Chapter 45

9.1K 236 46
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Tiga bulan telah berlalu, hubungan rumah tangga Rico dan Kania benar-benar berubah drastis. Kania sudah tidak tau apa yang harus ia lakukan. Setiap hari ia enggan untuk berbicara kepada Rico.

Sementara Rico masih terus berusaha agar Kania tidak marah lagi padanya. Beragam cara sudah dilakukan akan tetapi sia-sia. Akhir-akhir ini Kania juga sering tidur di kamar Clara. Hingga akhirnya Rico tidur sendirian didalam kamarnya.

Terkadang saat Kania tidur di kamarnya bersama Rico, sesekali Rico meminta untuk melakukan hubungan intim karena Rico sudah lama tidak melakukan hal itu. Sebagai Istri, Kania menuruti kemauan Rico. Akan tetapi hubungan intim mereka kali ini tidak seperti dulu, tidak semesra dulu, dan tidak sepanas dulu.

Kania memakai bantalan hamil yang pernah diberi oleh Rico. Empat bulan usia kandungan Helena, Kania memakai bantalan hamil ukuran empat bulan. Ia berdiri di depan cermin dan melihat bayangannya di cermin.

"Kenapa bukan gue aja yang hamil? Kenapa harus Helena?" Gumamnya.

Clara yang duduk atas ranjang dibelakang Kania hanya bisa menatap nanar Kania. Clara memperhatikan perubahan fisik Kania yang sekarang lebih kurus. Mungkin karena terlalu banyak bersedih dan juga berfikir yang tidak-tidak.

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar Clara. Clara berdiri dan berjalan menuju kearah pintu dan membukanya. Ternyata itu adalah Rico.

"Mama Papa ada diluar. Dia nyari Kania." Panik Rico seraya menatap kearah Kania.

Kania berjalan mendekati Rico dan diam menatapnya. Rico mengulurkan tangannya mengajak Kania turun bersama agar mereka terlihat akur di depan orang tua mereka.

Dengan berat hati, Kania menerima uluran tangan Rico dan berjalan dengan mesra menuju ruang tamu.

Rico menggenggam tangan Kania dengan erat sembari melemparkan senyuman manis ketika Kania menatap wajahnya. Kania hanya memberikan wajah datarnya seolah tidak tertarik dan tergoda dengan semua itu.

Clara berniat untuk ikut turun, akan tetapi ia berfikir apakah ini aman untuknya? Clara diam sejenak guna berfikir, kemudian ia memutuskan untuk turun.

Di bawah, Kania langsung mencium tangan kedua mertuanya seraya tersenyum bahagia. Mario Hendrawan dan Nissa Hendrawan tersenyum bahagia melihat Kania dengan perut yang membesar.

"Ma, Pa, kok kesini malam-malam?" Tanya Kania basa-basi.

"Iya tadi kami sempat jalan-jalan cari udara segar. Kemudian bertemu Rico dengan membawa kantung plastik berisi susu untuk Ibu hamil. Jadi, kami memutuskan berjunjung." Ujar Nissa Hendrawan panjang lebar.

'Itu pasti susu untuk Helena.' Batin Kania.

"Om, Tante, kenapa jarang berkunjung kemari? Kania sama Rico katanya kesepian." Celetuk Clara sembari berjalan mendekati Orang Tua Rico.

Clara mencium tangan Mario dan Nissa Hendrawan kemudian duduk bersama di sofa. "Loh, kamu kok disini Clara?" Tanya Mario Hendrawan dengan heran.

Clara terdiam sejenak sembari melirik kearah Rico. "Emmm ... Rico sama Kania katanya kesepian, jadi Clara menginap disini. Baru seminggu kok Om, Tan." Jawab Clara.

"Santai saja Nak, mau bertahun-tahun juga gapapa kok. Kamu kan udah seperti saudara Rico sendiri." Sahut Nissa Hendrawan.

"Om sama Tante nginep disini doang sesekali." Mata Rico melotot ketika mendengar ucapan dari Clara. Ia langsung menoleh kearah Clara dan memelototi-nya.

MY HUSBAND IS BADBOYWhere stories live. Discover now