06| Bunga ungu?

172 85 19
                                    

Happy reading yaaaaa 💜

Happy reading yaaaaa 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

Aqilaa memarkirkan motornya dihalaman rumah berlantai dua, dengan dominan warna putih yang tampak asri karena banyaknya tanaman yang tumbuh di sekitar. Gadis itu kemudian melangkah masuk. Sepi, itulah suasana yang terasa saat gadis itu membuka pintu. Ia kembali melanjutkan langkahnya sambil celingukan mencari keberadaan sang penghuni rumah.

"Assalamualaikum Bundaaa! Aqilaa pulang!"

"Bundaaaa."

Hening, tak ada sahutan apapun dari panggilan Aqilaa.

Gadis itu terdiam, berpikir sejenak di saat sore hari begini biasanya bunda itu berada dimana? Lalu tanpa berpikir panjang lagi gadis itu kembali melangkah ke taman belakang. Tebakannya tidak meleset sama sekali. Terlihat wanita paruh baya sedang asik menyirami bunga dengan bersenandung riang. Sudah dapat dipastikan karena terlalu sibuk dengan kegiatannya sampai tidak mendengar panggilan Aqilaa.

Aqilaa berjalan pelan berusaha tanpa menimbulkan suara, kemudian memeluk pinggang bundanya sampai berjengit kaget, kemudian reflek menabok tangan gadis itu pelan, "Aqilaa, kamu ini sukanya ngagetin."

Bunda Aqilaa—Syima—kini berbalik badan tepat berada di hadapan gadis itu. Gadis yang baru saja di omeli bundanya hanya cengengesan merasa tak bersalah. "Habisnya bunda fokus banget sih. Aqilaa jadi, gak bisa gak jail, deh."

"Kamu ini! Untung bunda gak jantungan," omel Syima kepada anak gadisnya.

"Baru sampai? Kamu udah makan nak?" Imbuh nya.

Aqilaa selalu merasa senang jika bundanya menanyakan hal seperti ini saat Aqilaa pulang sekolah, sangat pengertian. Bunda nya itu sangat menyayangi dirinya, bagaimana Aqilaa tidak menyayangi nya juga?

Gadis itu mengangguk, "iya, Aqilaa baru sampai langsung nyariin bunda, eh beneran ada di sini. Aqilaa udah makan Bun di sekolah tadi. Bunda udah makan kan?"

"Udah, ya sudah kalau begitu kamu mandi gih terus istirahat," titah Syima.

"Hehehe, oh iya Bun ayah belum pulang yah?" Bukanya melaksanakan perintah bundanya, gadis itu kini kembali bertanya.

Syima menatap Aqilaa sebentar dengan sorot mata yang sulit di artikan, kemudian menjawab nya, "Belum, tapi tadi pagi ayah kamu telpon, terus bunda bilang deh kalau anak gadisnya ini kangen banget, kamu tau jawabannya apa? Ayah kamu bilang kalau dia juga kangen sama kamu," ucapnya sambil mengelus surai Aqilaa lembut di sertai senyuman khasnya.

"Iyakah? Tapi kenapa sih ayah selalu telpon nya pagi-pagi, Aqilaa kan masih sekolah." Ada rasa senang ketika ia tau ayahnya juga merindukan nya tapi Aqilaa masih sedikit kesal karena belum mendengar langsung suara ayahnya itu.

"Namanya juga sibuk, mungkin waktu senggang nya itu pagi-pagi. Udah sana mandi! Nanti kan juga bisa telpon lagi," titah Syima mutlak sambil membalikkan badan Aqilaa, mendorong pelan punggung anaknya untuk masuk kedalam rumah.

Aqilaa: Memeluk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang