E M P A T

1.7K 74 11
                                    

Pukul setengah lima pagi, Taeyong terbangun dengan spontan duduk karena mengira belum menemukan Nana, namun panik itu berubah menjadi sebuah senyum kecil ketika melihat Nana berbaring di sebelahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul setengah lima pagi, Taeyong terbangun dengan spontan duduk karena mengira belum menemukan Nana, namun panik itu berubah menjadi sebuah senyum kecil ketika melihat Nana berbaring di sebelahnya.

Taeyong kembali merebahkan tubuhnya lalu mengikis jarak wajah mereka. Tak satupun detail dari wajah Nana yang dia lewatkan dari pandangannya, satu hal yang bisa Taeyong katakan untuk menggambarkan Nana saat ini, menggemaskan.

Ah tidak, dalam kondisi apapun Nana selalu menggemaskan.

Taeyong memeluk Nana dengan erat, kemudian menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Menghirup aroma manis tubuh Nana yang candu sedalam-dalamnya.

"Hmm... Kak Taeyong..." rengek Nana sembari perlahan membukakan matanya. "Jangan sentuh Nana dulu, Nana masih kesel sama kakak."

"Gegara yang di koridor, ya?"

"Semuanya."

Taeyong terkekeh, lantas memajukan wajahnya hingga ujung hidung mereka saling menyentuh. "Jadi kapan mau bales dendamnya?"

Nana membalikkan badan. "Besok pagi aja."

"Kenapa nggak sekarang?"

"Kan abis bangun tidur, belom mandi, bau."

"Masa sih?" Taeyong memeluk Nana dari belakang dan mengendus leher Nana. "Wangi manis begini, kok."

"Aw! Kok leher Nana digigit sih?! Kakak vampir keturunan kanibal, ya?!"

"Ya sudah, bibirnya aja sini," ujar Taeyong seraya naik ke atas tubuh Nana.

"Nggak mau, Nana belumㅡ mphh..."

Tidak ada yang bisa Nana lakukan selain pasrah pada Taeyong yang kini berhasil melumat bibirnya, membuat Nana yang tadinya enggan berciuman menjadi terbuai dan memeluk bahu lebar Taeyong.

Merasakan dorongan pada dadanya, Taeyong melepaskan tautan bibir mereka. "Kenapa?" tanyanya serak.

"Nana butuh kejelasan dulu tentang sikap kak Taeyong di koridor tadi."

Taeyong diam beberapa saat. Dia takut jika memberitahunya pada Nana, adiknya itu akan berpikiran sepertinya saat di sekolah tadi.

Akhirnya Taeyong menggeleng. "Nggak penting, pokoknya kakak nyesel udah ngelakuin itu dan kakak nggak akan ulangi lagi."

"Terus tentang yang kata kak Taeyong Nana mimpi itu?"

"Itu bukan mimpi, kakak memang ngomong gitu semalem. Nggak akan kakak biarin siapapun memiliki kamu."

"Apa itu artinya kakak suka sama Nana?"

"Perlu diperjelas dengan kata-kata atau dengan bibir?"

Malu-malu, Nana mengangkat tangannya dan menyentuh bibir Taeyong. "Dengan ini aja, enak."

Brother [✔️]Where stories live. Discover now