10 - BERITA DUKA

783 83 8
                                    

Jum'at Barokah.
Perbanyak sholawat.
Jangan lupa baca al-kahfi juga ya. 😊

Happy reading.

|Bismillah.|

"Rayii!!"

Surawisesa menghentikan langkahnya.
Matanya bergerak gelisah.

"Sial!! Bukankah ini suara raka Walangsungsang?"

Perlahan Surawisesa membalikkan badan dan terlihat jelas olehnya, Walangsungsang dan syekh Nurdjati datang menghampirinya.

"Syekh Nurdjati? Raka Walangsungsang?? Rupanya kalian ada disini.." Surawisesa berusaha menyembunyikan segalanya dan bersikap seolah-olah ia tidak memahami apapun.

"Rayi, apa yang kau lakukan disini??"tanya Walangsungsang.

Surawisesa terdiam sejenak.
"Aku tidak akan mengatakan hal yang sebenarnya.."

"Em. Aku- aku diperintahkan oleh ayahanda prabu untuk menyusul kalian.. iya.. syukurlah akhirnya aku menemukan kalian disini." Ujar Surawisesa berpura-pura terlihat senang.

"Alhamdulillah.. akhirnya ayahanda prabu mengirim mu kemari.." ujar Walangsungsang.

"Benar Raden. Saat ini, kami sedang mendapat masalah.." ujar Syekh Nurdjati.

"Masalah??" Surawisesa melihat kearah syekh Nurdjati dan Walangsungsang. Sepertinya ada yang kurang dari mereka.

"Tunggu, dimana yunda Rara Santang??" Tanya Surawisesa sedikit terkejut.

Walangsungsang menghembuskan napas berat. "Itulah permasalahan kami rayi. Rayi Rara Santang telah diculik.. dan kami tidak tau siapa yang telah menculiknya..."

"Rara Santang diculik? Hah! Sepertinya aku dapat memanfaatkan situasi ini.." Batin Surawisesa.

"A-apa?? Yunda Rara Santang diculik?? Bagaimana bisa?" Surawisesa mulai memainkan tipu muslihatnya.

"Iya raden. Nyimas Rara Santang diculik disaat kami lengah. Dan penculik itu tidak meninggalkan jejak apapun.." jelas syekh Nurdjati.

"Lalu.. apa yang harus kita lakukan?? Bukankah kita harus menuju Kumpar Putih?? Waktu kita tidak banyak.. Kumpar Putih dapat menyerang kapan saja.." ujar Surawisesa.

"Karena itulah rayi. Kami bimbang. Apakah kami harus mencari rayi Rara Santang terlebih dahulu? Ataukah melanjutkan perjalanan ke Kumpar Putih. Sedangkan, kita tidak tau bagaimana keadaan rayi Rara Santang saat ini.."

Surawisesa terdiam sambil tersenyum sangat kecil. Sampai-sampai senyuman itu tidak dapat terlihat jelas kecuali dirasakan oleh dirinya sendiri.

"Em. Begini saja raka. Syekh Nurdjati dan raka Walangsungsang pergilah mencari yunda Rara Santang. Sedangkan aku akan melanjutkan perjalanan ke Kumpar Putih dan mencari bukti disana.."

"Tidak rayi!! Kau tidak bisa pergi kesana seorang diri. Itu sangat membahayakan dirimu.." cegat Walangsungsang.

"Benar raden, itu sangat berbahaya. Prabu Antaraksa tidak akan segan-segan menjatuhkan hukuman yang berat kepada raden. Kalau sampai raden nanti tertangkap." Jelas syekh Nurdjati.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Where stories live. Discover now