08

704 121 223
                                    

JEDUG

BRAK

"Hueeee!"

(Name) terbangun saat mendengar suara gaduh yang mengusik tidurnya. Netranya perlahan terbuka dan mulai mencari sumber suara.

Kemudian ia menyadari bahwa Izumi tidak ada di atas tempat tidur.

"Astaga Sena!"

(Name) menggendong Izumi yang sudah jatuh dari tempat tidur. Entah apa yang dilakukan bayi itu selama ia tertidur hingga jatuh. Salahnya juga membiarkan dia main sendirian seperti ini.

"Hueeee!"

"Yosh yosh.."

Gadis itu memeluk Izumi dalam gendongannya. Satu tangannya mengusap lembut surai abu-abu tersebut. Terlihat netra birunya masih berkaca-kaca seakan ingin menangis lagi. Tangan mungilnya mecengkram baju (name) erat.

"Maaf sudah ninggalin kamu main sendirian," Ucap (name)

"Aa.. Au.."

"Kenapa jadi gadis bodoh ini yang minta maaf?"

"Masih sakit?"

"Uu...u.."

"Ck, mana ada ini sakit, tubuh bayi ini aja yang terlalu lemah,"

Tiba-tiba nada dering panggilan terdengar dari HP milik (name). Gadis itu pun mengambil HPnya kemudian menjawab panggilan tersebut.

"Halo?"

"..."

"Apa?!"

"..."

"Tidak, itu bukan aku!"

"..."

"Sungguh aku tidak melakukan itu!"

"..."

"Tapi.."

TUT

"Ha-halo?"

"Halo?"

Panggilan itu dimatikan secara sepihak. (Name) masih shock dengan pembicaraannya di panggilan tadi.

Kenapa bisa begini?

"Au?"

(Name) tidak mengubris Izumi yang masih di gendongannya. Ia buru-buru membuka laptopnya untuk memastikan apa yang dipanggilan itu benar atau tidak.

"Ba-bagaimana mungkin?"

(Name) menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya. Siapa yang berani melakukan hal ini?

Izumi menatap wajah gadis itu bingung. Ia bertanya-tanya kenapa gadis itu sangat terburu-buru dan panik. Ia pikir ini bukan cuma masalah deadline saja.

"..."

(Name) menghentikan pergerakan tangannya. Wajah shock itu masih tak hilang. Ia tidak percaya semua mendadak terjadi begitu saja.

---

Disinilah mereka sekarang. Di kantor pengadilan negeri untuk melakukan sidang.

Izumi terpaksa (name) bawa karena tidak mungkin menitipkan bayi mungil ini pada orang lain. Apalagi wujudnya yang tak biasa, bayi ini pasti akan dikira sebuah kutukan.

"Chou uzai, sebenarnya apa yang terjadi?"

Selama 2 hari (name) terus sibuk dengan panggilan telpon dan laptopnya. Bahkan ia sama sekali tidak mempedulikan tubuhnya yang belum pulih sama sekali.

Sekarang pun Izumi masih merasakan panas yang menyengat dari tubuh gadis itu.

"Didalam nanti kamu harus patuh, jangan rewel ya," Ucap (name) sambil mengusap kepala Izumi.

"Uh"

(Name) memasuki tempat sidang. Disana sudah banyak orang berkumpul. Pasang mata yang entah ada berapa itu kini menatap ke arahnya.

Berbeda dengan seseorang yang diam-diam tersenyum licik

---

(Name) tidak mengatakan apapun selama perjalanan pulang. Terlalu banyak hal yang berputar di kepalanya saat ini.

Izumi tidak banyak bersuara sejak mereka berada di panggilan. Namun pikirannya terus mempertanyakan apa yang terjadi hingga semuanya terdengar jelas saat sidang dimulai.

Sesampainya di rumah, (name) langsung terduduk lemas di depan pintu. Tangannya memeluk erat tubuh Izumi yang membuatnya merasa nyaman.

Izumi bisa merasakan sesuatu menetes dari atas. Itu seperti sebuah air mata. Ia menoleh ke arah (name), dan benar saja gadis itu menangis.

Tanpa sadar tangan mungil itu mengusap pipi (name) yang basah karena air matahya.

Jika ia dalam wujud aslinya, mungkin dialah yang memeluk gadis itu saat ini.

"Ck apa yang kupikirkan,"

__________

To be continued
Selasa, 30 Maret 2021

Naomi / Himari

𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang