-O4

68 19 9
                                    

Para venard dipulangkan lebih cepat hari ini.

Tentu saja, semua venard harus berlatih lebih keras untuk ujian kelulusan mendadak itu.

Pengumuman pembagian tim sudah diumumkan di mading Renard High School. Ada yang senang karena satu tim dengan orang famous, sahabat mereka, atau orang-orang dengan kemampuan lucky. Ada juga yang merasa tidak adil karena tidak mendapat semua itu.

Contohnya seperti venard yang satu tim dengan Yena.

Yena melihat Mading sekolah dan membaca nama yang masuk satu tim dengannya. Ia harap ada nama Yeri tapi nyatanya,

•Choi Arin T3-B
•Mark Lee T3-C
•Seo Changbin T3-D
•Choi Yena T3-Kelas himbauan

“Wow, coba lihat tim itu!” Seru seorang venard menunjuk ke arah salah satu kertas di mading.

“Arin, aku menemukan namamu!” Seru venard lainnya.

“Woah apa-apaan ini? Arin satu tim dengan Mark? Lalu Mark satu tim dengan Changbin? Ditambah ada si bangsawan adopsi.”

“Aku yakin tim ini pasti akan mati duluan bahkan sebelum menghadapi monster-monster itu.”

“Aku dengar Changbin juga membenci Arin sih.”

“Mereka pasti tidak akan berhasil. Aku jadi kasihan kepada Mark, dari dulu cita-citanya ingin menjadi odesch bagian keamanan tapi dia malah mendapatkan tim yang pasti akan mati.”

“Ada si bangsawan adopsi juga.”

“Oh my gosh~ kasian sekali dia pasti akan dibully huhu~”

Beberapa venard menatap Yena remeh dan menertawakan nya. Yena melihat venard-venard itu sambil tertunduk. Salah satunya ada Arin yang menatapnya tajam lalu gadis itu pergi begitu saja disusul temannya.

“Hei Yena, sepertinya sebelum kau pergi untuk ujian kelulusan, salah seorang dari tim mu pasti akan membunuhmu duluan. Hahahaha.”

Yena mengepalkan tangannya kesal. Dia menatap tajam ke arah venard yang mengatainya tadi. Venard memasang ekspresi pura-pura takut sebelum akhirnya tertawa lepas lagi.

Yena menghembuskan nafasnya pasrah dan memutuskan pergi dari sana. Lagi pula, dia sudah tau siapa venard yang satu tim dengannya kan?

Ia harap, sangat berharap, benar-benar berharap,

Semuanya akan baik-baik saja.

(?)(?)(?)

Bruk!

Yena menjatuhkan dirinya di tempat tidurnya. Satu hari lagi yang melelahkan. Ditambah sebuah kejutan yang sangat mendadak.

“Arin membenci Mark, dan Mark musuh Changbin, ditambah Changbin juga tidak menyukai Arin. Ditambah... Aku? Ck.” Yena berdecak kesal, benar-benar menyebalkan.

“Aku mungkin akan mati duluan. Sangat mudah ditebak bagaimana takdirku.” Pikir Yena asal.

“Ah Yena, kenapa takdirmu harus seperti ini?” Yena mengacak-acak rambutnya kesal.

Tok tok tok!

“Oh?”

“Yena?? Ini Kak soo!” Teriak seseorang dari luar.

“Sebentar, kak!” Yena membuka jendela kamarnya dan berteriak ke Jisoo yang berada di bawah.

Sedikit informasi, rumah Yena bertingkat.

“Kak soo! Ayo masuk!” Suruh Yena setelah membuka pintu.

Jisoo mengangguk sambil tersenyum sebelum akhirnya masuk ke rumah Yena.

“Tumben sekali, kak?” Tanya Yena berbasa-basi.

“Hanya ingin berkunjung. Sudah lama aku tidak kesini.” Jawab Jisoo sambil duduk di sofa, sebelah Yena.

“Sekalian, aku juga ingin memberikan ini. Sepertinya kau meninggalkan ini di kelas?” Jisoo mengeluarkan sebuah buku tebal dan memberikannya ke Yena.

“Ah iya, aku lupa jika aku meminjam ini tadi.” Yena mengusap tengkuknya.

“Terimakasih Kak soo, aku benar-benar penasaran dengan buku ini. Tapi sepertinya ini terakhir kalinya aku membaca buku.”

“Kenapa begitu?”

“Kak soo tau sendiri...” Yena tertunduk.

“Jangan berfikir seperti itu, Yena. Ujian kelulusan itu memang benar-benar menyeramkan. Tapi akan lebih menyeramkan jika kau sudah berfikir yang tidak-tidak sebelum melaksanakan nya.”

“Tapi, aku satu tim dengan Changbin, Arin dan Mark.”

“Lalu, memangnya kenapa?”

“Kak soo tidak tau? Mereka bertiga saling bermusuhan. Ditambah adanya aku di tim-”

“Iya, Kakak tau tentang itu. Tapi kenapa kau harus putus asa? Memangnya kenapa hm?” Tanya Jisoo.

“Aku... Tidak yakin, kak.”

“Yena. Dengarkan Kak soo, lagi." Jisoo menatap Yena serius.

“Jangan dengarkan mereka, aku tau itu.” Sela Yena seolah dia tau apa yang akan dikatakan oleh Jisoo.

“Huh, Yena...” Jisoo menghembuskan nafasnya pasrah lalu mengambil tangan Yena dan menggenggamnya erat.

“Ada sesuatu, yang tidak kau ketahui dalam dirimu. Kau harus mencari tau hal itu.”

Jisoo memberikan Yena pelukan hangat sebelum akhirnya berdiri dan berjalan ke arah pintu.

“Kak soo!” Yena mengejar Jisoo yang hendak pergi.

Jisoo menghentikan langkahnya lalu berbalik ke Yena.

“Hal apa itu? Kak soo tau sesuatu? Kenapa Kak soo tidak memberitahukan nya kepadaku?” Tanya Yena.

Jisoo hanya tersenyum, itu bukan jawaban yang Yena inginkan.

“Kak soo...”

“Takdir.”

“Hah? Apa?”

“Takdir yang akan menjawab itu semua. Bahkan rahasia tentang bunda mu itu. Kau akan mengetahuinya, pasti.”

Yena terdiam, ia benar-benar tidak mengerti.

“A.. aku tidak mengerti, kak.”

“Jangan menyerah. Percayalah jika kau akan berhasil. Aku harus pergi. Sampai jumpa, Yena.”

~~~

[✓] 3 MISSIONWhere stories live. Discover now