22.

1.2K 155 147
                                    

Sudah satu minggu lamanya NightD berada di rumah sakit. Selama satu minggu itu juga, dia sama sekali belum terbangun dari pingsannya.

Siapa yang tega melihat sosok yang biasanya selalu ceria, sekarang hanya bisa terbaring lemah.

Matanya yang indah, sekarang hanya bisa terpejam.

Bibirnya yang biasanya tersenyum dengan manis, kini terlihat pucat.

Dapatkah NightD bertahan?

Akankah NightD masih hidup?

.

.

.

.

.

.

Di sinilah Nelson sekarang, dia berada di ruangan Ayahnya. Tapi dia hanya acuh dan tidak peduli ketika Ayahnya sedang mengomelinya.

"Ayah rasa akhir-akhir ini nilaimu terus menurun. Mau jadi apa kamu kalau begini terus?"

"..."

"Nelson, jawab Ayah!"

"Apa sih, Ayah? Kenapa Ayah ga pernah bisa ngertiin aku?"

"Nelson!"

"Kenapa Ayah selalu nuntut nilai bagus dari aku?"

"Ayah malu, Nelson"

"Malu?"

"Apa kata para guru nanti kalau tau kamu seperti ini?"

Nelson hanya tersenyum miring. Inilah yang Nelson tidak sukai dari Ayahnya. Lagi-lagi Ayahnya hanya mementingkan nilai daripada dirinya. Dari dulu selalu saja begitu.

"Aku udah berusaha, Ayah" jawab Nelson dengan nada yang datar.

"Berusaha? Tapi nyatanya apa? Di ujian ini nilaimu turun drastis, mau jadi apa kamu kalau begini terus?"

Nelson muak. Ingin rasanya dia menendang pintu lalu keluar dari ruangan Ayahnya sekarang juga.

Saat Ayah Nelson hendak berbicara lagi, tiba-tiba handphone milik Ayahnya berbunyi.

Ini kesempatan yang bagus untuk Nelson keluar dari sini bukan?

Nelson pun bangkit dari duduknya, dia bergegas untuk meninggalkan ruangan Ayahnya sebelum Ayahnya kembali mengomelinya.

Namun, saat Nelson hendak memegang gagang pintu. Pergerakannya mendadak terhenti ketika mendengar perkataan dari Ayahnya.

"Kecelakaan? Bagaimana bisa?"

Kecelakaan? Siapa yang kecelakaan? Nelson bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Nelson mengurungkan niatnya untuk keluar dari sini. Dia perlahan mendekat ke arah Ayahnya ketika mendengar suara Ayahnya yang seperti panik dan cemas.

"Iya. Baik, saya segera ke sana. Terima kasih"

Begitulah percakapan terakhir dari sambungan telepon itu.

"Siapa yang kecelakaan, Ayah?" tanya Nelson.

"Kita harus ke rumah sakit sekarang, Nel. Seminggu yang lalu NightD dan keluarganya kecelakaan" sahut Ayah Nelson dengan cepat.

Nafas Nelson tercekat. Dadanya begitu sesak, seperti dihantam batu raksasa.

"N-NightD kecelakaan?" suara Nelson begitu lirih.

Sembari mencari kunci mobil, Ayah Nelson berkata, "Ayo kita segera ke sana, lokasi rumah sakit-nya lumayan jauh dari sini"

Tanpa panjang lebar, Nelson segera berlari secepat mungkin menuju parkiran, tempat di mana mobil Ayah Nelson berada.

Break [BeaconCream x NightD] DISCONTINUED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang