bagian 36

123 15 3
                                    

— kemenangan Taksa —

-
-
-

== bagian 36 ==

SORE di ruang musik.

Setelah beberapa waktu lalu Risko berpidato untuk menyampaikan materi barulah Zemira menemukan ide apa yang akan ia lakukan sekarang.

Tidak tahu gitar milik siapa yang berada di ujung ruangan, tetapi dirinya tetap mengambil benda itu dengan embel-embel kata, " pinjem bentar ya, siapapun yang punya gitar ini. " Karena ketika Zemira bertanya kepada anak musik pun tidak ada yang mengakui itu gitar mereka.

" Yah emang dasarnya tukang maling, si tangan panjang jadi semua diambil. " Asila menyindir, tetapi Zemira tak meladeni. Hal itu membuat Asila menjadi geram sendiri, karena dirinya suka keributan dan berharap Zemira terpancing agar keduanya bertengkar.

" Terus kalo diomongin pura-pura budek! Membuktikan kalo emang benar tangan panjang! " kata Asila lagi.

" Woi! Nenek lampir, biasa diam enggak sih lo, hah?! Ngoceh mulu. Mending suara lo bagus kalo ngomong, ini kayak toa sekolah aja bangga! " Akhirnya Kalila orang yang tidak tahan dengan mulut Asila. Keduanya hampir saja melanjutkan keributan kalau saja Risko dan Nanda tidak menengahi.

" Haters lo tuh, Ze. " Kalila mengejek membuat Zemira terkekeh pelan.

Zemira mulai memetik senar gitar asal. Dirinya tidak begitu pandai bermain alat musik itu, tetapi jika melihat Galen memainkannya membuatnya terpana dan memiliki niat untuk bisa menggunakannya.

" Mau gue ajarin? " tanya Risko menghampiri Zemira.

" Eh? Enggak, Kak gue cuma iseng-iseng aja. Enggak serius kok, " jawab Zemira kemudian meletakkan gitar dipangkuannya karena malu bermain di depan Risko.

" Diseriusin juga enggak apa-apa, Ze, " kata Risko membuat Zemira menaikkan sebelah alisnya.

" Hah? " tanya Zemira bingung.

Risko terkekeh. " Serius juga enggak apa-apa main gitarnya, kan lebih bagus kalo bisa. "

" Ohh! Iya itu, kapan-kapan aja deh, " kata Zemira cengengesan.

" Oh iya, malem minggu nanti sepupu gue punya acara di cafe deket-deket sini, kalo lo berkenan datang— "

" Buat apa? " tanya Zemira cepat.

" Ngisi lagu. Pasti ada bayarannya kok. Gue lagi nyari vokal cewek aja, lumayan rame juga di sana nanti, lo bisa nunjukin bakat lo kan itung-itung konser dadakan, " kata Risko sembari tertawa.

" Boleh deh, lo kasih tau aja lokasinya nanti ya. "

" Gue jemput, gue antar. " Lalu keduanya terkekeh bersama.

" Hari ini bisa pulang bareng? " tanya Risko membuat Zemira memasang wajah sedihnya.

" I'm sorry. Udah ada janji sama Taksa pulang sekolah, " jawab Zemira tak enak.

" Lo masih main sama Taksa? " tanya Risko membuat mengernyitkan dahinya karena pertanyaan itu.

" Iya, kenapa? "

MELLIFLUOUS [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang