T I G A S E M B I L A N

1K 38 5
                                    

"MARK, JANGAN LARI-LARI! KAMU ITU BARU SEHAT!"

Yeri berulang kali meneriaki Mark yang sedang asik bermain dengan seekor anjing corgi berwarna putih oren, tapi nampaknya lelaki itu sama sekali tidak mengindahkannya.

Nana tertawa kecil. Tangannya terulur untuk mengusap lengan Yeri. "Biarin aja, kak. Mungkin kak Mark mau seneng-seneng setelah sebulanan tiduran terus."

Menghela napas sebal, Yeri mengambil jus mangga di atas meja dan meminumnya hingga tandas. "Liat aja kalo sampe ngeluh ada yang sakit," desis wanita itu.

Mark menerima piringan yang diberikan kembali oleh si anjing setelah tadi dia lempar sejauh mungkin. "That's my boy!" ujarnya, menepuk bangga kepala si anjing.

Kepalanya mendongak ke arah seseorang yang berjalan menghampirinya dengan kedua tangan masuk ke dalam saku jaket jeans black stone.

"Sudah dibeli?" tanya Mark.

Taeyong mengangguk, memberikan kotak maroon yang ada di tangan kirinya. "As your wish, Sir."

Mark mengambilnya dengan senyum senang. "Thanks a lot. ARGH!"

Yeri yang mendengar teriakan Mark langsung menoleh. "MARK!" Matanya melotot melihat Mark bertumpu di tanah lalu berlari menghampirinya.

"Taeyong, Mark kenapa?!" tanya Yeri panik. Taeyong hanya mengendikkan bahu lalu berjalan ke arah Nana.

"Kak---"

"Biarin mereka. Ikut kakak."

"Tapi---"

"Follow me or I'll kiss you."

Nana mengernyit bingung melihat sikap Taeyong yang nampak tenang walau Mark sedang mengerang kesakitan. Namun dia tidak bisa mengatakan apa-apa karena Taeyong lebih dulu menariknya menjauh.

"Mark, kamu gapapa?"

"Stay up!" seru Mark yang membuat Yeri batal berjongkok untuk memastikan kondisi kekasihnya itu dan tetap berdiri tegak.

Mark Lee berdiri dengan kedua lututnya. Manik menatap Yeri lamat-lamat hingga kemudian senyum manis merekah di wajah tampannya. Dia kemudian menekuk kaki kanannya ke depan lalu menyodorkan kotak yang tadi diberi Taeyong dan membukanya.

"I know it's not romantic coz I had no idea... but will you marry me?"

Sontak Yeri melototkan matanya. Dia sama sekali tidak mengira Mark merencanakan lamaran secepat ini mengingat dia baru saja dibolehkan beraktifitas tanpa pengawasan dokter.

Dengan derai air mata penuh haru, gadis itu menganggukkan kepalanya. "FOR GOD' SAKE, YES, MARK!"

Senyum Mark semakin lebar. Dia meraih tangan kiri Yeri dan memakaikan cincin ruby tersebut, kemudian menarik Yeri ke dalam dekapannya.

"Jadi tadi itu cuma akting kak Mark untuk ngelamar?" gumam Nana yang masih berusaha mencerna situasi.

"Kakak juga, tapi kakak gak akan ngelakuin hal cheesy begitu."

Nana menoleh. "Maksudnya?"

Taeyong ikut menoleh, dia tersenyum. Perlahan mulai memposisikan dirinya menekuk kaki kanan di hadapan Nana dan menggenggam kedua tangan Nana.

"Setelah semua yang kita lalui, kakak bersyukur kita masih ditakdirkan untuk bersama, dan mulia detik ini kakak gak akan melewatkan kesempatan ini untuk menjadikan kamu milik kakak seutuhnya."

Air mata Nana satu persatu mulai membanjiri pipinya. Sama seperti Yeri, Nana juga tidak menyangka momen ini akan terjadi mengingat dulu mereka belum tahu rahasia besar keluarga Lee.

Brother [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang