\28\ Sejauh matahari

11.7K 798 20
                                    

Selamat membaca!💊

Arvin merenung dikamarnya, ia sedang dilanda kebingungan sekarang. Apa yang harus ia lakukan?

Disatu sisi ia tidak ingin menuruti ucapan kakeknya, namun disisi lain ia juga tidak sampai hati jikalau membiarkan Angga mengelola perusahan disana sendirian.

Saat tengah memikirkan hal itu, tiba-tiba sekelebat bayangan Elina yang pulang sendirian kala itu memenuhi otaknya. Astaga, Arvin melupakan hal itu bahkan ia belum meminta maaf pada Elina yang membuatnya buru-buru membuka ponsel yang beberapa hari ini ia non-aktifkan.

Mampus

Pasti ayahnya Elina amat sangat marah padanya karena sudah berani mengingkari janji.

Banyak pesan yang masuk dari Elina dan juga beberapa panggilan masuk tak terjawab. Karena tidak enak hati jikalau meminta maaf ditelepon Arvin memutuskan untuk pergi langsung kerumah Elina.

Baru saja beberapa langkah dirinya akan berlalu keluar kamar, namun kalah cepat dengan momy-nya yang tiba-tiba masuk kekamarnya.

"Ada apa mom? Tumben kesini" tanya Arvin bingung.

"Emang nggak boleh momy datang kekamar kamu?" Balas Trisil bertanya.

"Bukan gitu mom, yaampun. Kapan mom pulang dari Singapura?" Tanya Arvin sembari mengikuti langkah Trisil menuju sofa.

"Malam tadi, ponsel kamu kemana? Mom teleponin kok nggak aktif?" Tanya Trisil pada Arvin yang duduk disampingnya.

"Arvin nggak main ponsel mom"

"Lho kok... tumben" heran Trisil yang hanya dibalas helaan nafas oleh Arvin.

Kening Trisil mengeryit, ia bisa melihat raut wajah kusut dalam wajah Arvin. Putranya ini seperti orang yang tengah tertekan. Apa yang terjadi?

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Trisil melembut.

"Kakek... dia meminta Arvin untuk pergi ke London mom. Apa Arvin harus menyetujuinya?" Tanya Arvin bimbang.

Trisil mengelus kepala Arvin yang bersandar dipundaknya, "itu hak kamu Arvin. Terserah kamu ingin menyetujuinya atau menolak, semua keputusan ada ditangan kamu"

"Disatu sisi Arvin ingin menolak permintaan kakek, tapi Arvin juga nggak sampai hati sama kak Angga yang harus mengelola perusahaan disana seorang diri" jelas Arvin.

"Ikuti kata hati kamu, putuskan semuanya dengan bijak. Mom yakin, putra mom ini sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan yang terbaik baginya"

"Mom... ada satu hal lagi yang belum mom tahu. Arvin.... menyukai seseorang" terangArvin yang langsung terkejut ketika tiba-tiba Trisil bangkit berdiri dari duduknya.

"Beneran? Siapa? Cewek? Cowok?" Tanya Trisil heboh.

"Astaga mom, yakali cowok. Cewek lah" balas Arvin kesal yang membuat Trisil terkekeh dan kembali duduk lagi.

"Siapa? Kenapa nggak kenalin ke momy?"

"Waktu itu dia kemari, tapikan momy nggak ada" jelas Arvin yang raut mukanya kembali sendu ketika mengingat perjodohannya dengan Lovely.

"Kenapa?"

"Kakek menjodohkan Arvin dengan Lovely" jelasnya yang membuat Trisil terkejut.

Ia tidak menyangka, ternyata kejadian yang menimpa Angga dan juga Dares beberapa waktu silam kini terulang kembali pada Arvin.

Eh, bu Dokter (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang