Empat Puluh Satu ☆

5.5K 405 31
                                    

"Gue iri sama lo kak, sejak kecil lo dapat perhatian dari semua orang, sedangkan gue?"

"Lo tau sendiri gimana sikap semua orang ke gue dan sekarang baru aja gue dapat perhatian yang selama ini gue harapkan, lo kasih gue pilihan."

"Egois"

"Salah bila seorang anak mengharapkan kasih sayang keluarga kandungnya. SALAH"

"Dan ya pertayaan kenapa gue kembali. Lo tanya kenapa gue kambali?"

"Lo lupakan satu kenyataan bahwa gue juga anggota keluarga Rendra yang tak pernah dianggap kehadirannya."

"Gue dikucilkan sampai di buang ke RUMAH SAKIT JIWA"

"Sejak kecil gue selalu diam melihat perlakuan Mamah Papah beda ke gue."

"Lo pernah dengar gue nyalahin lo?"

"Nggak kan."

Rain terus mengutarakan perasaan yang selama ini ia pendam. Ia tak memberikan kesempatan Rachel untuk menyela ucapannya. Menurutnya cukup sudah ia mendengarkan Rachel sekarang giliran Rachel yang mendengarkannya.

"Benar kata lo seharusnya gue nggak kembali ke keluarga yang hanya memberikan luka pada saat itu,"

"Gue manusia biasa, gua juga butuh perhatian keluarga kandung gue sama kayak lo. Setelah sekian lama akhirnya gue mendapatkan itu."

"Dengan mudahnya lo memberi pilihan antara Julian dan Keluarga Papah?"

"HATI LO MATI?" Teriak Rain tepat didepan wajah Rachel membuatnya menutup mata sejenak.

Jujur Rachel terkejut dengan pernyataan yang diucapkan Rain. Hatinya sakit merasa bersalah sudah bersikap egois ke Rain. Namun, ia hanya diam menunggu ucapan Rain selanjutnya.

"Asal lo tau disaat KELUARGA KANDUNG GUE SENDIRI menjauhi gue. Hanya Julian yang menganggap kehadiran gue"

"Hanya Julian"

"Lo nggak pernah ngrasaain apa yang gue rasain kak dan mungkin lo nggak akan pernah ngrasaan sakitnya tak dianggap, karna takdir lo sama gue beda, jelas takdir lo lebih baik dari gue."

Rachel lari begitu saja setelah Rain menyelesaikan ucapannya. Melupakan pilihan Rain yang ia yakini Rain tak bisa memilih diantara keduanya. Ia mengaku salah dan hatinya meminta menerima Rain namun lagi-lagi ego menyuruhnya diam. Ia ingin memeluk Rain entah mengapa tapi ia tak mampu setelah sekian penderitaan yang ia berikan ke Rain ia tak pantas menyentuh tubuh yang selama ini ia bully.

"Apa yang lo pikirkan sekarang kak" guman Rain lalu mengejar Rachel.

Rachel berlari tanpa melihat sekitarnya sehingga tak menyadari mobil yang melaju kencang kearahnya.

BRAK!!!
BRAK!!!

Bukan Rachel yang tertabrak melainkan Rain. Iya, Rain mendorong tubuh Rachel sehingga tak ada waktu untuk Rain sendiri menyelamatkan dirinya. Rain terpental cukup jauh dari tempatnya semula. Darah segar keluar disekujur tubuhnya bahkan kakinya sudah tak lurus lagi.

Orang yang berada disekitar kejadian langsung merubungi Rain dan salah satu menghubungi ambulance.

"RAIN" teriak Julian yang baru aja keluar gerbang langsung disuguhi pemandangan Rain yang tak berdaya.

I'm not crazy (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang