61. Tidur bareng ya!

9.1K 453 41
                                    

“Pokoknya mama ga boleh pulang!” Tegas Theo. Jelas sekali, Pria kecil itu tidak ingin dibantah. Masalahnya Tiara juga tidak bisa mengatakan apapun karena lihat saja Arion. Ia mendukung penuh tingkah keras kepalanya Theo.

Tiara harus pulang karena ada beberapa hal lagi yang harus ia urus sebelum keberangkatannya besok.

Tapi Theo malah tidak mau mengizinkannya pulang.

“Biarin mama pulang theo, kan mama harus siap-siapin barangnya.” ujar Lily. Theo menggeleng. Ia dengan setia menemplok memeluk leher Tiara. Tidak mau Tiara meninggalkannya. Sama seperti Fabian yang tidak bisa mengatakan apapun karena ia juga sedih bahwa besok, Tiara akan berangkat meninggalkan mereka.

Tiara baru saja menyelesaikan makan malamnya bersama dengan keluarga Arion, termasuk Ezya.

Katanya makan malam terakhir kalinya untuk melepas kepergian Tiara.

“Hari ini pokoknya kita tidur bareng semuanya! Mama, papa, kak bian, theo!” Ujar Theo. Tiara tersenyum gemas. Begitu tersentuh karena sepertinya Theo benar-benar sedih akan kepergiannya.

Jujur saja. Tiara juga sedih meninggalkan tiga bayinya ini. Tapi ini impiannya. Impiannya bahkan sebelum mengenal Arion dalam hidupnya.

“uda, nurutin aja anaknya. Toh untuk yang keterakhir kalinya juga ra.” Suara Ezya menyahut. Tiara terlihat menimang-nimang.

“Yauda.” Theo melepaskan pelukannya dari leher Tiara, melompat girang lalu kembali memeluk Tiara. Takut wanita itu kabur.

Arion tertawa kecil melihat paniknya Theo yang sadar bahwa dia sudah melepaskan pelukannya dari Tiara. Theo lupa bahwa jika tidak ada Theo, Fabian lah yang akan menahan Tiara untuk pergi. Dan jika tidak ada Fabian, maka akan ada Arion yang menahan Tiara. Bagaimana pun, mereka harus menjalankan malam terakhir bersama.

Arion sejujurnya menyesali keputusannya yang membiarkan Tiara pergi. Namun Arion juga tidak ingin menjadi penahannya Tiara.

Arion sudah berjanji akan membahagiakan Tiara. Jadi jika dengan pergi, Tiara bahagia, maka Arion akan membiarkannya. Asalkan tidak pergi jauh dari hidupnya.

“Jadi bobo bareng ya kita?” Tanya Fabian dengan wajah senang. Tiara tertawa. “Iya sayang iya.” Tiara mengusap sayang rambutnya Fabian.

“Papanya juga dong.” Arion memunculkan kepalanya secara mendadak.

Fabian berdecak kesal. Akhir-akhir ini, Arion jadi suka memonopoli Tiara.

Fabian memaklumi saja. Maklum, kan Arion uda tua, jadi pasti merasa kesepian kalau Tiara pergi nanti.

HEH DURHAKA BIAN!

Tapi lama-lama ga bisa dibiarin juga.

Fabian masih ingat. Karena sisa waktu Tiara seminggu, jadi mereka membagi hari agar bisa bersama Tiara. Berduaan saja.

Tapi Arion mengambil tiga hari! Trus malemnya masih curi kesempatan nganterin Tiara pulang. Paginya nagnterin Tiara ke rumah Shella lagi. Bukankah berarti Arion bisa bertemu Tiara setiap saat jadinya?!

Ah, Fabian ingat satu lagi. Hari itu jadwalnya Fabian berduaan dengan Tiara saja. Mereka ingin memberikan kenangan untuk Tiara bawa ke jerman nanti, seandainya Tiara rindu dengan mereka.

Jadi Fabian makan siang bersama dengan Tiara. Mereka membicarakan beberapa hal. Mulai dari kisah cinta Fabian, kejadian-kejadian di sekolah Fabian yang saat itu baru pertama kali diketahui Tiara. Sampai menggosipi Arion. Fabian sangat bahagia bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan Tiara. Tapi mendadak Arion muncul dengan alasan ga sengaja lewat.

Mas Mahardika dan Tiara. ✔️Where stories live. Discover now