21.1 Misaki Sakit

720 90 40
                                    

Neet.... Neet... Neet...

Alarm dari jam waker berbunyi.

"...."

Waktu menunjukkan jam 5 pagi.

Kazuto dengan linglung mematikan alarmnya. Butuh sedikit waktu agar pikirannya bisa lebih jernih.

"Mimpi yang aneh...."

Gumam dia.

Entah sejak kapan dia memulai mimpi itu, tapi berdasarkan ingatannya, itu mungkin terjadi setelah Misaki mengatakan padanya untuk membayangkan dirinya mati dan bereinkarnasi sebagai dirinya.

Ya, mungkin sejak saat itu. Pikir Kazuto.

Dia terkadang bermimpi bahwa dirinya berubah menjadi Misaki. Dia memiliki kesadaran di sana, namun, dia tak dapat mengendalikan dirinya dalam mimpi itu, dan malah, di sana dia setiap kali bertemu bentuk dirinya sebagai Kazuto selalu seperti anjing yang menggonggong, baik itu mencaci atau menghina, dia melakukan itu padanya dan benar-benar tidak dapat mengendalikan mulutnya yang kotor sampai dia sendiri tidak yakin apakah itu benar-benar dirinya sendiri.

Itu sungguh menjadi pengalaman yang aneh dan menarik baginya, apalagi mimpi itu membekas dalam pikirannya, dan bukan perlahan menghilang seperti mimpi biasanya.

"Yahh, itu hanya mimpi."

Ucap Kazuto saat merenggangkan tubuhnya.

Setelah itu, dia mengganti pakaiannya menjadi pakaian training, dan berniat joging. Kebiasaan ini dimulai dari adiknya, dan dia juga mulai rutin melakukannya.

"Misaki belum bangun."

Kazuto mengintip ke kamar Misaki, dan dia masih belum bangun.

"Yahh, hujan semalam selesai tengah malam sih, jadi wajar dia masih tidur."

Semalam, hujan tidak mau berhenti sampai tengah malam. Dan, Misaki yang takut dengan petir tidak mau melepaskannya selama waktu itu.

Mengingat kejadian semalam membuat Kazuto tersenyum sendiri. Misaki selalu rapuh jika itu berhubungan dengan hal yang ditakutinya. Meski dia dikaruniai banyak hal bagus sejak kecil, sebagai gantinya dia juga memiliki lebih banyak kekurangan pada dirinya. Dan itu, yang membuat dia menjadi manusia.

Dengan begitu, Kazuto harus joging sendirian hari ini.

Ketika dia keluar, genangan air masih membekas di tanah, dan butiran air yang menempel di kuncup daun dari bekas hujan sebelumnya masih tersisa.

Disambut dengan pemandangan itu membuat Kazuto berpikir bahwa musim hujan akan turun lebih rutin daripada tahun sebelumnya.

Tapi mengabaikan hal itu, dia mulai berlari setelah melakukan sedikit pemanasan.

"Pagi, nenek Himiko. Beraktivitas cepat seperti biasa, ya."

Ketika Kazuto berlari, dia menyapa nenek Himiko yang sudah bangun lebih pagi seperti biasa.

"Selamat pagi juga, nak Kazuto. Tidak biasanya kau lari sendiri, mana Misaki?"

"Misaki masih tidur. Semalam dia harus terjaga karena takut dengan suara petir."

"Fufu, wajar bila anak seusianya takut dengan hal semacam itu. Dan tugasmu sebagai kakak adalah melindunginya, jadi selalu lah di sisinya jika dia membutuhkan, mengerti?"

"Aku mengerti, terima kasih untuk sarannya. Aku pergi dulu kalau begitu."

"Ya, hati-hati di jalan."

Selesai menyapa nenek Himiko, Kazuto melanjutkan jogingnya dan berkeliling di sekitar area perumahan.

....

When I Was Dead I Just Being My Sister!!Where stories live. Discover now