chapter 6: Constellation (2)

8.5K 1.7K 354
                                    



"I-itu!"

"Banjir manusia! Semuanya minggir dari gerbang!" Teriak Lee Daejung. Semua orang langsung bergerak cepat menjauh dari gerbang.

Orang-orang dengan wajah ketakutan dan putus asa dengan cepat memenuhi sebagian dari wilayah stasiun.

Sementara orang-orang menemukan beberapa kenalan mereka., (Name) pergi kepojok dekat rel kereta.

[Rasi 'Nine Elegance' Membelalakkan matanya dengan semangat.]

[Rasi 'Protagonis Cahaya' mengangguk pada inkarnasi (Name) (Surname)]

'Oh mereka ada disini?'

"Sistem."

[Ya nona?]

"Apa kau bisa melakukan telepati dua arah dengan ku? Merepotkan kalau aku perlu bersembunyi-sembunyi seperti ini untuk berbicara dengan mu."

[Rasi 'Nine Elegance' penasaran dengan siapa kau berbicara.]

[Rasi 'King of Pessimist' mengangguk setuju.]

[...]

(Name) memandang kearah layar kelabu -sistem- dengan tatapan seakan berkata 'lihat lihat?'

[Saya akan meminta izin. Tolong jangan buat masalah selama saya pergi nona]

Lalu layar kelabu itu menghilang.

'Huh?!' Perempatan imajiner muncul dikening (Name). Ingin ia berkata kasar namun bukannya didengar oleh sistem tapi orang-orang malah akan menganggapnya gila.

Yah, walau pun itu akan dianggap sebagai respon normal.

Krunch

Suara kunyahan biskuit itu teredam oleh suara banyak orang, namun orang-orang didekat (Name) pasti dapat mendengar dan melihatnya tengah memakan biskuit.

Merasa tatapan menuju kearahnya, (Name) langsung berpaling dan menemukan 3 orang anak kecil yang memegangi perut mereka sambil ngiler melihat (Name).

'Ah sial...'

"Apa mau kalian?"

Anak anak itu langsung tersentak. Lalu anak perempuan yang tampak lebih tua dari ketiga anak maju.

"U-unni... bo.boleh kami minta sedikit biskuitnya?" Tanya gadis itu dengan gemetaran. Ia gemetaran bukan karena kelaparan atau kedinginan. Melainkan tatapan mata dan hawa mencekam yang keluar dari sekitar (Name).

Bahkan kedua anak kecil lain gemetaran dari jauh hanya dengan melihat dirinya.

'Merepotkan...'

"Mana orang tua kalian?"

Gadis itu tersentak sebelum matanya mulai mengeluarkan tetes-tetes air mata.

"Mereka sudah meninggal?"

"Mereka pasti belum!" Seru gadis itu, lalu ia segera tersadar bahwa dia baru saja membentak orang yang lebih tua dan orang yang bisa memberi makan dirinya dan adik-adiknya.

"Ma-maafkan aku!" Gadis itu segera membungkuk 90 derajat sampai orang-orang disekitar akhirnya menyadari keberadaan mereka.

"Ck. Oi bangun jangan buat aku terlibat banyak masalah....!"

"Oh ma-maafkan aku..."

"Huh..." (Name) mengambil 3 bungkus biskuit gandum dari sakunya lalu meletakkannya diatas tangan gadis itu.

Happy End (Omniscient Reader's Viewpoint Fanfic X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang