botol

12 0 0
                                    

Semua orang sudah memasuki lapangan konser. Ada yang bersama teman, saudara, dan tak sedikit pula pasangan  yang datang ke konser itu karena hari itu adalah malam minggu. Dan Naya sedikit kesal, tidak sepenuhnya kesal ada sedikit iri karena melihat mereka bersama pasangan-pasangannya. Sedangkan ia baru saja memutuskan hubungannya dengan sang mantan kekasih.

Melihat raut muka Naya yang sudah terlipat, Nirmala segera merangkulnya.

“Jangan cembetut gitu dong, Na. Happy dong, kan mau seneng-seneng sama gue,” ajak Nirmala


“Hmmm, iya La. Ayo kita happy-happy,” jawab Naya sambil tersenyum kepada Nirmala.

“Nah gitu dong, ayo kita nyanyi-nyanyi”



Konser pun dimulai. Lagu pertama dibawakan oleh Fiersa Besari berjudul Waktu yang Salah. Sontak membuat Naya terkejut dan membatin.


‘waduh kenapa lagu ini sih? Bang fiersa ga nyanyi lagu laen aja gitu?’ batin Naya.


“Pergi saja engkau pergi dariku~ biar kubunuh perasaan untukmu” nyanyi Nirmala sangat menghayati.

‘hhhhh si Lala malah asik bener nyanyi’ batin Naya.










“MESKI BERAT MELANGKAH HATIKU HANYA TAK SIAP TERLUKA~,” nyanyi Lucas.


“Setdah, jangan nyanyi di telinga gue napa,” rengut Hendery.


“Hehe iya maap-maap. Eh tu cewek yang lu tubruk tadi kan? Gua kaya kenal, tapi siapa ya. Gue inget-inget dulu,” ujar Lucas sambil menunjuk ke arah Naya dengan jari telunjuknya. Dan tepat di selatan sana ada Naya dan Nirmala.

Keduanya melakukan hal yang berbeda. Nirmala asik dengan bernyanyi, sedangkan Naya sibuk membatin dengan raut muka cemberut.


Hendery pun mengalihkan pandangannya dan melihat arah tangan Lucas. Ia menemukan Naya sedang berdiri dengan raut cemberut. Fokus Hendery terbelah dua, awalnya ia menikmati konser dan sekarang sibuk memperhatikan Naya. Hendery hendak menghampirinya, namun Naya lekas pergi dari situ. Tak sadar Naya menjatuhkan botol minum miliknya yang terjatuh dari tas.

Hendery yang hendak menghampiri pun, menghentikan langkahnya. Ia melihat Nirmala baru menyadari bahwa Naya meninggalkannya dan ia melihat botol yang Naya tinggalkan.


“NA, HEH. JANGAN TINGGALIN GUE,” teriak Nirmala.


Hendery mengambil botol milik Nirmala dan hendak memberikanya kepada Nirmala. Namun nasib berkata lain, Nirmala sudah terlebih dahulu berlari dengan kencang mengejar Naya.


‘emang nasib gue harus ketemu cewek itu deh’ batin Hendery.


Hendery pun berbalik dan menghampiri Lucas dan teman-temannya. Xiaojun melihat Hendery sedang berjalan kearahnya dan segera bertanya.


“Lu kejar tu cewe? Ngapain?,” tanyanya.

“Ini botol minum dia ketinggalan. Kayanya emang udah nasib gue harus ketemu tuh cewek deh,” jawab Hendery.

“Yeh, kepedean dasar. Terus balikinnya gimana? Emang lu tau nomer Hpnya?” tanya Xiaojun.


“Eh iya, gatau gue jun. Terus gimana ya, kalo dia nyari gimana nih,” tanya Hendery sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.


“Hmm gue juga gatau sih. Nanti kita pikirin lagi aja, Der. Sekarang lu bawa balik aja dulu ke rumah. Nanti lu bawa tiap hari, sapa tau ketemu dia dijalan,” saran Xiaojun.


“Setdah, bawa ke rumah gue? Nanti gue ditanya cici-cici gue sama mamah. Ngapain gue bawa botol warna pink coba,” cerocos Hendery.


“Ya gimana lagi, Der. Katanya lu mau balikin, tapi gatau nomer Hpnya. Ya menurut gue jalan satu-satunya ya itu.”

“Yaudah deh. Gue coba saran lu, Jun. Thanks ya” ucap Hendery sambil menghela nafasnya.

“Yoi, santai bro. Nanti kalo udah ketemu tuh cewek, minta nomernya,” saran Xiaojun.

“Nomer apaan?”

“Nomer togel!! Ya nomer hp lah, Der. Kok lu jadi bego?”


“Heh ngatain gue bego, terus tu nomer buat apaan?”


“Ya buat lu gebet lah. Gimana sih? Lu dari SMP temenan ama gue, ga pernah tuh lu ceritain soal cewe. Kali ini lah, Der,” saran Xiaojun.


“Iyaaa-iyaaa”


Xiaojun pun tersenyum senang. Mereka segera menikmati konser yang sempar tertunda itu. Dan setelah konser itu berakhir, mereka pulang ke rumah dengan mobil Kun.


Di dalam mobil terjadi kericuhan.


“WOI GESERAN SEMPIT”
“NYALAIN AC NAPA WOI”
“EH GILA KENAPA JADI NGEMBANG GINI BADAN KALIAN”
“SETDAH BERISIK, GUE MAU TIDUR”
“WOIIII DIEMMM”


Teriak Keenan, sang tertua. Semua pun diam saling menyalahkan satu sama lain dengan suara yang sangat kecil agar Ken tidak mendengar. Namun tetap saja ia mendengarkan perdebatan itu.


“Udah gausah debat. Napa sih? Lu, Ten. Kenapa sih?” tanya Keenan.


“Ini si Lucas kegedean badannya. Dia jangan disamping gue lah. Si Icai aja sebelah gue,” pinta Tendra.

“NAMA GUE YEESHAI BANG, ICAI SAPE SIH,” protes Yeeshai.


“HEH LU GASOPAN SAMA YANG LEBIH TUA, SANTAI NAPA JANGAN NGEGAS,” balas Tendra.


“LU JUGA NGEGAS BANG, GA NYADAR DIRI DASAR,”


“HEH NAPA BERANTEM,” teriak Xavier.


“Iya, kenapa sih? Gausah ngegas lah, udah malem ini. Shai, lu duduk sebelah Ten gih,” ujar Keenan.


“Gamau ah, Bang Ten abis loncat-loncat pas konser terus keringetan. Bau deh. Ga gue gamau. Gue mau sebelah Bang Win aja. Titik,” tegas Yeeshai

“Haduh, pusing dah gue sama kalian. Udah lah nanti gue ngebut, biar cepet nyampe jadi kalian ga bakal desek-desekkan gini,” saran Keenan.


“Bang Ken tiati ya bawa mobilnya. Mau ngebut sok aja, yang penting ati-ati. Gue mau tidur, jangan sampe gue bangun bukannya nyampe rumah malah ke rahmatullah,” cerocos Xavier.


“Iyaaa kaga lah, gue juga masih mau idup. Dah ya balik nih, jangan ada yang berisik.”


Keenan pun mulai menyalakan mesin mobil dan melaju dengan kecepatan sedang dan untungnya mereka tidak ada yang protes lagi. Jadi Keenan bisa tenang menyetir dan memulangkan mereka dengan selamat.



Hendery memasukin rumahnya dengan mengendap-endap. Semua orang rumah sudah tertidur, pikirnya. Namun ada satu orang yang belum tertidur.




















siapa ya kira-kira yang belom tidur?? ayo ditebak hehe

minta vommentnya dong, makasih☺🙏

Botol TaperwerWhere stories live. Discover now