Baikan?

14.6K 1.7K 217
                                    

"Kak Andi" Rara menatap dengan wajah bingung dan terkejut. Sedangkan Andi membalas tatapan itu dengan wajah sendu. Mereka berdua larut dengan pikiran yang berbeda

Anjirrr... Kenapa malah kak Andi yang didepan gue, mau kabur tapi kesannya kek gak tau terimakasih. Duh gimana nih? . Gumam Rara dalam hati

Mata Lo sampe sembab gitu Ra. Kenapa hati gue sakit banget liatnya?.  Lirih Andi dalam hati

"Mmmmm... Makasih ya" Rara memecah keheningan

Andi masih saja diam. Menatap Rara dengan lekat

Entah bagaimana, Andi tiba-tiba membawa Rara kepelukannya lagi

"Maaf" Ia memeluk Rara dengan erat. Membelai rambutnya

"Maaf" Lagi-lagi ia mengucapkan pernyataan yang sama

Awalnya tubuh Rara sedikit menegang. Tetapi makin lama ia membiasakan tubuhnya yang kini berada dipelukan Andi

Sepertinya mungkin sudah saatnya ia melupakan kesalahan Andi

"Gue gak tau, rasanya gue gak berhak bilang gini. Maafin gue Ra. Maafin gue. Gue gak sengaja bentak Lo. Gak sengaja bikin Lo takut. Gak sengaja kasar sama Lo. Maaf Ra. Maaf. Maaf banget" Tubuh Andi sedikit bergetar

Duhhh... Apaan nih, jangan-jangan nih cowok nangis lagi.

Rara masih saja diam. Pikirannya berkecamuk. Ia bingung harus mengatakan apa. Ia masih terkejut

Dan ditengah itu semua. Tiba-tiba perut Rara berbunyi

"Kruyukk"

Andi melepaskan pelukannya. Dan wajah Rara sudah memerah karena malu

"Lo tunggu sini. Gue kekantin dulu ambil makanan. Gak mungkin Lo keluar dengan mata bengkak kayak gini. Tunggu bentar ya"

"Eh... " Belum juga Rara selesai menjawab, Andi malah sudah pergi

Selepas kepergian Andi, Rara memukul mukul dengan tangannya ke udara

"Malu anjing. Tolol banget sih" Kini ia menjambak rambutnya frustasi

"Bisa-bisanya yang nolongin gue malah si Andi. Duh kalau kek gini, gue jadi bingung mau maafin kesalahan dia atau enggak"

Kini ia keluar dari gudang itu. Berdiri menatap langit. Memejamkan matanya. Menikmati semilir angin yang melingkupi tubuhnya

"Udara diluar enak banget ya"

Ia memegang dadanya, matanya masih terpejam

"Dada gue sesek sekaligus lega. Di kehidupan pertama gue, gak pernah ngerasain perasan kayak gini. Ternyata cinta serumit itu ya"

Kini ia berbaring di rumput. Merentangkan kedua tangannya. Ia membuka matanya. Menatap langit yang saat ini begitu cerah. Untung taman yang ada digudang belakang terbilang sepi, jadinya tidak akan ada yang mengganggu aktifitasnya yang sekarang

Sinar matahari saat ini sangat terang. Ia mengangkat sebelas tangannya ke udara, berusaha menghalau sinar matahari yang mulai mengusik matanya

 Ia mengangkat sebelas tangannya ke udara, berusaha menghalau sinar matahari yang mulai mengusik matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE STORY OF RARA (End Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang