48. Kekhawatiran

550 82 12
                                    

"Hai!"

Sakura memutar matanya malas saat Sasuke menyambut nya begitu ia membuka mata. Well, sebenarnya tak ada rasa kantuk. Namun, tidur adalah kemewahan tersendiri untuk vampir. Yah, setidaknya tidak harus menyediakan peti mati dulu, bukan?

"Kau puas?" tanya Sakura seraya menyingkirkan tangan nakal pemuda itu. "Aku akan puas jika kau puas!" kekeh Sasuke seraya menggoda Sakura. Sakura berdecih dan memilih cepat-cepat bangkit dari sana. Dan hm, well... ini berantakkan sekali.

Kamar ini seperti kapal pecah! Bukan, lebih seperti terkena bencana besar!. Padahal, Sakura sekuat tenaga menahan dirinya dan segalanya. Walau kekacauan nya tidak terdengar sampai keluar, keadaan di dalam nya sungguh.... membuat orang-orang akan penasaran apakah disini terjadi pertarungan hebat atau apa?

Sakura dengan malas memakai mantel tidur nya dan duduk di sofa yang bentuk nya sudah... well, tak karuan. Ada bekas cakaran dalam dan besar disana. Ia semalam benar-benar....

"Ternyata sudah menahan diri pun, kamu begitu ganas!"

Mendengar kalimat tidak sopan yang terus keluar dari bibir terhormat seorang Uchiha, membuatnya kembali terkesima akan ketidaksopanan nya. Jika Indra tahu, apa yang akan dilakukannya?

Jangankan Indra, para Uchiha itu jelas akan mengejar dan memukulinya sampai mati jika tahu apa yang terjadi dan dikatakan Sasuke padanya saat ini. Namun...

Mengingat tentang Indra... suasana hati Sakura berubah drastis.

Bukan karena apa, tapi ia merasa tak enak karena terus menerus menyeret orang lain kedalam masalah nya. Sudah cukup ia saja yang selalu terlibat dalam setiap permasalahan. Dan sekarang, pemberontak mulai naik ke permukaan dan para pemburu yang mulai berani menampakkan dirinya.

Sakura begitu akrab dengan duo Ootsutsuki itu, Indra dan Asura. Tapi, mengingat pengkhianatan yang selalu di dapat nya, keberadaan nya yang menimbulkan perpecahan dan selalu menyeret orang lain kedalam masalah nya, Sakura jadi meragu dan ada rasa tak nyaman.

Karena gara-gara dia, posisi klan Ootsutsuki sebagai pemimpin, bisa saja terancam karena keberadaan nya. Keberadaan nya bisa menjadi penentu kedepan nya. Sakura tidak pernah mau tunduk dibawah perintah siapapun, dia memegang teguh rasa sombong, liar, tak terkendali dan tanpa hukum nya.

Karena begitu, hanya ada dua cara.

Mengubah permusuhan menjadi persahabatan dan rekan kerja sama.

Atau... memusnahkan nya.

Hanya ada dua pilihan.

Pilihan pertama sudah terasa memungkinkan. Ingatkan masalah si Brengsek Ryo yang sudah ia musnahkan, namun pasukan nya mulai beraksi?, demi kekuatan besar dan menggeser posisi Ootsutsuki sebagai pemimpin?.

Lalu, para pemburu vampir yang menginginkan kematian nya sebagai simbol pembalasan dendam atas kematian leluhur mereka dan memanfaatkan darah nya juga untuk memperkuat mereka.

Ootsutsuki yang akhirnya 'terpaksa' bekerja sama dengan makhluk kurang ajar tanpa hukum seperti diri nya. Namun Sakura tahu, ada konspirasi juga di dalam nya. Dan ia yakin, mereka juga sudah tak sabar untuk menunggu kemusnahan nya, sekaligus memanfaatkan darah nya sampai tetes terakhir.

Dan pilihan kedua lah, jalan terakhir....

Memusnahkan nya hingga menjadi debu adalah pilihan terbaik. Itu membuat siapun tidak bisa mendapat manfaat apapun darinya. Yah, itu adalah pilihan terbaik.

Sakura berpikir, dengan kejeniusan dan kerasionalitasan Indra dalam menghadapi semua masalah... ia begitu menanti pilihan nya. Mengingat perasaan pria itu padanya... membuat Sakura ingin tahu. Apakah ada yang benar-benar tulus padanya?

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang