Ketos Galak : 19 | Apa pun

63.3K 9.7K 3.7K
                                    

Ketos Galak | [Apa pun]

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Ketos Galak | [Apa pun]

3000+ kata yeaaa. Karena i love you 3000 *dijejeg*

Part kemarin udah menyentuh 2.5k+ vote yaampuuun. XD Sekarang bisa lagi nggak? Lagi ya? Oke? Janji?

Siram apinya siram apinya 🔥🔥🔥

Tolong tandai typo yaaa. Selamat membaca.
***

JENA

Minggu-minggu ini aku banyak menghabiskan waktu mengurus segala hal tentang PENSI, mendampingi Kalina mengerjakan ini dan itu, membantunya membereskan pekerjaan yang tidak tertangani, menyelesaikan apa yang tidak sempat dikerjakan olehnya, dan ... jujur, ini lebih melelahkan daripada aku sendiri yang mengemban tugas itu sendirian.

Aku seolah-olah harus siap ketika Kalina tiba-tiba menghubungiku untuk minta bantuan, kapan pun itu.

Lebih parahnya, saat waktu menuju PENSI ini tinggal satu minggu lagi, dia bilang desain id-card panitia hilang. Dan hal itu membuat Kaezar memintaku untuk mendesain ulang sekaligus mengurusnya langsung ke percetakan.

Aku berjalan lunglai, keluar dari rumah setelah pamit pada Mami untuk berangkat sekolah. Hari ini Papi berangkat lebih pagi dan aku menolak ikut, aku tidak ingin terdampar di sekolah bersamaan dengan Pak Jafar yang baru membuka gerbang.

Saat baru saja membuka pintu pagar, aku menemukan mobil Kak Aru melaju dari arah rumahnya. Aku masih berdiri di depan pagar saat mobil itu berhenti tepat di depanku.

"Hei, belum berangkat?" tanya Kak Aru setelah membuka kaca jendela mobilnya.

Aku tersenyum. "Iya, nih." Sengaja sih, jika perlu aku akan datang lebih siang agar dihadang oleh Pak Jafar di depan gerbang sekolah dan tidak diperbolehkan masuk dulu sebelum kena hukuman. Itu lebih baik daripada tiba di sekolah lebih pagi dan bertemu Kalina.

Benar-benar ya, aku ingin sekali menghindari Kalina akhir-akhir ini, walaupun percuma karena kalaupun tidak bertemu, dia bisa langsung menghubungiku.

"Bareng Kak Aru, yuk?" ajaknya.

"Memangnya Kak Aru mau ke mana?"

"Pancoran."

"Beda arah dong itu. Bukan bareng namanya, tapi jatuhnya Kak Aru nganterin aku."

"Ya, nggak apa-apa. Kak Aru antar, yuk!"

Aku menyetujuinya. Bergegas masuk ke mobil dan duduk di sampingnya. Akhir-akhir ini Kak Aru memang banyak menghabiskan waktu di Jakarta. Katanya sedang penelitian untuk tugas kuliah, untuk lebih jelas penelitian di mana dan tentang apa, aku tidak tahu. Sheya hanya memberi tahuku sebatas itu. "Oh, iya. Sheya sama Shena nggak bareng?"

Ketos GalakHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin