11

2.1K 293 18
                                    

"Jangan pergi jauh-jauh dariku" Satoru menarik lengan si pemuda manis dan memposisikan di sampingnya

Yuuji tidak menanggapi ucapan sang kekasih, ini pertama kali dalam hidupnya dia mengunjungi aquarium kota

Dan sekarang ia datang ke tempat yang sering dia impikan itu, bersama Satoru pula

Dia benar-benar bahagia, terlihat jelas dari binar netra hazelnya yang menatap kagum seisi lorong aquarium yang mereka kunjungi

Satoru mengusak pucuk kepala pink itu dengan gemas, "Kau sangat suka tempat ini ya?"

"Sangat!"

"Lalu bagaimana denganku?" Satoru menunjuk dirinya sendiri

Pemuda itu menatapnya heran, "Apa maksudmu?"

Pria bersurai putih itu mendengus pelan, beginilah nasibnya mempunyai kekasih yang sama sekali tidak peka dengan perkataan Satoru

Yuuji memang orang yang seperti itu, dia bisa dibilang terlalu polos untuk anak seumurannya

Yuuji yang seperti itu sama sekali tidak meredupkan rasa cinta dan sayang Satoru padanya, malah Satoru menganggap sifat pemuda itu sangat menggemaskan

"Hei, Yuuji" panggil Satoru, sang empu langsung menoleh masih dengan mata berbinarnya, membuat Satoru jadi tak kuasa untuk membelai wajah pemuda itu

"Apa ada tempat lain yang ingin kau kunjungi?" Satoru bertanya, sang pemuda pun terlihat memikirkan sesuatu dalam kepalanya

"Tidak sih.." Yuuji menatap mata kristal kekasihnya, "Kakek bilang yang penting kan orangnya bukan tempatnya"

Satoru merasakan dadanya berdebar saat sang kekasih mengucapkan kalimat tersebut, lalu wajah bersihnya pun memerah padam

Ah, ini salah satu emosi yang diidam-idamkan oleh semua penyihir sejak terjadinya tragedi yang menghilangkan seluruh emosi dalam diri mereka

Hanya sedikit dari penyihir yang dapat menemukan manusia yang dapat membangkitkan emosi tersebut, itu karena gengsi mereka untuk tetap membenci manusia

Satoru sangat amat bersyukur karena sudah dipertemukan dengan Yuuji

Satoru mengelus kepala si pemuda lagi, "Kamu sudah pintar menggombal ya"

Tiba-tiba Satoru mengingat kejadian saat mereka pertama kali bertemu, dirinya dan Yuuji

Satoru sudah menyukai Yuuji saat pertemuan pertama mereka, si pemuda yang supel, polos, dan ceria itu membuat dirinya terpesona

Dan tanpa sadar akhirnya mengikuti sifat manis Yuuji sampai emosinya pun ikut terbangkitkan juga

Satoru meraih jemari sang pemuda dan menggenggamnya, "Ayo makan, Yuuji" kemudian dia membawa pemuda manis itu ke restoran yang dulu sering mereka kunjungi saat berkencan

Pemuda berambut pink itu melebarkan senyuman, "Waah.. sudah berapa lama aku tidak datang kesini, ya?"

Tubuh yang lebih besar darinya itu merangkul Yuuji masuk ke dalam restoran minimalis yang terletak di tengah kota

Satoru memesan parfait strawberry seperti biasa sedangkan Yuuji memesan cake redvelvet

Keduanya memang sangat menyukai makanan manis, apalagi Satoru. dahulu dia selalu beli parfait ini setiap hari sampai-sampai Yuuji harus memarahinya dulu baru dia berhenti

Netra kristalnya tidak luput dari memandangi Yuuji yang sedang fokus melahap cake tersebut, setelah mengunyah cake itu Yuuji menari-nari kecil sambil bersenandung

Tanpa sadar Satoru jadi tidak bisa berhenti tersenyum, "Mau sedikit?" Satoru menawarkan parfaitnya pada Itadori Yuuji

Yuuji pun mengangguk dengan antusias setelah itu Satoru langsung menyuapi parfaitnya

.

.

"Hei, berhentilah senyum-senyum, kau jadi terlihat seperti orang gila" Shoko bergidik ngeri menatap teman sesama penyihirnya yang senyumannya masih juga tidak memudar

Pria dengan jahitan di dahinya menyahut, "Dia memang sudah gila"

Satoru tidak menanggapi ocehan yang ditujukan padanya itu, pikirannya terus teringat pada kencan yang ia lakukan hari itu

"Yah.. cepat atau lambat kalian juga akan mengerti rasanya" Satoru bangkit dari sofa dan beranjak ke dapur mencari camilan di kulkas

"Lalu.. bagaimana dengan dalang insiden waktu itu, Satoru? apakah ada perkembangan?" tanya Shoko sambil membolak balikkan majalah yang sedang ia baca

"Aku pikir itu memang Zenin" Satoru meneguk minuman dingin yang barusan ia temukan di kulkas

Getou menatap pria jangkung 190cm itu dengan tatapan tak percaya

"Apa maksudmu dengan Zenin? kau ingin memulai perang dengan salah satu klan terkuat itu? jangan ceroboh, Satoru!"

Netra kristal itu membalas tatapan Getou dengan malas, "Nampaknya kalian melupakan fakta kalau aku ini penyihir terkuat, ya"

Pria dengan jahitan di dahi sedikit menundukkan kepalanya, dia merasa lancang dan menyesal sudah mengatakan hal itu kepada seniornya yang bernotabene sebagai klan sekaligus penyihir terkuat, kekhawatiran Getou menjadi tidak ada artinya

Ah, dan klan Gojo hanya beranggotakan satu orang, tentu saja cuma Satoru sendirian

"Maafkan aku" Getou mengusak wajahnya gusar, pria jangkung 190cm itu hanya menatap dalam diam dari sini

Tiba-tiba Shoko menginterupsi, "Temukan kami dengan Yuuji dong! kami juga ingin bertemu langsung dengannya"

"Ya, ya baiklah" Gojo berjalan ke kamar mandi, "Dasar, mengganggu kencanku saja"

###

thanks for reading! sampai jumpa di chapter selanjutnya (^▽^)

mistakes ; goyuu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang