bagian 13

110 20 0
                                    

Galen tidak peduli —
-
-
-

== bagian 13 ==


Risko berjalan di koridor sembari membawa tumpukan berkas di tangannya. Biasa, orang sibuk di sekolah tapi tidak membuat Risko lelah akan pekerjaannya.

Di ujung lorong, dirinya melihat Zemira berjalan beriringan bersama Kalila, berlawanan arah dengan Risko.

" Mau ke mana, Ze? " tanya Risko ketika mereka sudah berhadapan.

" Kantin lah, Kak. Jam istirahat ini, emang lo? Yang selalu sibuk sampai merelakan waktu yang singkat ini. " Bukan Zemira yang menyahut, melainkan Kalila.

Risko terkekeh sembari mengangguk. " Iya sih, baper amat lo. Eh, Ze lo masih latihan sama Galen? " tanya Risko.

" Masih, ini hari terakhir kok soalnya minggu kan udah lombanya, " jawab Zemira.

" Oh iya, minggu gue juga ikut kok nganter lo sama Bu Iin. Maksud gue karena ini hari terakhir lo latihan jadi gue mau ajak lo pulang bareng. Gimana? "

Zemira terdiam, nampak berpikir. Jika dirinya mengiyakan ajakan Risko pastilah pria itu membawanya ke warung makan lagi, sedangkan Zemira sedang krisis keuangan. Tapi kalau ditolak iya juga tidak enak karena beberapa hari lalu sudah menolak Risko.

" Ze! " Kalila menyenggol Zemira membuat Zemira kembali sadar dan menatap Risko yang sedang menunggu jawaban.

" Ah itu, oke— "

Ponsel Zemira berbunyi menandakan pesan masuk dari Galen membuat mata Zemira membulat sempurna.

Sejak kapan Galen mau menyimpan nomor Zemira?

Jangan buat janji sama siapa pun. Latihan kali ini lebih lama.

Zemira menggigit bibir bawahnya, pipinya memerah karena pesan Galen. Padahal itu bukan hal yang istimewa. Tapi tetap saja membuat jantungnya jedag jedug.

" Lo kenapa dah, Ze? Kak Risko tuh nunggu jawaban lo, " kata Kalila menyadarkannya.

Zemira menatap Risko, merasa tak enak lagi. " Maaf ya, Kak. Kayaknya enggak bisa dulu deh, gue udah ada janji nih. Sorry banget. "

Risko tersenyum hangat sampai membuat matanya menghilang. Ia mengangguk mengerti, dan seperti biasa selalu mengacak rambut kepala Zemira gemas.

" Ceilah! Segala ada adegan romansanya lagi, " sindir Kalila terkekeh membuat Zemira menyenggol tangannya untuk berhenti menggoda.

" Enggak apa-apa, Ze. Lain kali aka kalo gitu. "

Zemira mengangguk. " Maaf ya, Kak. "

" Ya udah kalo gitu gue duluan ya, berkas numpuk. Sorry banget nyita waktu istirahat kalian. "

" Oke, Kak! Semangat! " teriak Kalila heboh sampai mengangkat kedua tangannya membuat Risko tertawa pelan kemudian pergi.

" Ish! Lo mah nolak mulu, kesempatan emas itu, Ze, " kata Kalila ketika keduanya kembali berjalan menuju kantin.

" Kak Galen udah chat gue duluan, katanya enggak boleh ada janji hari ini. "

MELLIFLUOUS [ COMPLETE ]Where stories live. Discover now