Chapter 22 : (Y/n) past 4

710 98 4
                                    

"Apakah kau bisa memberi Kageyama untukku dan melupakannya?" Ujar Aiko serius.

"Hah..?" Ujar (Y/n) dengan suaranya yang mengecil.

Aiko pun menghela nafas.

"Ah sudahlah Y/n, tidak perlu begitu, kau pasti tidak akan-"

"Fine." Potong (Y/n).

"Hah?" Ujar Aiko kaget.

(Y/n) pun menarik nafas berat.

"Fine, dia untukmu." Jelas (Y/n).

"Wait, apa?!" Ujar Aiko yang masih kaget.

"Ya ampun, telingamu belum dibersihkan apa?" Ujar (Y/n).

"Etto.. Kau serius?" Ujar Aiko ragu.

"Ya.. Aku serius." Jawab (Y/n).

"Lagian, aku hanya suka padanya, alias hanya mengaguminya, tidak sepertimu." Jelas (Y/n).

"Dan juga, si Tobio itu bukan barang, tidak bisa diambil dan dibuang seenaknya, jadi jaga dia." Lanjut (Y/n).

"Lalu, mama juga bilang tidak boleh menjalin hubungan sebelum lulus SMA, jadi kita juga tidak bisa macam-macam."

"Iya sih." Ujar Aiko mengiyakan.

Setelah perbincangan itu, suasana disana pun menjadi hening beberapa saat.

Sampai akhirnya Aiko pun membuka pembicaraan.

"Hei Y/n." Panggil Aiko.

"Hm?" Sahut (Y/n).

"Kita kan kembar, kita terlahir bersama-sama." Ujar Aiko.

"Lalu?" Ujar (Y/n).

"Apakah kita.. Akan terus bersama?" Tanya Aiko.

(Y/n) pun melirik Aiko.

"Kau ini bicara apa?" Ujar (Y/n).

"H-hah?"

"Hidup dan mati itu tidak ada yang tau." Jelas (Y/n).

"Tapi aku juga percaya, kalau kita pasti akan bersama." Lanjut (Y/n).

"Jika aku mati, apakah kau akan menangisiku?" Tanya Aiko.

(Y/n) pun terdiam sejenak.

"Mengapa kau membahas hal ini?" Tanya (Y/n) dengan sedikit kesal.

"Ya... Tidak ada apa-apa, hanya perasaanku saja." Ujar Aiko.

"Tidak usah bahas begituan lagi, aku tidak suka." Ujar (Y/n) kesal.

"Iyaa." Ujar Aiko mengiyakan.

"Aku benci membahas hal berbau kematian seperti ini, kau membuatku takut.." Ujar (Y/n) dengan suara pelan.

"Takut? Takut apa?" Tanya Aiko.

"Entahlah, aku juga tidak tau."

"Tapi aku merinding setiap kali membahas beginian!" Ujar (Y/n) kesal.

"Jadi stop ngebahas beginian.." Lanjut (Y/n).

-------

"Lagian, kita sudah cukup melenceng dari topik!" Ujar Aiko mengalihkan perhatian.

"Eh?" Ujar (Y/n).

"Kau masih mau membahas itu?" Ujar (Y/n).

"Kan sudah kubilang tadi-"

"Iya kakak." Potong Aiko.

"Tumben?" Ujar (Y/n) yang sedikit kaget.

"Ehehe."

"Terima kasih." Ujar Aiko.

"Eh? Untuk apa?" Tanya (Y/n) bingung.

"Untuk semuanya, kau memberikanku semua yang aku inginkan layaknya putri." Jelas Aiko.

"Dari mainannu, pakaianmu, sampai orang yang kau sukai." Lanjutnya.

"Tapi aku tidak pernah membalasnya." Ujar Aiko.

(Y/n) pun menghela nafas.

"Aku ini kakakmu, sudah selayaknya aku mengalah pada adikku sendiri, kan? Ya walaupun kita hanya berbeda 2 menit sih."

"Aku akan membalas kebaikanku suatu hari nanti!" Ujar Aiko bersemangat.

"Iya, akan kutunggu." Ujar (Y/n).

"Kalau begitu aku ke kamar dulu ya, selamat malam." Ujar (Y/n) sambil berjalan keluar kamar.

"Selamat malam!" Balas Aiko.

Dikamar (Y/n)..

"Merelakan.. Ya?" Batin (Y/n).

"Aku juga tidak mengerti tentang perasaanku saat ini."

"Tetapi.."

"Kalau itu bisa membuatnya bahagia, kenapa tidak?"

To be continued...

Gimana chapter kali ini?? Emang agak lebay yak hehe :v

Makasih yang udah baca, maaf kalo ada kesalahan dalam penulisan atau typo, ceritanya gajelas + ada karakter yang ooc :v

Sekian dulu, makasih sekali lagi buat yang udah baca, see you in the next chapter, bye-bye!

Haikyuu × Readers [HIATUS]Where stories live. Discover now