17. Bertemu Kembali

17K 1.5K 18
                                    

Seminggu setelahnya, Xavier sudah boleh pulang. Ia sudah kembali ceria karena papa dan mamanya selalu menghiburnya. Papanya juga menyuruhnya untuk jangan takut. Papanya berjanji akan selalu menjaganya dan selalu ada untuknya.

Sekarang ia sedang tidur di apartment. Ya, dia memang minta pulang ke apartment. Dia sudah rindu dengan kamarnya yang ada di apartment.

"Tuan muda, anda harus makan malam terlebih dahulu" ucap Philip. Sekarang sudah malam, sekitar jam 7 malam.

Xavier tidak mendengarkan ucapan Philip. Ia menutup kepalanya dengan selimut.

Apa kalian penasaran kenapa Philip ada disini? Setelah kedatangan Aldrick, Damian menjadi dua kali lipat lebih khawatir dengan Xavier. Begitupun Edward. Edward yang menugaskan Philip menjadi penjaga pribadi Xavier bersama 2 orang bodyguard lainnya.

"Tuan muda" ucap Philip lagi.

Lagi-lagi Xavier mengabaikannya.

CEKLEK

Edwin masuk bersama ke kamar Xavier. Ia menatap datar Xavier yang terbungkus oleh selimut.

Ia mendekat ke arah Xavier kemudian membuka selimut itu agar Xavier tidak merasa sesak.

"Jangan ganggu!" ucap Xavier kesal. Xavier membuka matanya dan menatap sengit ke arah orang yang sudah mengganggunya.

Namun setelah melihat tatapan tajam orang itu, nyalinya langsung menciut. Ia segera memalingkan wajahnya dan mengerucutkan bibirnya.

"Bangun dan makan. Ini sudah malam Vier. Makanannya sudah ada di meja. Setelah makan lanjutkan tidurmu" ucap Edwin kemudian akan beranjak dari duduknya sebelum tangan Xavier menahannya.

"Ed mau kemana?" tanya Xavier penasaran. Edwin memakai kaos dan jaket berwarna hitam dilengkapi oleh jeans berwarna senada.

"Anak kecil tidak boleh tau" ucap Edwin

Xavier mendelik sebal.

"Berarti Ed juga anak kecil. Kan kita seumuran" ucap Xavier kesal

"Bawel, cepat makan malam" ucap Edwin kemudian berdiri.

"Vier ikut" ucap Xavier

Edwin menatap Xavier tajam.

"Tidak" ucapnya datar.

"Ikut"

"Tidak"

"Ikut"

"Sudah kubilang ti-"

"Ada apa ini?"

Xavier dan Edwin menoleh ke arah pintu. Disana ada Aldo dengan kaos dan jeans berwarna hitam. Mirip seperti pakaian Edwin.

"Anak papa mau ikut" ucap Edwin bermaksud mencibir.

"Edwin juga anak papa" ucap Xavier tidak mau kalah.

Aldo menghela napas lelah. Anak nakal ini selalu saja membantah mereka.

"Sudah. Jangan bertengkar. Vier, kau tidak boleh ikut. Mengerti? Atau haruskah aku memberitahu papa dan papi?" ucap Aldo

Xavier menggelengkan kepalanya. 'Keras kepala' batin Aldo dan Edwin.

"Kalo Vier gak boleh ikut, Vier gak mau makan. Awas aja kalo Al kasih tau papa atau papi, Vier mogok bicara" ancam Vier

Aldo menghela napas. Tak ada cara lain. Terpaksa mereka mengijinkan nya untuk ikut. Tapi tentu saja...

"Huft.. Baiklah. Tapi ada syaratnya. Jangan jauh jauh dari pengawasan kami Vier. Menurut dengan kami dan tidak boleh mengerjai bodyguard papa. Bagaimana? Kalau Vier melanggar, papa yang akan menghukum mu" ucap Aldo pasrah.

Xavier Rezvan Avilash (END) Where stories live. Discover now