13.

1.7K 217 134
                                    

"Nelson?"

.
.
.
.
.
.

Nelson sontak menoleh ke seseorang yang memanggil namanya. Dia mendapati MoenD yang sedang berdiri tepat di depan pintu UKS dengan nafas yang terengah-engah.

"MoenD?"

MoenD melangkahkan kakinya menuju Nelson dan langsung menanyakan keadaan Nelson, tanpa menghiraukan adanya NightD juga di sana.

"Gimana keadaan kamu, Nel? Kamu gapapa?"

"Aku gapapa. Ini aja yang parah" ucap Nelson sambil menunjuk bagian pipinya yang diperban.

MoenD menghela nafasnya lega.

"Syukurlah. Aku khawatir, Nel"

"Ehmm-" Nelson tampak melirik ke arah NightD yang sedang memalingkan muka. "Makasih, MoenD"

.
.
.

NightD POV

Aku ingin sekali memeluk Nelson saat ini. Melihat keadaannya sekarang, membuatku ingin terus menemaninya sampai dia sehat kembali. Namun, itu semua hanyalah angan-angan saja.

Sungguh, aku tidak suka suasana canggung ini. Aku sudah mengajak Nelson berbicara, tetapi dia tidak mau menjawab. Bahkan dia memalingkan mukanya, seperti enggan untuk menatapku.

Di saat aku ingin mengajak Nelson berbicara lagi, aku mendengar suara pintu UKS yang dibuka dengan tiba-tiba oleh seseorang.

Aku terkejut ketika mengetahui bahwa seseorang itu ternyata MoenD. Aku mencoba untuk menahan diriku terlebih dahulu.

'Tahan dulu, NightD' batinku.

Aku melihat MoenD yang berjalan mendekat ke arah Nelson.

'Pergi ga? Jangan mendekat plis'

Kini MoenD sudah berdiri tepat di hadapan Nelson, dia menanyakan keadaan Nelson.

'Pergi kamu. Dasar caper'

"Syukurlah. Aku khawatir, Nel"

Aku merasa hatiku sakit ketika mendengar MoenD mengucapkan kata itu pada Nelson. Ingin sekali rasanya aku pergi dari sini. Tapi entah kenapa kakiku serasa tidak bisa bergerak.

'Ayo pergi, NightD. Kamu ga ada gunanya disini'

Aku menundukkan kepalaku, guna menyembunyikan air mataku yang siap menetes kapan saja. Namun sepertinya aku salah, dengan menunduk seperti ini air mataku akan lebih mudah menetes.

Tes

Tes

Sungguh, aku tidak ingin terlihat lemah di depan mereka. Tapi, aku bisa apa? Kenyataannya memang aku lemah.

Sialnya aku tidak bisa menahan tangisanku hingga aku terisak di depan Nelson dan MoenD.

Ingin sekali aku segera lari menjauh dari tempat ini. Tapi kenapa rasanya kakiku sulit untuk digerakkan?

"NightD?"

Itu suara MoenD. Tidak, aku tidak mau MoenD. Aku mau Nelson yang memanggilku.

"NightD, bisa kamu keluar dari sini? Ada yang perlu aku bicarain sama MoenD"

Nafasku tercekat ketika mendengar Nelson mengatakan itu kepadaku.

Nelson mengusirku?

Aku berusaha menatap Nelson. Aku tidak peduli dengan keadaanku sekarang. Pasti wajahku sudah penuh dengan air mata.

Break [BeaconCream x NightD] DISCONTINUED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang