Meet him

530 341 597
                                    

Seoul, South Korean.

Dingin. Menjadi hal yang tengah dirasakan penduduk Korea Selatan. Musim dingin sedang menyerang wilayah mereka, khususnya di kota Seoul, butiran salju sudah berjatuhan sedari pagi hingga siang menjelang. Tak ada satu kali pun sinar matahari dirasakan mereka pada hari ini.

Semua orang berlalu lalang memakai pakaian tebal khas musim dingin guna menghangatkan tubuh masing-masing, meskipun tetap saja rasa dingin itu masih menang, tak terkalahkan.

Berbeda dengan gadis yang kini tengah duduk disebuah kursi tunggu stasiun kereta, ia hanya mengenakan jaket dan celana training biasa ditambah sepatu kets yang menutup kakinya juga topi berwarna putih polos, pakaiannya sama sekali tak menunjukan pakaian musim dingin dan seperti nya menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang disekitar stasiun itu. Raut mereka sama seperti mempertanyakan.

"Apakah gadis itu tak merasa kedinginan?"

Dan jawabannya iya, tentu saja ia merasakan kedinginan, suhu saat ini mendekati nol derajat Celcius, bahkan tak jarang bibirnya gemetar, gigi-gigi nya bergelematuk. Sesekali ia menyesap coklat panas yang ia beli tadi sebelum mendatangi stasiun ini.

Namun, apa yang membuatnya berpakaian seperti itu jika ia tahu dirinya akan merasakan dingin? Jawabannya sederhana. Ia menyukai musim dingin, sangat menyukainya! ia suka bagaimana dingin menyapa dirinya, bagaimana salju menjatuhi jaket yang ia kenakan.

Dia sama sekali tak berusaha menghangatkan diri dengan memakai pakaian tebal. Bagi nya dingin tetaplah dingin sekalipun ia berusaha membuat tubuh miliknya hangat, dia akan kalah sebab dingin tetaplah menjadi pemenang.

Kata orang-orang gak banyak yang bisa dilakukan pada musim dingin, namun tidak dengan Hana, dia punya jadwal padat untuk mengisi musim dinginnya, jika tidak bersekolah dia akan keluar dari rumah memburu salju dan membuatnya menjadi bermacam-macam bentuk, dia bahkan mempunyai berbagai cetakan salju salah satu kesukaannya adalah yang berbentuk bebek.

Tidak juga dia pernah absen membuat manusia salju di musim dingin karena menurutnya itu adalah hal yang wajib Hana lakukan, ngomong-ngomong dia ini juga penggemar berat Olaf di film frozen, segala hal tentang musim dingin dia akan begitu cepat menyukainya.

Kegiatan Hana selama musim dingin gak cuma itu saja, dia akan bersepeda ke toko buku langganannya menghabiskan banyak waktu untuk membaca berbagai macam buku.

Selepas itu dia mampir ke minimarket disebelah toko buku untuk menikmati dua porsi ramen instan karena satu aja gak cukup! Ramen terlalu sulit ditolak kenikmatannya saat musim dingin. Persetan dengan berat badannya yang akan naik nanti, setelah musim dingin berlalu dia juga akan rajin berolahraga, dia janji akan serius bersepeda bila diajak oleh Jeno salah satu teman baiknya yang tak pernah absen untuk bersepeda diwaktu luang.

Tapi hari ini dia tidak bisa menghabiskan waktu musim dingin seperti biasa, karena mendapatkan tugas dari Ibu untuk menjemput seseorang di stasiun kereta. Sudah hampir satu jam Hana menunggu kereta yang dimaksud itu tiba, dia bahkan berkali-kali mengecek jam pada pergelangan tangan kirinya. Barangkali dia salah jam, hawa sudah semakin dingin menusuk hingga ke tulang-tulang, coklat panas yang sedari tadi ia sesap sudah habis.

"Kalo bukan karena Ibu yang maksa mana mau aku disini."

Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan bagi Hana apalagi seseorang yang ditunggu nya kini adalah seseorang yang masuk dalam kategori ia 'benci' membuat rasa menyebalkan dari menunggu itu berkali-kali lipat meningkat.

"Kak!"

Park jisung, laki-laki tinggi juga bermata sipit itu berjalan kearah Hana, sosok yang sedari tadi ia tunggu kini sudah tiba, sosok yang merupakan adik tirinya. Perasaan tak enak dalam hati kini tiba-tiba muncul, mungkin efek menyimpan rasa benci berlebih pada orang dihadapannya ini.

Somewhere in Canada || MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang