CHAPTER 2

6.6K 901 266
                                    


🐍🦁

Seminggu sejak berita mengejutkan itu Harry masih bingung memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan kehidupan lain yang tumbuh di dalam tubuhnya. Dia ingin melepaskan anak ini tapi disisi lain dia juga merasa utuh saat menyentuh perutnya yang belum menampakkan perubahan itu. Mengingat dia tak pernah memiliki keluarga membuatnya bahagia membayangkan anak ini hadir dalam kehidupannya.

Dan lagi kalau mengingat ini adalah anak dari Draco Malfoy, mantan musuh besarnya, pemuda yang membuatnya mampu menyerahkan segalanya, itu cukup membuat Harry yakin kalau dia menginginkan anak ini. 'Haruskah aku memberitahukan hal ini pada Draco? bagaimana kalau dia menyangkal dan mentertawakan hal ini? Bagaimana kalau dia menuduhku berbohong?', perang Harry dalam hati. 'Kalau dia menolakku, apa aku sanggup menjaga anak ini sendirian?'.

Tiba-tiba matanya tertumbuk pada seseorang yang dilihatnya baru saja masuk ke dalam restoran yang disinggahinya sekarang, seseorang yang kembali menyita pikirannya sejak severus menyatakan kalau dia tengah hamil, Draco Malfoy.

Lidahnya membeku melihat sosok itu, dia tak mampu bersuara walau hanya sekedar menyapa. Dan tubuhnya semakin lemas saat kilau kelabu itu menangkap hijau emeralnya. Draco tampak sama terkejutnya dengan Harry, tapi dia masih bisa menguasai dirinya.

Perlahan dia mendekati Harry yang sedang duduk sendiri, "Potter," sapanya ragu.

Harry berdiri untuk membalas sapa Draco, dan saat itu juga sakit kepala dan perutnya kembali datang, bahkan kali ini lebih parah dibandingkan hari-hari biasanya. Tapi dia mencoba terlihat biasa di depan pemuda itu, "Malfoy," jawabnya.

Draco mengulurkan tangannya, "Bagaimana kabarmu? Lama… tak berjumpa."

Harry membalas uluran tangan Draco, "Baik, Malfoy," jawabnya. Getaran itu kembali menyelimuti tubuh dan jiwanya saat tangan mereka bersalaman, Draco meremas tangannya dengan begitu erat.

"Kau sendiri?" tanya pemuda berambut pirang tersebut.

Harry mengagguk pelan mengiyakan pertanyaan itu. Lalu pintu restoran terbuka dan masuklah seorang gaids yang begitu cantik, Harry mengenal gadis itu sebagai juniornya di Hogwarts, Astoria Greengrass. Gadis itu tersenyum dan menghampiri mereka, "Maaf menunggu lama, Draco," katanya lembut sambil menggamit lengan Draco.

Jantung Harry berdebar kencang, sekuat tenaga dia mencoba bersikap wajar.

"Tak apa, aku juga baru datang," jawab Draco, "Ah, kau masih ingat Harry Potter, kan?"

Gadis cantik itu mengangguk, "Tentu, siapa yang bisa melupakan dia?" jawabnya. "Apa kabar, Potter?"

Harry menerima uluran tanan gadis itu, "Baik, terima kasih," jawabnya.

Draco memperhatikan wajah Harry yang tampak gelisah, "Ini Astoria Greengrass, dia… tunanganku," kata Draco memperkenalkan gadis itu.

Jantung Harry seakan berhenti berdetak, wajahnya memucat dan sakit di tubuhnya semakin menjadi. Kepalanya terasa begitu pusing, perutnya terasa semakin mual dan pandangannya mengabur. Dengan cepat dia memegang ujung meja kayu di belakangnya supaya tidak terjatuh.

Draco dan Astoria segera meraih pemuda itu, "Kau baik-baik saja?" tanya Draco, walau sekilas Harry bisa mendengar nada cemas disana.

"Wajahmu pucat, Potter, kau sakit?" tanya Astoria.

Harry menggeleng dan melepaskan tangan mereka dari lengannya, dan dia semakin gemetar saat menyentuh tangan Draco, "Tidak, aku baik-baik saja, mungkin hanya terlalu lelah seharian ini," jawabnya sambil meraih tasnya dari kursi.

SOULMATESWhere stories live. Discover now