luo Binghe sangat faham bahwa Shen Qingqiu mengerti bahwa jika pun Shen Qingqiu pulih pun dia tidak akan membiarkan dia melangkah sejengkalpun dari istana Huan-hua karena dia berencana membuatnya tinggal selamanya. Shen Qingqiu sudah jelas menolak permintaan maafnya, 5 tahun dalam penyiksaan tanpa akhir dan memilih hidup sederhana yang penuh kedamaian, kemudian dia datang membawa dia kembali pada mimpi buruk tanpa akhir istana Huan-hua. Tidak peduli seberapa baik pelayanan yang dia berikan itu tidak akan bisa menutup luka dalam yang diterima gurunya, sekali dia memberinya bau arang, segala hal uang yang dia buat sekarang tidak akan memberikan banyak wajah untuk dirinya sendiri. Reputasi hitam gurunya dulu sudah terlalu pekat, tidak peduli berapa banyak kebenaran telah muncul, citra murni yang telah ternoda tidak akan pernah hilang dan selamanya meninggalkan noda, jadi selamanya Shen Qingqiu tidak punya wajah menemui siapapun di dunia. Sekarang ketika dia berada pada tubuh yang berbeda seharusnya itulah kebebasannya tapi Luo Binghe malah kembali memenjarakannya.

"Shizun, kumohon untuk kembali." Aku janji tidak akan mengganggumu lagi." Luo Bing He merasakan keresahannya.

Mobei Jun baru pertama kalinya dalam hidupnya sebagai bawahan Luo Binghe melihat berapa gilanya Luo Binghe ketika dia tahu akan kebenaran yang tertutup begitu lama, lebih gila dari pada saat dia berhasil menyeret gurunya untuk di adili di hadapan ribuan orang. Sepertinya orang-orang dari dunia lain yang dia ceritakan memberinya banyak pengaruh.

"Tidak kah kita harus berhenti, mungkin dia akan mati di luar sana tapi kurasa dia tidak mau mati dua kali disini." Mobei Jun dengan berani mengatakan hal yang memancing kemarahan Luo Binghe.

Kilatan merah membelah langit dari tempat mereka berada, bukit di belakang mobei Jun hampir terbelah karena serangan Luo Binghe dengan pedang Xin Monya. Mobei Jun tetap terdiam dengan lengan bajunya yang rusak.

"Kau tidak mengerti, aku tidak bisa memulihkan apapun lagi paling tidak kupikir aku akan mengabdi pada guruku."

"Aku sangat tahu maksudmu, tapi sepertinya tindakan kita malah membuat ketenangannya terusik." Mobei Jun berkata jujur sesuai isi hatinya.

Ada banyak kebenaran yang Luo Bing He tahu mengenai Shen Qingqiu sekarang. Mobei Jun benar dia ingin ketenangan. Melihat wajah Luo Binghe hanya memberinya air asam pada lukanya. Betapapun Luo Binghe berusaha tetap saja tidak mungkin Shen Qingqiu memaafkan dia dengan mudah. Dia mungkin mengampuninya tapi dia tidak tidak ingin hidup di campuri oleh Luo Binghe yang sudah memberinya bau arang.

****

Perjalanan Shen Qingqiu masih panjang dan tanpa akhir. Pada saat langit sudah terlihat merah dalam perjalannya di atas kuda dia melihat kilatan merah yang membelah bukit. Tidak salah lagi itu tebasan XinMo Shen Qingqiu sangat tahu. Angin berhembus hampir menerbangkan topi jeraminya rambutnya yang terurai serta tirai di topinya berkibar tertiup angin. Dengan satu tangan menahan topinya agar tidak terbang dia menatap bukit yang jauh itu dengan mata menyipit karena hembusan angin

Memang dirinya pasti akan di temukan, dia ditakdirkan untuk menjadi bayang-bayang Luo Binghe. Tapi tidak ada kah cara lain, Shen Qingqiu memutuskan terus berjalan bersama kudanya ke arah timur tanpa memedulikan berapa mengerikannya jika dia terus saja kabur dari Luo Binghe. 

Author Note
Maaf kan author sebenarnya bab ini direncanakan terbit tanggal 13 Desember tapi ada beberapa hal yang perlu saya urus, saya bulak balik ke Harapan kita karena suatu urusan. Terima kasih atas pengertiannya



UntoldWhere stories live. Discover now