LWTD | Tiga belas

139K 15.5K 511
                                    




13. Masih soal nugget

"Tiba-tibaaa cintaaa datanggg kepadakuuu, disaat ku mulai mencariii cintaaa,~" Monela menyanyi dengan suara medok khasnya, di dalam dapur, dengan sebuah apron di tubuhnya, pun sutil yang ia jadikan mic.

"Adaaa sesuatu saat ku melihat diaaa, ada getaran yang membuatku rinduuuu~"

Bastian yang sedang turun dari lantai atas sampai harus menahan tawanya yang siap menyembur, akibat suara false Monela yang terdengar membuat perutnya bergejolak ingin tertawa. Sudah false, sumbang, pun melengking. Paket lengkap.

Monela yang menyadari ada Bastian mendekat pun langsung terdiam, menghentikan nyanyiannya dengan terbatuk pelan, berusaha menguasai diri.

Monela sok menyibukkan dirinya dengan nugget huruf yang sore ini ia masak. Yang tadi pagi beli itu loh.

Monela sesekali mengecek pantat nugget di atas wajan, takut gosong. Kan malu. Masa, goreng nugget aja gosong. Jan malu-maluin banget lah ya. Seenggaknya masak air ama nugget harus perfecto lah!

"Masak apa?" Suara bass Bastian membuat Monela mengulum bibirnya ke dalam.

Aishhh, ini semua gara-gara mbak-mbak kasir mall yang tadi berkata bahwa mereka sudah seperti pasangan suami istri yang serasi.

Apalagi nih ya, mbak-mbak kasir itu melihat cara Bastian yang sedang membujuk Monela yang ngambek bak anak hilang. Masa, kata mbak kasirnya gini, "aduh mbak, kalau saya jadi mbaknya, udah meleleh saya di gitu in. Pacarnya ini keren banget lo."

Gatau aja, hati Monela udah ambyarrrr sampek lumer di senyumin Pak Bastian sambil diusap puncak kepalanya gemas. Kek Dede-Dede emeshhhh!

Jijik gue Nel, liat lo!

"Monela," suara bass Bastian menyapa lagi, ketika Monela malah melamun, tak kunjung menjawab.

"E-eh, masak naget Monel, Pak," Monela menjawab sambil membalik nuggetnya yang sudah berwarna golden brown.

Aelah, bilang ae coklat!

Bastian mengangguk, ia kemudian mendudukan dirinya di kursi makan sambil menyemil buah apel berbentuk abstrak yang jelas Bastian tau merupakan potongan dari Monela.

Bastian terdiam, menatap punggung lincah Monela yang bergerak kesana kemari, sibuk menata piring untuk si nugget kesayangan Monela.

"Ta--daaa! Nugget spesial datang!" Monela menaruh piring yang berisi oleh nugget dengan susunan huruf, M-O-N-E-L-K-Y-U-T-T

Bastian terkekeh melihat susunan huruf itu. Memang sifat narsis si selebgram satu itu tidak berubah. Dari kecil sampai dewasa masih saja.

"Cobaan ta la Pak, jangan di liat terus ae!" Monela melepas apron memasak, dan menggantungnya di gantungan dapur.

Bastian memajukan tubuhnya, ia mengambil satu nugget yang terhidang diatas meja.

"Awshhh!" Ringis Bastian, ketika nugget itu masih panas.

"Kan, kan, bapak seh! Ati-ati ta la Pak!" Monel berdecak. Ia kemudian mengambil satu garpu dan duduk di sebelah Bastian.

Monela menusuk satu nugget dan kemudian meniupnya pelan. Setelah Monela rasa tak terlalu panas, ia menyodorkannya ke depan mulut Bastian.

Living with the Dosen [TERBIT]Where stories live. Discover now