Chapter 18

13.6K 234 9
                                    

HI GUYS

SEBELUM MEMBACA AUTHOR INGIN BILANG SESUATU.

JANGAN LUPA BAYAR UANG PARKIR DENGAN CARA VOTE:)

VOTE DOANG XIXIX :)

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Setelah bersiap-siap dan berganti baju, Kania keluar dari dalam kamar dengan langkah yang terlihat berat dan juga wajah yang pucat. Ia memegangi kepalanya dengan tangannya karena ia merasakan pusing yang berlebih.

"Kania." Dengan cepat Rico berjalan mendekati Kania dan memegangi tubuhnya.

Kania menatap kearah Rico, ia kembali menatap kedalam mata Rico. Cukup lama, hingga akhirnya ia memalingkan wajahnya kembali.

Dengan perlahan dan hati-hati, Rico membantu Kania berjalan menuju kedalam mobilnya. Ia membukakan pintu dan membantu Kania duduk di kursi samping.

Setelah itu, ia menutup pintu mobil dan berlari kecil ke sisi mobil yang lain kemudian membuka pintu mobil. Ia masuk kedalam mobil lalu menutup pintu mobil kembali.

Ia memakai sabuk pengaman lalu melihat kearah Kania. 'Aldi memang buta hati, kasihan sekali gadis ini.' Batin Rico seraya menatap nanar kearah Kania yang tengah memejamkan matanya.

Kemudian ia mulai menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankan mobilnya mengantarkan Kania menuju Rumah Sakit guna untuk berobat.

Tidak ada perbincangan diantara mereka selama perjalanan, hingga tiba-tiba ponsel Rico berdering karena ada telepon masuk.

Rico segera mengambil earphone miliknya dan memakainya, kemudian ia mulai berbicara.

"Batalkan saja semua jadwal meeting hari ini. Saya sedang ada urusan mendesak." Ujar Rico singkat lalu melepaskan earphone yang ia kenakan. Ia kembali fokus menyetir.

"Kalau kamu sibuk dan ada kepentingan, turunkan saja aku disini. Aku bisa mencari taksi atau angkutan umum." Sahut Kania dengan tiba-tiba dengan nada lemas.

Rico menggelengkan kepalanya. "Sudahlah. Kamu tenang saja, aku akan mengantarmu berobat."

Beberapa saat kemudian, Rico sudah sampai di salah satu Rumah Sakit besar di kotanya. Ia segera membantu Kania masuk kedalam rumah sakit.

Rico mendudukkan Kania di atas kursi tunggu sementara ia meraba sakunya dan menghubungi seseorang.

"Halo Dokter, saya Rico Aldevaro. Saya pikir Dokter sudah tau maksud saya menelpon anda." Ucap Rico dengan nada dingin.

Setelah beberapa saat, ia hanya dia mendengarkan suara yang keluar dari telepon genggamnya.

Sesaat kemudian, ia mematikan ponselnya dan memasukkan kembali kedalam sakunya. Ia membantu Kania berdiri dan membawanya kedalam ruangan salah satu dokter pribadi keluarganya.

Kania berbaring diatas brankar dibantu oleh Rico. Kemudian, dokter mulai memeriksanya.

Setelah diperiksa, Rico membantu Kania bangun dan mereka duduk di sebuah kurso di depam dokter.

"Bagaimana kondisi Calon Istri saya?" Tanya Rico kepada dokter seraya menatap kearah Kania yang tengah menatapnya ketika mendengar kata calon istri dari mulutnya.

"Kondisi Calon Istri Tuan Aldevaro baik-baik saja. Dia cuma kelelahan dan kurang beristirahat."

"Ini sudah saya tuliskan resep obat serta vitamin untuk mempercepat kesembuhan Calon Istri Tuan Aldevaro." Sambung dokter tadi seraya memberikan resep obat.

MY HUSBAND IS BADBOYWhere stories live. Discover now