🔘 Bentuk Kepedulian

339 74 6
                                    

Siapakah yang di atas itu? 🤣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapakah yang di atas itu? 🤣

⏭⏮

“Dia perlu beristirahat untuk beberapa saat. Tubuhnya lemas, apa dia belum makan?” tanya tabib istana setelah memeriksa keadaan Enara.

Ratu Nerissa yang semula menatap Enara cemas, mengalihkan pandangannya meminta jawaban pada Kinasih yang langsung ditangkap maknanya oleh gadis itu.

“Enara memang belum makan sejak pagi tadi,” jawab Kinasih lemas. Ia mengusap pelan punggung telapak tangan kanan Enara yang digenggamnya.

“Ya Tuhan …,” ujar Ratu Nerissa. Ia melirik dua dayang lainnya yang berada di ruangannya. “Ambilkan makanan untuk Enara dan Kinasih.”

Dua dayang itu mengangguk, keluar dari ruangan, dan melaksanakan perintah sang Ibunda Ratu.

Orang-orang yang berada di sana menatap Ratu Nerissa terheran-heran, apalagi Alaska. Pangeran itu berpikir, bahwa ada hubungan sesuatu antara Ratu Nerissa dengan dua gadis asing itu. Alaska tahu ibunya sebaik dan seperhatian itu pada siapa pun, termasuk pada dayang-dayangnya sendiri. Tapi … sungguh, untuk kali ini tingkah laku Ratu Nerissa patut dipertanyakan.

Tabib istana yang berusia sekitar enam puluhan itu hanya tersenyum melihatnya. “Kalau begitu, saya pamit undur diri, Ibunda Ratu.”

Ratu Nerissa mengangguk. “Terima kasih, Tabib. Aku akan memanggilmu jika sesuatu terjadi.”

“Baik, panggil saya jika Anda membutuhkan. Saya permisi.” Setelah mengatakan hal tersebut, sang tabib berlalu pergi.

Enara masih memejamkan matanya, wajah gadis itu pucat dan suhu tubuhnya sedikit meninggi. Ratu Nerissa mengusap pelan kening Enara, berharap agar gadis itu segera pulih dari kondisinya sekarang. Dalam relung hati Ratu Nerissa yang paling dalam, terdapat rasa menyesal karena tidak bisa menjaga Enara. Seperti terdapat sebuah luka, hati Ratu Nerissa begitu nyeri.

Ratu Zemira yang masih berada di sana mulai berpikir, memikirkan hal serupa seperti apa yang ada dalam pikiran Alaska. Dalam hati, Ratu Zemira bertanya, ada hubungan apa mereka bertiga?

***

Kinasih berjalan sembari menggerutu pelan. Enara itu memang minta dicubit lambungnya. Bisa-bisanya gadis itu meminta Kinasih untuk memetikkan buah mangga yang berada di sekitar kerajaan. Untungnya, setelah ia bertanya pada dayang lain apakah buah itu bisa dipetik atau tidak … dayang itu menjawab jika semua penghuni kerajaan—termasuk dayang dan prajurit—diizinkan untuk memetik buah yang tumbuh di sekitar kerajaan, asal tidak memetik di kebun kerajaan.

Sampai di depan pohon buah mangga, Kinasih berpikir bagaimana caranya agar ia bisa memetik buah itu tanpa harus repot-repot memanjat. Ia melirik ke sekitar, mencari-cari apakah ada galah atau sesuatu yang dapat ia gunakan untuk memetik mangga itu.

Another World [Ending]Where stories live. Discover now