Chapter 7

19.3K 355 1
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Selama perjalanan menuju Rumah Rico, tidak ada perbincangan antara Kania dan Rico. Kania hanya fokus dengan ponselnya sementara Rico terus melihat kearah jalan.

Kania memasukkan ponselnya kedalam tas, ia menatap wajah Rico yang tengah menatap jalanan dengan ekspresi datar.

"Awas nanti suka." Seru Rico dengan tiba-tiba tanpa menoleh kearah Kania.

Mendengar hal itu, Kania langsung memalingkan wajahnya dan berhenti menatap Rico.

"Mana ada, kepedean lo." Kesal Kania kemudian memanyunkan bibirnya.

Rico hanya tertawa pelan mendengar balasan Kania. Ia terus menatap kearah jalan dan mempercepat kecepatan mobilnya.

"Pelan-pelan nanti nabrak! Gue terlalu cantik buat mati muda!" Sewot Kania.

"Lah, yang bilang kamu cantik siapa? Lagian sewot amat jadi cewe, nyebelin tau gak? Awas aja nanti kalau jadi istri saya suka sewot." Balas Rico menggoda Kania.

"Ihh nyebelin!" Kania semakin kesal.

"Lagian, yang bikin lo ingin nikah sama gue apasih? Gue heran kenapa lo tiba-tiba pengen nikah sama gue." Sambung Kania.

"Aldi punya hutang sama saya." Jawab Rico singkat.

Kania memijat kepalanya karena bingung dengan isi otak Rico. "Ya kenapa harus nikah? Alasannya apa?"

"Oh kamu ingin jadi budak sex saya? Atau mau saya jual? Mau saya jadiin pembantu?" Sahut Rico dengan cepat.

"Anjrit." Kania melongo mendengar balasan Rico.

"Memangnya kamu tidak mau menikah dengan saya? Cinta bisa datang kapan saja?" Rico sekarang menjadi lebih serius.

Kania menatap Rico secara spontan, ia melihat sebuah senyuman kecil dari mulut Rico. Kania memalingkan wajahnya kembali, ia memilih untuk diam.

"Saya tidak memaksa kamu. Kalau kamu menolak, kamu juga tau resikonya seperti apa." Ucap Rico menyambung pembicaraannya tadi. Keputusan Kania sudah bulat, kini ia memilih diam tidak merespon pembicaraan Rico.

Beberapa saat kemudian, Kania dan Rico sudah sampai di depan gerbang rumah Rico. Satpam membukakan gerbang dan mobil Rico melaju kedalam halaman rumah yang megah bagaikan istana.

Kania kaget bukan main sekaligus terkesima melihat rumah yang sangat megah. Ia menjadi merasa malu dan tidak percaya diri. Ia berpikir kenapa Rico memilihnya sedangkan derajat mereka bertolak belakang.

Mobil berhenti dan Rico bersiap-siap turun, ia melihat kearah Kania yang tengah menunduk murung. "Kania, kenapa?"

Kania mendongak dan melihat ke arah Rico, ia tersenyum hambar kemudian bersiap-siap untuk turun. Rico keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Kania.

Kania melangkah turun dan melihat kembali rumah megah tersebut. Rico menggandeng tangannya dengan spontan membuat dirinya kaget.

Rico menatap yakin mata Kania lalu mengajaknya masuk kedalam rumah tersebut.  Rico menekan bel rumah dan tak lama kemudian seorang pembantu membukakan pintu tersebut. Kania dan Rico segera masuk.

Kania masih terpanah dengan ruangan rumah yang sangat megah. 'Hidup Rico sangat sempurna,' Batin Kania.

"Hei, lihat siapa yang datang?" Seru seseorang dengan tiba-tiba sambil berjalan mendekat kearah Rico dan Kania.

"Rico, ini yang pernah kamu ceritakan waktu itu?" Tanya orang tersebut.

Rico mengangguk lalu Kania tersenyum hambar ketika orang tersebut memandang wajahnya.

MY HUSBAND IS BADBOYWhere stories live. Discover now