41

510 92 122
                                    

Izumi muncul setelah menunggu beberapa saat. (Name) yang melihat itu langsung menghampiri Izumi dan mengambil alih gendongan Izumi.

"Di...uaa.."

"Iya iya,"

(Name) mengajak Izumi duduk di kursi balita yang sudah disiapkan Subaru. Kemudian (name) pun duduk di sampingnya.

"Haha, ayo kita makan!"

Para pelayan lain mulai mengeluarkan berbagai macam makanan dari dapur. Sudah dapat dipastikan ini bukan porsi untuk 3 orang.

Sangat membuang-buang makanan.

Izumi tentu saja tidak kaget. Hal yang biasa di perjamuan istana dan bangsawan pasti seperti ini.

Bahkan bisa lebih besar lagi dari ini.

"I-ini semuanya untuk dimakan?"

"Tentu saja, kalau kurang bisa tambah," Ucap Subaru dengan pandangan tanpa dosa.

Untuk Izumi sudah disediakan menu khusus yang tidak kalah banyak.

Disesuaikan dengan gizi dan usianya sekarang.

Dasar orang kaya.

(Name) menyuapi Izumi lebih dulu sebelum menyuapi dirinya sendiri. Subaru sendiri makan dengan tenang, tidak terlihat rusuh seperti sebelumnya.

"Su-Subaru-sama,"

"Ya?"

"Aku akan mengganti biaya menginap dan makannya, Subaru-sama bisa memotongnya dari gajiku," Ucap (name)

"Hee... (Name) kira rumahku adalah hotel pakai biaya ? (Name) dan Sena bisa tinggal disini tanpa batas waktu," Ucap Subaru.

Punya atasan terlalu baik kadang repot juga ya. (Name) tidak tahu bagaimana mengeluarkan kalimat penolakan untuk itu.

Untuk sekarang mungkin ia akan menerima kemurahan hati Subaru. Tapi tidak untuk waktu yang terlalu lama. Bagaimana pun ia hanya akan disini untuk mencari tempat persembunyian sampai semuanya selesai.

Ya

Sampai semua selesai

Walau ia tidak tahu kapan.

---

(Name) menepuk-nepuk pelan tubuh Izumi dengan matanya yang terpejam. Hari ini rasanya ia sangat kelelahan. Semalam ia juga tidak tidur sama sekali.

Subaru juga tadi mengatakan bahwa ia mendapat libur selama 3 hari untuk memulihkan keadaannya.

Apa wajahnya sangat menunjukan kelelahannya sampai Subaru menyadari itu?

"Naa.. Uu... Daa.."

"Sena, tidurlah~"

(Name) benar-benar sudah sangat mengantuk sekarang. Tapi mata Izumi justru masih sangat segar.

Padahal sudah diberikan susu. Bahkan sampai susu itu habis pun Izumi tetap tidak mengantuk.

Kalau begini kapan (name) bisa tidur?

Izumi menoleh ke arah (name) yang berusaha menjaga matanya agar tetap terjaga.

Jari mungilnya ia letakan di sudut bibirnya. Seolah-olah berpikir kenapa (name) terus seperti ingin menutup matanya lalu tiba-tiba menbukanya lagi.

"Naa.. Au.. Uu"

"Iya iya, Sena tidurlah,"

(Name) tidak mendengar begitu jelas apa yang dikatakan Izumi. Rasa kantuknya menghilangkan konsentrasinya.

Ia hanya berharap Izumi segera tidur agar ia bisa tidur juga.

Tidak mungkin ia membiarkan balita itu tetap terjaga sementara ia tidur.

Seperti saat (name) sakit dulu. Tanpa sangaja (name) tertidur. Membiarkan Izumi main seorang diri di sampingnya.

Sampai akhirnya Izumi jatuh dari tempat tidur.

Jangan sampai itu terjadi lagi.

"Gadis bodoh ini, apa yang ia lakukan kemarin sampai kelelahan seperti itu?"

Daripada membiarkan gadis itu terus terjaga karena menunggunya untuk tidur. Izumi pun akhirnya mencoba untuk memejamkan  matanya.

Ngantuk tidak ngantuk, pokoknya pejam mata dulu.

Nanti juga tertidur sendiri.

(Name) yang melihat Izumi sudah memejamkan matanya menghela nafas lega. Akhirnya balita itu tidur juga.

(Name) pun membenarkan posisi tidur Izumi agar lehernya tidak sakit. Tidak lupa ia menyelimutinya agar tidka kedinginan.

Sebagai tambahan. Setelah sekian lama tidak melakukannya.

(Name) mencium kening Izumi dengan lembut.

Ia pun lanjut memasuki alam mimpinya

__________

To be continued
Sabtu, 3 April 2021

Naomi / Himari




𝐊𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Sena IzumiWhere stories live. Discover now