Tiga

31.3K 2.4K 32
                                    

"Ya ampun Ayu!!" Mata Lani melotot kaget. Mulutnya terbuka lebar saking tidak percaya akan gaun yang Ayu kenakan.

Ia pikir Ayu adalah tipe perempuan-perempuan polos karena selama ini Ayu terlihat kalem dan jarang berbicara. Tapi ternyata perempuan ini diluar dugaan Lani.

"Ya ampun Lani. Biasa aja kali. Namanya juga ke klub masa pakai baju tertutup."

"Tapi kan..." Ayu menghentikan ucapan Lani sebelum Lani menyelesaikan kalimatnya.

"Udah, jangan banyak bicara. Ikut aku aja."

Dengan berat hati Lani mengikuti langkah Ayu yang terlihat sangat bersemangat untuk masuk ke dalam gedung laknat itu.

Suasana didalam klub malam ini begitu begitu tak nyaman bagi Lani. Lampu berkelip warna-warni, belum lagi suara alunan musik yang memekakkan telinga. Membuat kepala Lani terasa begitu pusing.

Wajah Lani menatap jijik kearah beberapa manusia yang tanpa tahu malu berciuman dan bercumbu di depan umum. Seumur hidupnya, ia baru pertama kali melihat hal ini dengan mata kepalanya sendiri.

"Lan, Ayo!" Ayu menarik tangan Lani secara kasar karena Lani berjalan begitu lambat. Sepertinya gadis ini terlalu syok melihat keadaan didalam klub malam ini.

"Hay mas Bimo!" Sapa Ayu kepada seorang pria yang sedang asyik mengobrol dengan beberapa teman wanitanya. Ditangan pria itu terdapat segelas minuman beralkohol.

Seingat Lani pria ini adalah asisten Haris. Entah bagaimana caranya Ayu dan Bimo bisa terlihat begitu dekat. Padahal saat di lokasi syuting keduanya terlihat biasa saja.

"Oh hay Ayu. Baru datang?" Balas Bimo. Entah perasaan Lani saja atau bagaimana, pria bernama Bimo ini seperti tak mau melepaskan tatapannya dari Lani.

"Iya nih mas. Sama si Lani juga." Balas Ayu dengan nada yang mendayu-dayu. Lani yang mendengar hal itu merasa tak percaya dengan perempuan disebelahnya ini.

"Oh iya. Para artis udah pada datang?" Tanya Ayu penasaran.

"Udah. Mereka ada di ruang VIP. Biasalah, buat jaga privasi." Balas Bimo yang sesekali menyesap minuman keras di gelasnya.

"Ada Liam juga ya mas?"

"Liam belum datang. Emang datang telat katanya." Wajah Ayu menunduk lesu mendengar hal itu. Padahal ia berdandan cukup seksi malam ini hanya agar dapat menarik perhatian aktor tampan itu.

Ayu mengalihkan perhatian pada Lani lalu berkata, "Lani, pasti kamu enggak minum alkohol kan. Bentar ya aku ambil jus buat kamu disana." Wanita menunjukkan meja yang terdapat beberapa minuman dan makanan diatasnya. Karena klub ini sengaja disewa oleh Haris malam ini, maka pria itu juga menyiapkan makanan untuk pesta malam ini.

Lani yang tak berani kemana-mana hanya menurut saja. Ia sedari tadi hanya berdiri dan tak mau duduk. Entahlah ia hanya merasa risih saja.

Kini Ayu kembali dengan dua gelas minuman berbeda warna ditangannya. Minuman berwarna orange ia berikan pada Lani.

Lani menerima minuman itu dengan ragu. Ia tak bisa mempercayai segala sesuatu yang ada di dalam klub ini bahkan termasuk temannya, Ayu.

Ayu yang menyadari kecurigaan Lani, ia menatap kesal pada Lani. "Itu cuman jus jeruk Lan. Coba kamu cium!"

Lani pun menurut, diciumnya aroma minuman itu sebentar. Ternyata memang benar, minuman yang Ayu berikan padanya memang hanya jus biasa. Lani tersenyum canggung pada Ayu. Ia merasa tak enak hati karena perasaan was-wasnya terhadap teman barunya itu. "Makasih ya Yu."

"Hmm." Gumam Ayu. Ia menatap intens pada Lani yang sedang meminum jus jeruk itu hingga tandas. Sepertinya Lani benar-benar kehausan.

Lani tersenyum setelah menghabiskan jus jeruk itu. "Sumpah aku haus banget, Yu."

Liam Si Bucin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang