Ketos Galak : 15 | Yang Pertama

62.7K 9.5K 1.9K
                                    

Ketos Galak | [Yang Pertama]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketos Galak | [Yang Pertama]

Siap yaaa? XD bakar yaaa 🔥🔥🔥

Bantu tandain typo jangan lupa. Selamat membacaaa.
***

JENA
AKU tidak ingin melewatkan suasana sekolah tanpa Kaezar. Kapan lagi coba seharian tidak menemukan wajah Kaezar di sekolah kalau bukan sekarang? Kaezar itu siswa anti bolos, jadi sekalinya dia izin dan tidak masuk sekolah seperti ini, rasanya surga sekali untukku—untuk anggota OSIS lain juga.

Namun, kenapa di saat aku seharusnya bersenang-senang di sekolah tanpa disuruh ini-itu oleh Kaezar, tubuhku malah semakin terasa ringkih. Kemarin aku hanya merasa pusing, kepalaku berat, tapi saat ini rasanya lebih dari itu. Aku bahkan tidak melepas jaketku sejak berangkat sekolah, aku menggigil kedinginan saat diam.

"Udah semua kan ini, Je?" tanya Kalina dari mejanya, memeriksa beberapa file yang kukirim lewat surel.

"Udah," sahutku dari meja sekretaris. Semalam, dia memintaku untuk membantunya membuat flyer, pamflet, juga poster yang nanti akan digunakan untuk mempublikasikan acara PENSI. "Lo koordinasi sama Hakim ya, dia kan seksi publikasi."

"Oke," sahut kalina. "Thanks, ya!"

Aku mengangguk. "Nggak ada lagi, kan? Gue ke kelas, ya?"

Kalina mendongak dari balik layar laptopnya. "Hm ...." Gumaman Kalina seketika membuatku curiga. "Kayaknya ..., desainnya bakal gue ubah deh. Boleh, ya?"

Demi Tuhan ya, Kalina, saat ini kepalaku sedang terasa berat, tidak memiliki banyak tenaga untuk kuhamburkan dengan berdebat. Kenapa dia selalu membuatku jengkel, sih? Dia tidak tahu ya kalau aku mengerjakan semuanya itu semalaman ditemani jaket tebal? Sampai keadaan pagiku memburuk seperti ini!

"Terserah lo," sahutku malas. Aku tahu Kalina bisa menangkap nada kesal dari suaraku barusan, tapi cewek itu tanpak biasa saja.

Aku beranjak dari mejaku setelah mematikan layar komputer. Berjalan sambil masih mengeratkan jaket menuju kelas. Setelah ini, aku harap Kalina sama sekali tidak berniat mengganti semua desain yang sudah kubuat. Jika itu terjadi, aku menyerah pada Kalina.

Aku sudah tiba di kelas dan duduk setelah mengembuskan napas kasar. Sebelum aku datang, di meja Chiasa sudah ada Hakim dan Sungkara yang datang bertamu.

"Pagi-pagi auranya kesel ya, Je?" tanya Chiasa.

Aku menunduk, sepertinya aku benar-benar sakit sampai tidak punya tenaga untuk menumpahkan kekesalanku.

"Dari ruang OSIS?" tanya Davi, yang baru saja duduk di depan mejaku.

Aku mengangguk.

"Gue juga barusan habis dari ruang OSIS, tapi di sana cuma ada Kalina." Davi menepukkan dua tangannya dengan mata hampir berkaca-kaca. "Kae, tolong izinnya agak lamaan dikit kek gitu ya kamu, bisa nggak? Jangan dua hari, dua minggu nggak apa-apa. Biar pagi indah gue ini terasa agak panjang."

Ketos GalakWhere stories live. Discover now