Chapter 25

15.2K 232 0
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kania dan Rico sudah siap dan sudah berganti baju. Mereka berdua keluar dari kamar dan turun ke lantai satu menuju ruang makan. Disana sudah terdapat Mario Hendrawan serta istrinya yang tengah duduk menikmati sarapan pagi.

"Om, Tante, maaf Kania belum bisa masak hari ini." Ujar Kania dengan nada canggung sembari duduk di kursi meja makan.

"Kok Om sama Tante? Kita ini orang tua kamu Nak. Panggilnya Papa sama Mama aja yah." Balas Nissa Hendrawan.

"Iya Pa, Ma." Sahut Kania.

Nissa Hendrawan tersenyum kearah Kania. "Tidak apa Nak, lagi pula kalian baru saja menikah. Pasti sibuk buatin cucu buat Mama sama Papa. Mama masih kuat masak kok."

Kania tersenyum kearah ibu mertuanya yang sangat baik kepadanya. Kemudian ia melirik kearah Rico, dengan cepat Kania langsung mengambil piring dan mengambilkan makanan untuk Rico.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Kania sembari mengambil nasi.

"Dikit aja nasinya jangan banyak-banyak. Lauknya aku ngambil sendiri aja." Sahut Rico.

Setelah mengambil makanan, mereka semua makan pagi bersama-sama. Suara tawa renyah terdengar nyaring di ruang makan. Kania merasakan indahnya memiliki keluarga, Kania termenung mengingat hidupnya yang sebatang kara dahulu kala, hanya tinggal bersama kakaknya yang tukang mabuk dan tidak peduli padanya. Tapi kini ia merasa bahagia, mendapatkan keluarga baru yang baik hati dan juga ia merasa lebih senang karena kakaknya mulai berubah menjadi lebih baik.

Setelah sarapan, Kania mengantarkan Rico kedepan. "Kamu kerja, jangan keluyuran." Ujar Kania sembari membenarkan dasi yang dikenakan oleh Rico.

"Iya sayang," Balas Rico.

Setelah selesai, Kania mencium tangan Rico dan Rico mengecup kening Kania. Mereka berdua tersenyum sembari saling bertatapan.

"Oh iya ...." Ucap Rico terhenti, Rico meraba saku celananya dan mengambil dompetnya. Kemudian ia mengambil salah satu kartu ATM miliknya dan memberikannya kepada Kania.

"Kalau kamu butuh apa-apa, pakai kartu ini saja. Kamu gausah khawatir ini memang untuk kamu dan ini jumlahnya lebih dari cukup. Kamu bisa beli apa aja yang kamu mau, oke." Ujar Rico memegang tangan istrinya lalu memberikan kartu tersebut.

"Aku mau pergi kerumah, Abang Aldi mau pergi merantau, aku harus menemuinya sebelum kepergiannya." Sahut Kania.

"Kalau begitu biar aku antar kerumah kamu, aku bisa libur sehari." Ujar Rico sembari melangkah masuk kedalam rumah.

Kania memegang pergelangan tangan Rico lalu menahannya. Rico menoleh kearah Kania kemudian Kania menggelengkan kepalanya memberikan kode agar Rico tidak perlu melakukan hal tersebut.

"Aku bisa naik taksi kok. Kamu gausah khawatir." Ujar Kania pelan.

"Beneran gapapa?" Tanya Rico sembari mendekati Kania lalu membelai rambut Kania yang panjang.

"Dih dibilangin juga, udah sana kerja!" Sewot Kania sembari mencubit lengan Rico.

"Aw aw aw! Sakitt!" Pekik Rico.

"Yaudah makannya sana kerja!"

Rico tersenyum kemudian mencium pipi Kania, kemudian ia berjalan dengan cepat menuju mobilnya. Meninggalkan Kania yang masih terpaku sembari memegangi pipinya.

"Dasar Ricoooo!" Gumam Kania pelan sembari terus tersenyum bahagia.

*****

MY HUSBAND IS BADBOYWhere stories live. Discover now