surat, tiga.

9 2 0
                                    

Hi, bagaimana kabarmu ?
Kuharap kau baik-baik saja.
Di sini langitnya gelap, hujannya kerap, pelanginya tidak kunjung datang.
Sudah lama sekali aku tidak mendengar perihalmu. Yang kamu lakukan, urusanmu, ga ada apa pun yang aku tau.
Iya... kan bukan lagi suatu prioritas.

Ingat ga dulu ? Waktu kita sering meluangkan masa bersama, supaya ga ada yang rasa kesepian. Kamu sering dengar apa aja yang aku katakan, dengar lagu, tertawa, bersenda, dan banyak. Banyak sekali.
Tetapi aku sering liat, bahwa kamu sering sangat sulit meluahkan apa yang terbuku di dalam hati. Kadang aku ga tau, apa kamu itu perasaannya lagi bagus apa enggak, ya ? Sedang sedih atau apa ? Ga tau.
Maaf, jika bersama aku kamu sering sukar menyatakan perasaan.
Maaf, udah bazirin hampir dua bulan dari waktumu, yang seharusnya kamu bisa luangkan bersama yang lebih baik dari aku.
Maaf, kamu berasa terbatas untuk meluahkan. Samada itu rasa sedih, kecewa, gusar, atau kabut.

Yang aku mau cuma gembira dengan kamu. Tetapi ternyata kehadiranku cuma membawa kesedihan dan batas dalam dirimu. Dengan itu, aku lebih memilih untuk mengikhlaskanmu pergi.
Agar yang sakit, bukan kamu lagi. Agar bukan hatimu yang luka menelan perasaan dan rasa.
Maaf ya, udah bikin kamu menyerah.

Sekarang, terbanglah begitu bebas. Terbang tinggi-tinggi. Jangan biar cinta barumu dibelenggu overthinking, seperti aku. Selalu bilang kamu mencintainya, ya ? Aku yakin dia bisa memberikan kebahagian yang kamu butuhkan. Kebahagian yang ga mampu aku sediakan dalam ragamu.
Jangan biarkan cinta barumu tenggelam dalam kerumitan perasaan. Berikan dia kepastian, dan perasaan yang utuh.
Dan semoga kali ini, kamu ga akan menyerah mempertahankan dia... seperti yang aku pernah.

Tetapi jika suatu hari dia menyakitimu, jika suatu hari yang terungkap bukan lagi rasa sayang, jika suatu hari kamu akhirnya begitu lelah dengan dunia, maka pulang aja ke rumah. Aku pasti ada di dalamnya. Ya ?

Dan jika mungkin pada akhirnya kita bukan lagi kita, aku mau berterima kasih dalam surat ini.
Terima kasih, ya. Terima kasih dulu kamu pernah mau meluangkan waktu dan sedikit ruang di dalammu untuk aku.
Terima kasih pernah singgah, walau cuma sebentar.

Walau pada akhirnya aku tidak memilikimu, setidaknya aku pernah senang ketika ada kamu.
Sampai ketemu, Pete.
Semoga kita selalu baik-baik aja.

Yang mengikhlaskanmu,
Q.

- letters i've never sent you.Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ