3. Pembunuhan

1.4K 227 9
                                    

Semua orang di lorong saling berbisik. Ada yang nampak terkejut, tak percaya, bahkan ada yang memekik ketakutan.

"Kepala sekolah sudah mengkonfirmasi nya. Astaga, aku tak percaya!"

"Bahkan ini masuk pemberitaan nasional! Polisi sedang menyelidiki kasus ini. Benar-benar menakutkan!"

"Hiiy, sebenarnya apa penyebab nya? Apa mungkin dia menyinggung sesuatu atau tanpa sengaja berurusan dengan orang penting?"

"Cih, tentu saja. Dia kan anggota geng pembuat masalah itu. Tak salah jika ia berhasil menyinggung seseorang, membawa kematian pada dirinya sendiri!"

"Tapi tetap saja... walau begitu, ini terlampau sadis bukan?? Dia mati mengenaskan!!! Leher nya digorok, namun tak ada jejak darah sedikit pun! Darah nya seperti kering dari tubuh nya! Hiiy!"

"Sudahlah, mendengarnya membuatku mual!"

Karin dan sahabat nya yang mendengar itu, jelas terkejut. Dan mereka jadi ingat tentang panggilan semalam.

"Karin, bagaimana ini? Semalam dia kan menghubungi mu!" kata Sara. "Sial, kupikir dia sedang bercanda!" umpat Karin takut. "Kita kan tidak tahu. Coba kau lihat riwayat telepon nya. Jam berapa ia menghubungi mu?" kata Shion yang berusaha tetap tenang.

Karin mengambil ponsel nya dari saku blazer nya. Namun...

"Apa?!"

Saara dan Shion terkejut, lantas segera mendekat.

"Tidak ada. Riwayat telepon nya hilang! Kalian kan tahu aku malas menghapus riwayat telepon. Lalu, bagaimana bisa?" ucap Karin. Bagaimanapun, ia ketakutan. Mengetahui ternyata anak yang menghubungi nya itu tengah menjemput ajal nya.

Dan suara meminta tolong itu terus terngiang di kepala nya. Membuat dia takut.

"Kau yakin?" tanya Shion berusaha memastikan. Karin mengangguk cepat. Saara dan Shion saling berpandangan. Rasa takut terlihat di mata ketiga gadis itu.

"Hey, bisakah kalian minggir?"

Suara bariton terdengar. Dan mereka lihat adalah geng nya Naruto. Disana ada Hinata, Ino, Tenten, Temari beserta pasangan-pasangan mereka. Namun, sepertinya bertambah satu orang disana. Yaitu... Sasuke, yang nampak kalem dan dingin itu.

"Ah, selamat pagi Naruto-kun!" sapa Shion lembut. Namun, pemuda berkulit tan itu tak menghiraukan nya. Menganggapnya seperti debu. "Sasuke-kun, bagaimana jika nanti kita istirahat bersama?" tawar Karin centil.

Sasuke tak menjawab. Bahkan meliriknya pun enggan.

"Berhentilah, Karin. Sasuke baru saja datang dari London. Jangan mengusik nya!" cetus Naruto kesal. Sasuke hanya diam saja. "Kau mengenalnya?!" seru Karin tak percaya. "Tentu saja! Dia sahabatku yang terpisah!" jawab Naruto santai.

Karin membulatkan matanya tak percaya!!!

Seharusnya ia tahu dari dulu. Karena jika ia mengenalnya lebih awal, dia akan memiliki potensi besar untuk memiliki Sasuke!

"Ah, Sakura-chan, selamat pagi!" sapa Hinata ramah begitu seorang gadis bersurai soft pink muncul. "Hai, selamat pagi!" jawab Sakura tak kalah ramah nya.

"Pemberitaan pagi ini sungguh mengganggu. Padahal ini masih pagi!" celetuk Ino seraya menghela napas karena mendengar percakapan di lorong. "Memang. Sungguh menyebalkan!" cetus Shikamaru setuju.

Sakura awalnya ingin menyahut namun terhenti karena mendapat lirikan tajam dari ketiga gadis di depan nya. Siapa lagi jika bukan Karin, Saara dan Shion?. Ia jadi ingat malam pembully-an itu.

"Hm, kalau begitu... aku duluan!" ucap Sakura sopan. Bersiap akan pergi sebelum...

Takk

Srtttt

The PureWo Geschichten leben. Entdecke jetzt