5. Sengaja

1.9K 206 26
                                    

Sebenarnya pagi ini, Hinata ga berniat masuk kelas karena alasannya.

'Badan gua sakit semua anjir, punya suami kok ga pernah kalem kalau soal nyiksa gue' Ucap Hinata dalam hati.

Tapi dikelasnya udah pada rame ngomongin soal bu dosen dikampusnya yang 'katanya' naksir sama Naruto alias suami Hinata sendiri

"Gua denger-denger nih, katanya bu Konan naksir loh sama Pak Nartoh" Ucap Shikamaru memancing pendengaran seorang Hinata Hyuga.

"Ah, yang bener luh. Gua kira pak Naruto suka sama Hinata" Ucap Kiba sambil makan oreo yang paling mahal ituloh, yah kira-kira mah dua rebuan.

"Apaan sih lu pada. Pagi-pagi kaya gini bikin gosip, gaboleh. Ntar kesambet mampus" Hinata akhirnya angkat bicara saat namanya terpanggil oleh Kiba.

Dia memang selalu mendapat kabar itu, dimana dosen wanita yang seumuran dengan suaminya, dikabarkan naksir sama Naruto. Dan itu bikin Hinata mulai ga tenang.

"Lu ga cembokir nat?" tanya Gaara yang tau raut wajah Hinata.

"Gue? Cemburu, heleh! Ga ada tuh di kamus hidup seorang Hinata Hyuga. Berak kali ah cemburu" ucapnya penuh percaya diri, namun dimata orang lain. Wajahnya menunjukan kekhwatiran.

"Udahlah Nat, gua tau lu lagi ga tenang. Gimana kalau kita makan dikantin?" tawaran sakura, bahkan ga digubris Hinata. Karena saking khawatirnya.

Dia takut, takut kalau Naruto bakalan berpaling dari dia. Dan milih yang lebih cantik.

"Nat! OI!" lamunannya tersadar karena dikagetkan oleh Sarra.

"Anjing lu" umpatnya kesal, dan langsung mengambil buku pelajaran lalu pergi keluar.

Itu yang bikin bingung, dia bilang. Kalau dia itu ga mungkin cemburu, tapi dipikirin mulu.

"Anjir, gimana kalau sampe dia suka sama bu Konan. Secara tuh guru cantik, seksi yee kan. Lah gua apaan, cantik aja kagak gua, badan gua mah beh ga ada apa-apanya anjir" gumamnya yang berjalan melewati koridor.

Dia hanya berharap, bahwa Naruto masih memegang ucapannya mengenai pria itu yang akan hanya mencintai Hinata.

"Hinata Hyuga.." yang lagi dipikirin malah muncul didepan mata.

Mata mutiara Hinata menatap tajam mata Konan, yang adalah dosen jurusan psikologis.

"Siang bu, saya permisi" Hinata hanya mengatakan hal singkat saja, karena dia juga ga mau lama-lama bareng calon pelakor kek dia.

Namun tepukan pundak itulah, yang membuat Hinata tidak melanjutkan langkahnya.

"Kamu jangan pernah berfikir bisa dapetin pak Naruto. Karena itu ga akan pernah mungkin" mendengar ucapan itu, Hinata hanya menyeringai.

"Kita lihat saja bu, siapa yang lebih dulu milikin Pak Naruto dan siapa yang pantes buat dia. Permisi yah bu, saya orang sibuk!" dengan kasar, Hinata menyingkirkan tangan Konan dari pundaknya.

Namun, sesuatu terjadi saat Hinata ingin menjauh.

"AW!! Hinata, kenapa kamu begitu sama Ibu!" Hinata langsung melihat kearah Konan yang sudah dalam posisi terjatuh.

"Apa maksud ibu, saya enggak ngapa-ngapain tuh" Hinata masih santai menjawabnya, karena dia emang enggak ngelakuin apa-apa kan?

"Ada apa ini?" itu Itachi yang menghampiri keduanya, disusul oleh dosen lain. Termasuk Naruto disana.

"Di--dia, mendorong saya hingga jatuh" gadis yang ditunjuk itupun cuman tersenyum sinis.

"Alay banget lu, goblok! Gua nyentuh lu aja jijik, ngapain gua ngedorong lu. Ga usah ngdrama bu, ini bukan panggung pencari bakat drama" saat akan pergi, tubuh Hinata lebih dulu ditahan lagi oleh seseorang.

My Lecturer, is my Husband?! [ NaruHina ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang