17

1.6K 238 5
                                    

Satoru dan Getou baru saja kembali, kedatangan kekasihnya itu sama sekali tidak membuyarkan lamunan Itadori Yuuji

Pria berambut putih itu mengurungkan niatnya untuk melakukan 'eksekusi' karena emosi sesaat-nya itu dan memilih untuk fokus melindungi Yuuji saja

Wanita berambut coklat itu menggigiti kuku jarinya gugup, kemudian menghampiri Satoru dan Getou begitu melihat mereka datang

"Ada apa?" Satoru bertanya, "Dimana Yuuji?"

Shoko tidak menjawab dan malah menolehkan kepalanya pada sofa tempat pemuda manis itu duduk

Manik kristal Satoru pun mengikuti arah pandangan teman wanitanya

"Aku tidak tahu" Shoko berucap dengan suara pelan, "Saat aku membawanya kesini dia terus seperti itu"

Pria bersurai seputih salju pun menganggukan kepalanya, "Aku paham, tolong tinggalkan kami"

2 orang temannya itu pun mengangguk bersamaan dan langsung meninggalkan rumah Satoru saat itu juga

Gojo Satoru melangkah dengan kaki jenjangnya menghampiri kekasihnya, Satoru berjongkok di hadapan pemuda itu dan menggenggam tangan Yuuji

"Apa yang sudah mereka lakukan padamu, Yuuji..?" netra kristal Satoru masih menatap pemuda itu lekat-lekat walaupun tatapan tersebut tidak kunjung dibalas, "Katakan padaku"

Yuuji masih bungkam, dia tidak menjawab ataupun membalas tatapan Satoru seakan pikiran dan jiwanya tidak ada disana

Pria bersurai putih itu mengelus pipi mulus Yuuji, "Hei.. aku ada disini"

Akhirnya netra hazel pun membalas netra kristal tersebut, tatapannya masih juga kosong dan redup

Satoru menepuk pelan bahu kekasihnya, lantas dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Yuuji

"Kau pasti lelah, biar kuantar ke kamar" ucap Satoru yang tidak kunjung dibalas, langsung saja pria itu mengangkat tubuh Yuuji tanpa pikir panjang

Gojo Satoru terkejut saat merasakan tubuh pemuda itu gemetaran dalam gendongannya dan tidak kunjung berhenti juga, iris mata kristal tersebut menatap Yuuji sedih

Pria bersurai putih itu memposisikan tubuh kecil Yuuji di kasur king size miliknya dengan lembut, lalu dirinya ikut merebahkan tubuh disamping Yuuji

"Jangan takut, Yuuji" ujar Satoru sembari membenamkan kepala pink itu di dadanya, "Aku ada disini"

Isakan-isakan kecil yang perlahan membesar dan terdengar menyakitkan itu mulai keluar dari bibir Yuuji, bahu kecilnya naik turun dan mulai bergetar hebat

"Hiks.. aku sudah merenggut nyawa orang lain.." ucap Yuuji sambil terisak, "Aku tidak pantas disini... harusnya aku yang menggantikan mereka mati.."

Tangan Satoru terulur membelai surai pink tersebut untuk menenangkannya, pria dengan netra kristal itu mengeratkan pelukan pada Yuuji

"Bukan salahmu" ucap Satoru mengelus punggung kecil sang kekasih yang masih bergetar, "Sama sekali bukan salahmu"

Satoru masih membenamkan kepala pemuda itu dalam pelukannya, membiarkan Yuuji menangis dan mengeluarkan kesedihan sepuasnya

Karena selama ini Satoru sadar, kalau Itadori Yuuji merupakan tipe orang yang selalu menyembunyikan kesedihannya

Akhirnya Yuuji berhenti gemetar dan terisak, pemuda manis itu tertidur lelap karena kelelahan menangis

Satoru masih belum merubah posisi mereka, dia pun membelai surai pink tersebut sekali lagi dan menghapus jejak air mata yang membasahi pipi kekasihnya

Kemudian dia mengecup dahi Yuuji, "Sepertinya aku benar-benar akan gila jika sekali lagi melihatmu menangis"

.

.

Megumi memasang raut wajah shock setelah mendengar seluruh penjelasan tidak masuk akal tentang dirinya sendiri dari Maki senpai yang ternyata adalah kakaknya

Kedatangan tiba-tiba Maki dan sebuah makhluk aneh di rumah Megumi saja sudah membuat dirinya shock, ditambah dengan pernyataan-pernyataan dan fakta yang diungkapkan Maki untuknya

Senpai yang ternyata sedarah dengannya itu mengatakan kalau Megumi adalah setengah penyihir, marganya dan kehidupannya yang sekarang semua adalah palsu

Maki bilang semua sudah diatur sejak pemuda berambut hitam itu lahir, dirinya memang sudah dipilih sebagai penerus dari ayahnya yang setengah penyihir juga

Tidak seperti Naoya, Mai, dan Maki yang merupakan penyihir sepenuhnya

"T-tunggu.." Megumi memijat pelipisnya pusing, "Apa maksudmu dengan setengah penyihir? aku ini manusia yang bahkan baru tahu tentang penyihir belakangan ini"

Maki menggenggam tangan adik lelakinya itu, "Aku tahu kalau berat bagimu untuk menerima fakta ini"

"Megumi.. kau akan mengerti semuanya saat bertemu ayah" ucap wanita berkacamata sambil mengulurkan tangannya untuk di genggam sang adik, "Ayo pulang.. ke tempat kita berasal"

Pria bernetra legam itu masih diam dan belum membalas uluran tangan Maki, sejujurnya dia sungguh tidak percaya dengan fakta tidak masuk akal ini, tapi Megumi merasa kalau dirinya harus ikut dengan Maki saat itu juga atau akan menyesal

Akhirnya jemari lentik itu membalas uluran tangan Maki, "Kemana?"

Wanita berkacamata itu tersenyum lega sembari mengisyaratkan sang kutukan untuk membuatkan mereka portal menuju suatu gerbang

"Tentu saja dunia penyihir"

mistakes ; goyuu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang