PART 6

2K 176 5
                                    

Rose sudah sampai pada kediaman megah milik Jimin dengan kawalan dari Baek Hyun. Terperangah dan terpesona dengan interior mewah yang membuatnya matanya enggan berkedip.

"Woaah ini benar Rumah Park Jimin?" tanya Rose berbinar saat melihat kemegahan Mansion milik Jimin.

"Lebih tepatnya Mansion tuan Jimin, nona." sanggah Baek Hyun.

"Oh begitu. Lalu dimana Pak Tua itu?" cibir Rose.

"Jangan begitu nona. Anda dan Tuan Jimin hanya berbeda beberapa tahun." baek Hyun.

"Loh terserah padaku dong. Ini mulutku, jadi mau aku memanggilnya kakekpun bisa-bisa saja." ujar Rose yang masih meneliti kediaman Jimin.

"Siapa yang akan kau panggil kakek?" seruan itu membuat Rose berhenti dari acara melihat-lihatnya. Ia dan Baek Hyun serempak menoleh kebelakang dan menemukan Keberadaan Jimin yang berdiri tegak disana.

"Oh-my-god." ujar Rose menekan.

Sejenak ia menyesal karena berencana memanggil Jimin dengan panggilan Kakek. Sebab yang ada didepannya kini adalah seorang pria dewasa yang terlihat begitu panas hanya dengan memakai celana boxer selutut tanpa atasan apapun, ditambah rambut yang basah yang dapat Rose pastikan bahwa pria itu baru saja melakukan kegiatan renang.

"Terpesona hmm?" goda Jimin saat melihat Rose yang masih melongo ditempat.

"Hei nona, tutup mulutmu. Air liurmu hampir menetes." ejek Baek Hyun.

Rose yang sadarpun secepat mungkin menutup mulutnya lalu berdehem cukup nyaring karena malu.

"Tuan kau baru selesai berenang?" tanya Baek Hyun.

"Sebenarnya belum. Tapi aku mendengar suara mobilmu, jadi aku memutuskan untuk melihat apa kau membawakan pesananku atau tidak." ujar Jimin menatap Rose lekat.

Rose yang ditatap seperti itupun jadi semakin gugup. Hell, kenapa Rose merasa udara disekitar sini semakin menipis dan suhunya jadi naik?!

"Saya sudah membawa Nona Rose sesuai perintah anda Tuan. Kalau begitu, saya permisi ada yang harus saya urus." Baek Hyun membungkuk lalu pergi meninggalkan Rose dan Jimin.

Rose pun hanya bisa menghela nafas pasrah karena ditinggal berdua dengan pria berbahaya seperti Jimin. Maksudnya, berbahaya bagi kesehatan jantungnya.

"Hei girl." bisik Jimin yang entah sejak kapan sudah berada disamping Rose.

"A-astaga! Kau mengagetkanku bodoh! Dan-dan sejak kapan kau disini? Kau ini hantu ya?" cerocos Rose sedikit menjauhkan diri dari Jimin.

Jimin tergelak begitu keras melihat ekspresi kaget Rose yang menurutnya lucu dan menggemaskan. Sementara Rose, ia terkesima melihat Jimin yang tertawa lepas seperti itu. Jika biasanya ia hanya melihat raut wajah menggoda dan serius, kini ia melihat hal yang berbeda. Heeii Jimin bahkan terlihat seperti pemuda berusia belasan tahun jika bersikap ceria seperti ini.

"Hei sayang, pipimu memerah." tegur Jimin yang menyudahi tawanya.

"S-sayang katanya?" batin Rose mengutuk dirinya sendiri yang bisa-bisa merona hanya karena melihat pria itu tertawa.

Ia pun langsung menutupi kedua pipinya lalu menunduk menghindari tatapan Jimin.

"Oh ya ampun menggemaskan sekali sih." ujar Jimin yang langsung menarik pinggang Rose. Memeluk gadis itu erat tanpa memperdulikan tubuhnya yang tak terbalut pakaian. Hanya boxer.

Mata Rose membulat saat merasakan kulit Jimin yang menempel dipipinya.

"Astaga ... Dadanya bahkan sangat keras. Kurasa kalau mobil menabrak dadanya, mobil yang akan hancur bukan tubuhnya." batin Rose.

DANGEROUS MAN || jirose [END]Where stories live. Discover now