Enam

27.4K 2.1K 7
                                    

Liam is back!!!!

.

"Hai Lani!" Sapa Dodit dengan senyuman hangat menyambut Lani yang baru datang. Namun dilain sisi dia juga melemparkan tatapan bingung ketika melihat Lani dan Liam datang bersama.

"Hai mas," sapa Lani balik.

"Saya lupa memberitahu kamu kalau hari ini kamu harus mulai bekerja membantu pemotretan hari ini," jelas Dodit.

"Memang pekerjaan saya apa saja mas?"

"Jadi begini, saya mau kamu menjadi asisten saya. Tapi pekerjaan kamu sebenarnya hanya menuruti setiap perintah Liam," kata Dodit membuat Lani mengernyit tak mengerti. Jadi sebenarnya dia bekerja menjadi babu Liam? Begitu kan maksudnya?

"Saya lihat pekerjaan kamu sangat bagus dan kamu juga tidak seperti staff lain yang kadang suka menyentuh Liam dengan sengaja. Jadi, saya rasa Liam bisa lebih aman jika kamu berada disampingnya," jelas Dodit sekali lagi.

"Jadi sebenarnya saya jadi asisten mas Dodit atau tuan Liam?"

Dodit terkekeh canggung mendengar pertanyaan yang Lani lontarkan, "kamu jadi asisten saya, dan anggap saja tugas kamu menuruti semua perintah dari Liam itu adalah tugas kamu sebagai asisten saya. Tugas saya hanya mengatur jadwal Liam. Kamu mengerti kan maksud saya?"

Lani tersenyum canggung, "iya mas. Saya mengerti."

"Bagus. Nah sekarang kamu cari saja tempat duduk! Nanti kalau Liam meminta bantuan kamu, langsung kerjakan saja."

Lani mengangguk mengerti, "baik mas."

"Saya harus mengurus sesuatu. Nanti saya berikan kontrak kerjanya. Selamat bekerja!" Ucap Dodit. Setelahnya pria itu pun pergi entah kemana, Lani tak tahu.

Kemudian Lani mencari tempat duduk yang tidak begitu jauh dari tempat pemotretan Liam, agar memudahkannya saat pria itu membutuhkan bantuannya nanti.

Kini Liam tengah di dandani oleh beberapa make up artis, tepat di sudut tempat pemotretan yang cukup besar. Lani mengedarkan pandangannya, orang-orang di sini nampak begitu sibuk mengurus berbagai hal di studio ini.

Suara pesan WhatsApp yang masuk di ponselnya mengalihkan perhatian Lani. Dengan segera dia mengambil ponsel di dalam tas kecil miliknya, tertera pesan dari nomor yang tidak di kenal, kemudian Lani membuka pesan itu.

+628********** :
Saya Liam. Tolong ambilkan kopi untuk saya! Tanyakan pada staff lain tempatnya!


Dari mana Liam tahu nomornya? Ah, mungkin saja dari Dodit. Lani melirik pada Liam yang ternyata juga melihat kearahnya. Perempuan itu menjadi salah tingkah dan segera bangkit dari kursi sembari mengetik sesuatu untuk membalas pesan Liam.

Melani :
Baik tuan.

"Maaf mbak. Kalau boleh tahu dimana saya bisa mengambil kopi untuk tuan Liam?" Tanya Lani pada seorang wanita yang merupakan seorang staff.

"Mbak bisa mengambilnya di ruangan 5B," jawab wanita itu.

"Baik mbak. Terima kasih." Lani pun segera bergegas keluar untuk mengambil kopi pesanan Liam. Setelah berhasil mendapatkan minuman hitam pekat itu, Lani segera kembali ke studio pemotretan.

"Ini tuan, kopinya." Lani menyerahkan gelas cup yang berisi kopi hangat.

"Terima kasih," ucap Liam sembari mengambil kopi yang di sodorkan oleh Lani.

"Baik tuan." Setelahnya Lani kembali ke tempat duduknya tadi. Melihat ponselnya kembali, Lani menyimpan nomor Liam di ponselnya. Dia jadi merasa bangga mempunyai nomor ponsel artis terkenal seperti Liam.

Liam Si Bucin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang