Enara menghela napasnya kasar, dia bingung harus ke mana sedangkan dirinya tidak tahu di mana dirinya sekarang. Entah masih dikawasan Kerajaan Silimender atau sudah keluar dari perbatasan.
Gadis itu lantas memilih untuk duduk di salah satu anak tangga depan kedai di pasar. Enara tidak tahu pasti apakah ini benaran pasar atau bukan. Yang dia lihat hanya banyak orang dagang dan mondar-mandir.
"Hufh."
Enara mengipasi lehernya dengan tangannya, meskipun anginnya tidak sebesar seperti dirinya memakai kipas tangan.
"Panas banget."
Clik.
Enara terdiam sejenak saat seseorang melemparinya satu keping perak di hadapannya. Gadis itu melongo kaget dan mengambil satu keping perak tersebut dan mengangkatnya.
"Hei. Aku bukan pengemis," teriaknya yang membuat orang-orang menatapnya dengan heran berfikir jika Enara memang pengemis.
Gadis itu lantas mendengus sebal dan mengantongi keping perak itu. Dalam hatinya lumayan juga. Dia memang tidak memiliki uang sama sekali saat ini.
Ketika Enara ingin menyandarkan punggungnya kembali, matanya melihat seorang anak kecil yang dulu membawanya dan Kinasih ke dunia ini berlari melewatinya.
"I-itu kan ...."
Enara segera merapikan barang-barangnya dan berdiri. Dia mengangkat sedikit gaun yang dia pakai agar mempermudah dirinya berlari.
Gadis itu segera berlari dan mencari anak kecil tersebut. Di perempatan pasar, Enara terdiam memutar tubuhnya bingung dengan napas yang tersenggal-senggal.
Enara yakin itu anak kecil yang dulu membawanya dan Kinasih ke dunia ini. Tapi ke mana dia? Kenapa larinya begitu cepat.
"Sial." Enara menggerutu dan menginjak bumi dengan sebal. Padahal sedikit lagi dirinya akan bisa kembali ke dunianya.
Kuncinya hanya anak kecil itu. Dan Enara pastikan dia akan mencari anak kecil itu sampai dapat.
Ketika Enara ingin membalikkan badannya dan melanjutkan jalannya. Dia dibuat kaget ketika melihat empat orang pria menghadangnya dengan memasang wajah sok sombong, ada juga yang sok ganteng padahal Enara yakin umurnya sudah bangkotan.
"Si-siapa kalian?" tanya Enara sedikit takut, tapi dirinya berusaha untuk menutupi semuanya. Enara tidak boleh terlihat takut dan lemas disaat dirinya sendang sendirian begini.
"Coba kau tebak siapa kami?"
Enara memundurkan langkahnya yang membuat empat pria itu melangkah maju mendekatinya.
Ketika Enara ingin membalikkan badannya kembali dan berlari, tangannya langsung ditarik oleh salah seorang dari empat pria itu dan kepalanya langsung ditahan dengan tangan besar berwarna hitam milik lelaki berambut keriting ini.
"Lepaskan aku." Enara memberontak meminta dilepaskan.
"Kau fikir kami akan melepaskanmu begitu saja?" Lelaki dengan perawakan super besar dari ketiga temannya itu menatap sinis Enara dan memperhatikan wajah gadis itu. "Bukankah kau yang kemarin menjadi istri dari Pangeran Alaska?"
Enara terdiam, istri Pangeran Alaska? Sejak kapan dia menikah dengan Pangeran sok keren itu? Ahh apa mungkin mereka salah mengira? Kinasih yang mereka maksud bukanlah dirinya.
"Bukan aku. Lepaskan!" Enara kembali berontak dan kali ini dirinya menendang-nendang udara.
Seketika bahu belakang Enara langsung dipukul oleh orang yang menahan kepalanya yang mengakibatkan gadis itu kehilangan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World [Ending]
FantasyCERITA 2 | ANSHA PROJECT | '''•••''' Percayakah kamu akan sebuah kerajaan-kerajaan semacam di negeri dongeng itu memang ada? Atau pernahkah terbayang di dalam benakmu, jika kamu akan terlempar ke dalamnya? Enara dan Kinasih mengalami hal diluar nala...