V

8.3K 1K 438
                                    

••••🍎🍎🍎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





🍎🍎🍎

Touching him was like realizing all you ever wanted was right there in front of you

"Apa kau punya banyak pekerjaan?" Tanya Harry lembut sambil mengusap tetesan keringat yang mengalir dari pelipis Draco.

"Bukan urusanmu." Ketus Draco.

Harry tersenyum, sudah terbiasa, "jangan terlalu banyak memikirkan sesuatu yang dapat membuatmu stres. Nikmatilah yang sesuatu kau sukai dan baik bagi dirimu."

"Aku tidak suka mendengar nasehatmu."

"Bukan masalah suka, tapi bagaimana caramu menanggapinya," Kata Harry sambil menuangkan air kedalam gelas.

Alis Draco menukik, "kenapa kau tidak pergi saja dan mengajar para mahasiswa? Bukankah kau seharusnya punya kelas pagi?"

Harry menggeleng lalu mengarahkan sesendok nasi pada Draco, "tidak bisa, suamiku sedang sakit."

"Aku bisa mengurus diriku sendiri!" Draco mengambil piring dan sendok yang ada di tangan Harry lalu mulai makan sendiri.

Harry menatap Draco lembut lalu menempelkan telapak tangannya pada kening Draco, "baiklah, jika kau membutuhkan obat, aku menaruhnya di dalam laci. Jangan pergi kemana-mana, kau harus istirahat." Harry bangkit berdiri lalu mengambil pakaian dan handuk kemudian masuk kedalam kamar mandi.

Draco mulai memakan sarapannya sendiri perlahan-lahan. Rasanya tidak enak, lidahnya terasa pahit. Dia memaksakan diri untuk tetap memakannya, namun pada suapan kelima dirinya menyerah. Draco meletakkan piringnya diatas nakas lalu meminum segelas air. Setelah itu kembali berbaring di kasur.

Beberapa saat kemudian Harry keluar dari kamar mandi. Melihat Draco yang tidak menghabiskan sarapannya, tetapi dia hanya diam saja, pura-pura tidak tau. Harry berjalan menuju meja rias, memakai bedak lalu menyisir rambut. Diam-diam ia melihat dari pantulan kaca dan mendapati Draco sedang menatapnya.

Harry memasukkan beberapa peralatan kedalam tasnya. Memeriksa ponsel untuk melihat jam. Dan masih mengabaikan Draco yang terus menatapnya. Mengambil parfum lalu menyemprotkannya dua kali ke sisi lehernya.

"Jika nanti pacarmu datang lalu kalian bercinta, tolong jangan mengotori sprei ini jika kalian tidak ingin membersihkannya." Kata Harry bersiap untuk keluar dari kamar.

"Tapi aku selalu memakai pengaman ketika bercinta dengannya."

Harry mengangguk, "tapi jangan membuangnya di sembarang tempat." Ucapnya lalu benar-benar keluar dari kamar.

Draco diam, tidak mengerti. Entah kenapa ia merasa tersindir. Tapi ia juga tidak rela ketika Harry meninggalkannya. Kenapa Draco jadi merasa bersalah. Sebenarnya apa yang terjadi? Perasaan campur aduk dihatinya sungguh tidak menyenangkan.

RED || Loving HimWhere stories live. Discover now